Budaya Pop

Nur Hidayat, Pengolah Lumpur Jadi Energi Pembangkit Listrik

Fariz Fardianto — Asumsi.co

featured image

Fenomena letupan lumpur yang muncul di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Grobogan rupanya telah mengilhami kalangan akademisi untuk meneliti kandungan di dalamnya. Tak terkecuali Nur Hidayat. Nur yang dikenal sebagai mahasiswa Teknik Elektro semester tujuh ini tergelitik untuk menyambangi lokasi yang dikenal sebagai Bleduk Kuwu tersebut.

Saat ditemui di Auditorium Universitas Semarang (USM), Nur baru saja menuntaskan penelitiannya. Selama sebulan terakhir, ia telah menyusuri hamparan lumpur Bleduk Kuwu seluas 45 hektar.

“Ternyata setelah diteliti mendalam, kandungannya 58 persen mineral. Sisanya berupa endapan garam. Makanya Kamis besok saya akan melakukan uji laboratorium di BPPT,” akunya kepada Asumsi.co, Senin 19 November.

Ia bilang endapan lumpur Bleduk Kuwu mempunyai manfaat istimewa. Ia telah menemukan kandungan logam yang cukup tinggi untuk dapat diubah menjadi energi pembangkit listrik. Nur melanjutkan, kadar besi pada lumpur Kuwu mencapai 1,873 persen. Kemudian terdapat pula kandungan tembaga, seng, magnesium ditambah aluminium. Pada liputan tersebut pun menunjukan endapan lumpur yang dapat diubah menjadi energi listrik. Mula-mula ia mengambil seliter lumpur yang telah dikeringkan.

Mampu Nyalakan Lampu Selama 5 Jam

Endapan lumpur kering itu kemudian dimasukan dalam peralon-peralon kecil yang telah diisi untaian kabel dan lempengan tembaga. Dengan sebuah pemantik kecil, bola lampu yang telah tersambung pada panel tersebut lalu menyala dengan tegangan 15 watt.

“Jadi ketika garam terkena air maka mengalami proses mengurai senyawa negatif dan positif. Garam inilah yang bisa menghantarkan ion listrik melalui seng dan besi-besi yang dipasang di peralon. Untuk seliter lumpur yang diambil dari Desa Kuwu sudah bisa menghasilkan tegangan 16,4 volt untuk menyalakan lampu selama lima jam,” urainya.

Nur berkata banyaknya sel panel yang digunakan juga mempengaruhi tingginya tegangan listrik yang dihasilkan dari lumpur. Bahkan, menurutnya dengan menggunakan sel panel 25 buah sudah bisa menghidupkan sebuah mesin kendaraan bermotor.

Ramah Lingkungan

Ia menjelaskan pemakaian lumpur Bleduk Kuwu sebagai energi listrik menjadi langkah aman tanpa merusak lingkungan. Musababnya, lumpur yang telah digunakan nantinya dikembalikan ke lokasi semula.

“Ini sangat ramah lingkungan. Karena setelah saya pelajari, lumpur Bleduk Kuwu hanya dibiarkan begitu saja oleh warga desa. Sehingga menjadi sampah. Saya rasa inilah peluang yang harus digunakan sebagai energi alternatif pengganti cadangan minyak bumi yang terus menurun tiap tahunnya,” sergahnya.

“Karena awalnya melihat warga desa Kuwu memanfaatkam lumpur jadi garam. Maka saya tergelitik kenapa tidak dicoba saja garamnya diolah jadi penghantar tegangan listrik. Dan ternyata hasilnya memuaskan. Garam yang dihasilkan dari lumpur Bleduk Kuwu bisa jadi energi alternatif karena cadangan minyak Indonesia terus mengalami penurunan. Karena minyak bumi tidak dapat diperbaharui, maka lumpur jadi solusi bagi di masa mendatang,”.

Ia menyatakan harus merogoh kocek pribadi untuk membiayai temuan ilmiahnya tersebut. “Sejak Oktober sampai November saya mengeluarkan biaya pribadi Rp 600 ribu,” katanya.

Ia berharap bisa menjalin kerjasama terpadu dengan Pemkab Grobogan agar dapat mengambil lumpur Bleduk Kuwu dalam jumlah besar.

Kerjasama itu harus dilakukan mengingat lokasi tersebut sejak lama menjadi kawasan yang dilindungi negara. Jika gagal terwujud, ia ingin mengambil lumpur dari Lapindo Sidoarjo yang punya kandungan serupa.

Dipublikasikan Dalam Jurnal Internasional

Nur pun meminta dukungan penuh dari kampusnya agar temuan ilmiahnya dipublikasikan dalam jurnal internasional. Minimal lumpur sebagai pembangkit listrik mampu dikenal luas oleh masyarakat Indonesia di tengah situasi negara yang sedang krisis energi.

“Ke depan, saya kepengin menciptakan daya listrik dalam skala besar menggunakan lumpur Bleduk Kuwu,” ujar pemuda 22 tahun tersebut.

Jalin Kerjasama dengan Pemkab

Sedangkan, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan USM, Muhammad Khairul Latif berjanji bakal memberikan penghargaan bagi Nur Hidayat yang mampu mengolah lumpur menjadi energi listrik. Penghargaan itu bentuk apresiasi kampusnya bagi mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik maupun non akademik.

“Seperti pemanfaatan lumpur Bleduk Kuwu untuk energi alternatif merupakan buah kreatifitas mahasiswa yang harus disupport penuh,” ungkapnya.

Latif menyampaikan apa yang telah ditemukan oleh Nur Hidayat harus membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Dalam waktu dekat ia akan merancang pameran dan menggandeng Pemkab Grobogan untuk menyikapi pemenuhan bahan baku lumpur.

“Kita akan berikan bantuan insentif bagi Saudara Nur Hidayat untuk membiayai penelitian lanjutannya,” tukasnya.

Share: Nur Hidayat, Pengolah Lumpur Jadi Energi Pembangkit Listrik