Budaya Pop

Gelas Kertas Kopi, Dilema Antara Bahaya Dan Kepraktisan

Hafizh Mulia — Asumsi.co

featured image

Minum kopi sebenarnya bisa dikatakan sebagai salah satu kebudayaan yang sudah berlangsung sejak lama. Di Indonesia, minum kopi juga bisa dijadikan sebagai salah satu kegiatan favorit banyak orang. Makanya tidak heran kalau kita bisa menemui ragam tempat-tempat ngopi, mulai dari warkop alias warung kopi hingga kedai-kedai kopi dengan desain-desain yang menarik hati anak muda untuk nongkrong di sana. Kedai-kedai kopi dengan desain menarik ini makin lama makin menjamur, terutama di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Selain menyajikan desain tempat yang menarik, mereka juga menjual kopi dengan biji yang berasal dari berbagai daerah. Jadi banyak juga kedai kopi yang terkenal karena rasa enak dari kopi-kopi racikan para baristanya. Tak ayal, banyak orang yang memesan kopi untuk dibawa pulang. Sayangnya, penyajian kopi untuk dibawa pulang yang biasanya menggunakan gelas kertas mengundang kontra dari beberapa pihak.

Kenapa gelas kertas tersebut memunculkan ragam argumentasi? Lalu, apa inovasi yang sudah dilakukan untuk meminimalisir penggunaan gelas kertas ini? Bagaimana kita, sebagai konsumen, dapat membantu agar tetap dapat menikmati kopi secara praktis namun tetap?

Bahaya Gelas Kertas Konvensional dalam Penyajian Kopi

Secara konvensional, gelas kertas digunakan untuk meminum kopi panas agar dapat dinikmati sambil jalan. Namun, terdapat beberapa bahaya yang dapat menyelimuti dibalik penggunaan gelas kertas kopi ini. Pertama, berdasarkan beberapa sumber situs-situs coffee enthusiast, cangkir kopi paper cup ini menggunakan bahan plastik tipis. Tujuan dari adanya plastik ini awalnya agar gelas kertas tidak mudah hancur terkena air panas. Namun, karena plastik yang bersentuhan langsung dengan air panas, justru elemen beracun dari plastik ini lah yang larut bersamaan dengan kopi yang kita minum. Racun-racun ini, jika dikonsumsi secara masif, dapat membahayakan kesehatan dalam jangka panjang.

Kedua, adanya kemungkinan bakteri dalam gelas kertas. Gelas kertas yang digunakan tentu berawal dari pabrik dan didistribusikan ke tiap-tiap kedai kopi. Ketika gelas-gelas kertas ini ingin digunakan, seringkali tidak dibersihkan terlebih dahulu sebelum disajikan ke konsumen. Padahal, tidak ada yang mengetahui secara pasti kehigienisasn dari gelas-gelas kertas ini dari proses produksi sampai konsumsi. Sehingga, besar kemungkinan bahwa bakteri-bakteri yang hinggap selama proses tersebut masih tinggal ketika kita mengkonsumsi segelas kopi yang disajikan dalam gelas kertas.

Ketiga, meskipun ini tidak begitu berbahaya, namun gelas kertas yang digunakan untuk menyajikan kopi seringkali masih memiliki aroma kertas. Sehingga, ketika digunakan, residu yang larut bersama kopi akan membawa aroma kertas tersebut ke kopi yang kita minum. Akibatnya, aroma dan rasa kopi pun dapat terdistraksi.

Gelas Kertas yang Kini Terus Berinovasi untuk Tetap Praktis Sekaligus tidak Berbahaya

Melihat bahaya yang disajikan oleh gelas kertas kopi, terdapat dua inovasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan penyedia gelas kertas agar gelas kertas tetap dapat digunakan dan tidak membahayakan pengguna sekaligus lingkungan. Inovasi pertama adalah kemunculan teknologi thermo-grip. Dengan teknologi tersebut, terdapat dinding insulasi ganda yang mampu menahan panas. Sehingga, kemungkinan untuk partikel-partikel gelas melarut ke air panas juga semakin minim.

Kemudian, untuk semakin ramah lingkungan, terdapat gelas kertas kopi yang menggunakan teknologi biodegradable. Teknologi ini sendiri artinya gelas kertas kopi merupakan hasil daur ulang dan akan mudah rusak dan terurai. Beberapa bahan yang digunakan untuk membuat gelas kertas dengan teknologi biodegradable ini juga diambil dari bahan-bahan kompos, yang membuat gelas kertas dapat berubah menjadi nutrisi untuk tanah ketika terurai.

Sikap Kita Sebagai Konsumen dalam  Meminum Kopi

Sebagai konsumen, terdapat tiga cara yang dapat kita lakukan untuk menyikapi bahaya yang dapat berangkat dari gelas kertas kopi. Pertama, adalah tentu menyiapkan tumbler (tempat minum) sendiri. Tidak hanya untuk mengurangi risiko ketidakhigienisan, dengan menggunakan tumbler, kerusakan lingkungan juga dapat diminimalisir.

Kedua, meminta kopi disajikan di gelas keramik/kaca yang dapat digunakan berulang kali. Selama kita tidak meminum kopi tersebut sambil jalan, ada baiknya untuk meminta barista menyajikan kopi dengan gelas keramik/kaca. Dengan begitu, penggunaan gelas kertas pun dapat diminimalisir.

Ketiga, mintalah gelas kertas untuk dibersihkan terlebih dahulu sebelum disajikan. Jika memang opsi terakhir hanya ada gelas kertas, pastikan kehigienisan dari gelas kertas tersebut. Setidaknya, dengan dibersihkan, bahaya yang dapat mengancam ke kita sebagai konsumen dapat terminimalisir.

Share: Gelas Kertas Kopi, Dilema Antara Bahaya Dan Kepraktisan