Budaya Pop

Merayakan Sumpah Pemuda, Chaseiro Mengadakan Konser Lekat dengan Nuansa Nostalgia dan Semangat Pemuda Indonesia

Adam Noor — Asumsi.co

featured image

Konser Chaseiro bertajuk “Konser Dunia di Batas Senja” dengan tema Sumpah Pemuda dilangsungkan di Nusa Indah Theatre, Balai Kartini, Minggu (28/10). Acaranya dimulai pukul 19.00 dan dibuka dengan nyanyian medley Bubuy Bulan, Cente Manis dan Apuse. Melengkapi suasana khas Indonesia itu, setiap personil Chaseiro juga mengenakan pakaian adatdari Bali, Timor, Toraja, Lombok, Kalimantan, dan Papua. Suasana kental dengan budaya Indonesia pun sudah terasa sejak awal konser.

Uniknya lagi, kelas-kelas tiket yang dijual menggunakan nama-nama organisasi kepemudaan, sesusai sejarah Indonesia. Nama-nama seperti Jong Ambon digunakan untuk kelas VVIP, Jong Borneo untuk kelas VIP, Jong Celebes untuk kelas Gold, Jong Java untuk kelas Silver, sementara Jong Soematranen Bond digunakan untuk kelas Bronze.

Konser yang dihadiri tokoh negara, seperti Sri Mulyani dan Bambang Soesatyo ini, tidak hanya dimeriahkan oleh Chaseiro, namun juga musisi lokal lain. Mereka di antaranya adalah: Vina Panduwinata, Elfa’s Singer, Otti Jamalus dan diiringi oleh kelompok musik muda, Rishanda and The Rising. Selain itu, ada juga penampilan dari projek grup musik beranggotakan musisi muda yang memang special dibentuk untuk konser ini. Grup musik ini merupakan bentukan Chandra Darusman bersama Nino RAN, berkolaborasi dengan Arsyan Diah selaku Managing Director KAHARSA.

Grup musik ini dinamai Chaseiro All Star. Disebut muda karena memang anggotanya masih berusia sekitar 23 tahun. Siapa saja mereka? Mereka adalah Adikara Fardy, Albert Fakdawer, Ardhito Pramono, Kafin Sulthan, Rafi Sudirman, Rega Dauna serta Vadie Akbar. Inilah harapan penerus Chaseiro di masa yang akan datang.

Setelah Chaseiro menampilkan lagu medley pembukanya, lalu dialog tentang kepemudaan ditampilkan di layar belakang, membahas mengenai tanggung jawab pemuda untuk menjaga semangat muda itu sendiri. Lebih tepatnya, agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang satu. Alhasil, narasi ini disambut tepuk tangan meriah dari para penonton.

Selang dialog pertama, tampil juga Chaseiro All Staryang diwakili Ardhito Pramono bersama Albert Fakdawer.Mereka membawakan lagu Cita-Cita Pemuda karangan Chandra Darusman.

Video narasi tentang kepemudaan ditampilkan sebanyak tiga kali dalam selang acara. Tokoh muda yang mengisi diantaranya adalah dialog Rian Ernest dari PSI, bersama Cania Citta Irlanie.

“Bangsa ini besar karena yang multi adalah bagian dari yang uni,” ucap Cania dalam dialognya dengan tenang dan nada tegas.

Tak lupa, ada juga monolog dari Triawan Munaf selaku Kepala BEKRAF. Triawan menyatakan bahwa orang-orang Indonesia itu memiliki sifat yang saling melengkapi. “Kita tidak mau betul-betul sama tanpa sifat-sifat yang saling melengkapi,” Tuturnya. Pernyataan Cania dan Triawan fokus kembali mengingatkan tentang makna persatuan. Bahwa setiap individu Indonesia ini beragam, namun tetap satu.

Dialog yang dibangun serta pemilihan lagu-lagu ini pada kesimpulannya berjalan selaras tentang kepemudaan dan sikap nasionalisme yang kuat. Akhir kata, konser ini ditutup dengan lagu andalan Chaseiro berjudul Pemuda. Semua penonton pun dengan riang berdiri dan saling berpelukan. Yang paling berkesan adalah penampilan Sri Mulyani ke atas panggung untuk turut memberikan buket bunga di sesi terakhir ini.

Share: Merayakan Sumpah Pemuda, Chaseiro Mengadakan Konser Lekat dengan Nuansa Nostalgia dan Semangat Pemuda Indonesia