Indonesia kembali berduka akibat gempa bumi dan tsunami yang menerjang Sulawesi Tengah, tepatnya di Palu dan Donggala. Banyaknya korban dan besarnya kerusakan yang terjadi telah melumpuhkan sebagian besar wilayah tersebut. Pentingnya penanganan dan rehabilitasi untuk dilakukan sesegera mungkin akhirnya membuat pemerintah terbuka terhadap bantuan dari negara lain. Per hari ini (10/1), pemerintah mulai membuka diri untuk menerima bantuan dari luar negeri.
Sebagai negara yang rawan bencana alam, sayangnya edukasi untuk menyelamatkan diri dari bencana alam masih jarang dilakukan. Padahal hal ini bisa dilakukan dengan cara sederhana namun sering dilupakan banyak orang. Memang tak bisa dipungkiri kalau rasa panik pasti memenuhi diri kita ketika gempa bumi datang melanda. Tapi, cobalah melakukan hal-hal berikut untuk menyelamatkan diri dan gempa bumi dan juga tsunami yang sering datang tak lama setelah gempa bumi terjadi.
Hal yang pertama harus dilakukan adalah tentu menuju tempat terbuka dan dataran yang tinggi. Gempa bumi memang membahayakan siapapun yang sedang berada di dalam bangunan. Secara intuisi, pasti manusia akan langsung bergerak ke tempat terbuka yang bebas dari kemungkinan terkena reruntuhan gedung. Namun, masih banyak orang-orang yang luput dalam melakukan hal ini. Terutama, untuk orang-orang yang ada di kota-kota besar dan hidup di gedung-gedung tinggi. Mereka lebih memilih untuk pasrah karena mereka merasa bahwa akan lebih berbahaya. Hal ini seharusnya tidak dilakukan. Seusai gempa pertama terjadi, biasanya akan ada gempa-gempa susulan yang membahayakan. Lebih baik langsung bergerak turun dari gedung berlantai tinggi ke lapangan terbuka selepas gempa pertama selesai. Selain itu, jangan lupa pergi ke dataran tinggi. Untuk orang-orang yang tinggal di daerah pesisir, kemungkinan tsunami dapat terjadi kapan saja pasca gempa. Lebih baik, langsung selamatkan diri dengan menjauh dari daerah pesisir dan pergi ke dataran tinggi. Berlindung di lantai 2 atau 3 rumah pun tetap dapat berbahaya, karena sapuan gelombang tsunami tetap dapat menghancurkan tembok rumah yang terbuat dari batu dan semen.
Selang beberapa menit gempa terjadi, BMKG, atau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika biasanya akan memberikan informasi-informasi penting seputar gempa. Tidak sampai lima menit, seharusnya BMKG sudah melaporkan detil gempa, seperti kedalaman hingga apakah statusnya berpotensi tsunami atau tidak, melalui media sosialnya. Dengan begitu, dapat diprediksi seperti apa kerusakan dan mungkin bahaya yang akan ditimbulkan dari gempa yang baru saja terjadi. Namun sayangnya, masyarakat seringkali luput untuk memeriksa hal ini. Kepanikan biasanya menjadi alasan utama seseorang melupakan hal-hal yang esensial seperti ini. Jadi, ketika kalian tiba-tiba merasakan gempa, jangan panik! Langsung cari tahu informasi seputar gempa melalui media sosial BMKG.
Ketika telah menyelamatkan diri dan mencari tahu informasi dari BMKG, jangan lupa untuk mengubungi sanak saudara, terutama yang tinggalnya berdekatan dengan kita dan kemungkinan terdampak gempa juga. Cari tahu kabar sekaligus beri tahu informasi yang akurat dari BMKG. Selain dapat menyelamatkan lebih banyak jiwa, hal ini juga dapat menghentikan penyebaran hoax yang seringkali dilakukan oleh pihak tak bertanggung jawab. Jika saluran komunikasi terputus, jangan panik. Tetap selamatkan diri dan berpikir jernih. Ketika kondisi sudah kembali normal, jangan lupa untuk tetap menghubungi keluarga terdekat.
Jika memang gempa ternyata besar dan berpotensi tsunami, namun tidak ada tanda-tanda tsunami akan terjadi, tetap persiapkan diri untuk menghadapi datangnya tsunami. Pergi ke dataran tinggi, jauhi tepian pantai, jangan berada dalam bangunan/gedung yang nampak berbahaya, namun juga jangan berada di bagian dataran terbuka tanpa pengamanan, karena besar kemungkinan anda dapat terseret ombak tsunami. Lebih baik, persiapkan peralatan seolah anda akan menghadapi terjangan banjir, seperti pelampung dan perangkat keamanan lainnya yang biasa digunakan ketika menghadapi banjir. Tetap tenang dan jangan panik. Bantu orang di sekitar yang juga mungkin membutuhkan pertolongan.