Main game biasanya menjadi salah satu sarana hiburan atau cuma sekedar mengisi waktu senggang aja. Tapi berbeda dengan beberapa permainan elektronik, atau Esports, yang ternyata akan dijadikan salah satu cabor dalam Asian Games 2018 untuk pertama kalinya.
Sebagai cabang baru, esports akan tampil dengan status eksebisi, alias pertandingan persahabatan. Meskipun statusnya adalah pertandingan uji coba, para atlet esports tetap berhak ngedapetin medali, tapi enggak akan masuk dalam penghitungan medali yang didapat kontingen.
“Kami tidak akan menutup mata kalau ada cabang baru yang dipertandingkan di Olimpiade. Biasanya sebelum Olimpiade akan ada babak kualifikasi. Silahkan kalau ada cabang baru yang ikut kualifikasi,” kata Mulyana, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora dilansir dari Bola.com, Jumat, 3 Agustus 2018.
“Prinsipnya kami akan mendukung cabang apapun yang dipertandingkan di Olimpiade. Tahun 2019, kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 sudah dimulai. Prioritas kami sekarang adalah cabang yang sudah pasti dipertandingkan di Olimpiade,” ungkap Mulyana.
Alasan Main Games Bisa Masuk Dalam Kategori Olahraga
Dulu, di Indonesia sendiri internet belum berkembang pesat seperti sekarang. Makanya, anak 90-an cuman kenal games semacam Tetris dan Tamagotchi aja. Tapi perkembangan zaman membuahkan berbagai jenis games baru yang bisa diakses di internet.
Bahkan, saat ini games yang bisa dimainkan secara berkelompok sangat digemari. Hingga akhirnya permainan itu masuk menjadi salah satu cabang olahraga yang disebut sebagai esport, electronic sport atau olahraga elektronik.
Tapi, emang main games bisa disebut dengan olahraga? Bukannya olahraga itu biasanya melibatkan fisik dan perlu mengeluarkan keringat? Enggak, guys, permainan catur yang enggak mengeluarkan keringat pun sudah masuk ke dalam salah satu cabang olahraga, kok.
Baca juga: Indonesia Juara 3 di Turnamen Mobile Legends Asia, Ini 10 Kompetisi Game yang Perlu Kamu Tahu!
Kalian perlu tahu, bahwa olahraga enggak hanya tentang otot belaka, tapi juga strategi, kebugaran, dan juga kordinasi tubuh. Tiga hal itu bisa kita temui juga dalam olahraga elektronik. Sebab semua game memang membutuhkan strategi, kebugaran, dan juga koordinasi tubuh di mana kecepatan dan reaksi tubuh dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan. Koordinasi itu meliputi reaksi mata melihat obyek, ketepatan menghindar, dan kemampuan memetakan ruang.
Michal Blicharz, seorang mantan atlet judo timnas Polandia, juga setuju kalau esport digolongkan sebagai salah satu cabang olahraga. Karena memang menurutnya, olahraga enggak cuman sekedar seberapa banyak keringat yang mengucur tapi juga ketiga komponen olahraga yang disebutkan di atas.
Persiapan Esports Untuk Asian Games 2018
Indonesia e-Sport Association (IeSPA) berkata kalau seluruh persiapan untuk pertandingan eksibisi cabang olahraga elektronik hampir sepenuhnya rampung, termasuk penentuan venue pertandingan. Perlu kalian ketahui, penyelenggaraan pertandingan eksibisi cabor esports ini dipegang langsung oleh Federasi Esports Asia (Asian Electronic Sports Federation/AESF). Jadi, sebagai tuan rumah IeSPA cuma membantu mempersiapkan segala kebutuhan yang diminta oleh AESF aja.
“Jadi, kami bantu persiapan segala macam. Mereka butuh venue, kami bantu ngontakin venue, perlu internet kami yang cari [provider] internetnya,” ujar Ketua IeSPA Eddy Liem pada media dalam acara diskusi Insight of Esport as a Promising Sport Bersama Nvidia di Jakarta, Selasa, 24 Juli 2018 lalu.
Nah, untuk area venue yang dipakai untuk esports akan bertempat di Britama Arena, Kelapa Gading. Britama Arena itu memang merupakan fasilitas olahraga indoor dengan standar internasional dan udah punya elemen-elemen yang dibutuhkan untuk perhelatan esports.
Untuk atletnya sendiri, mereka pun sudah dilatih bertanding melawan tim dari negara lain. MIsalnya, baru-baru ini dilakukan dengan melawan atlet timnas Malaysia dalam nomor League of Legends (LoL) dan Starcraft II.
Ada 6 Games yang Dipertandingkan di Esports Asian Games
1. League of Legends (Dipertandingkan pada 27 – 29 Agustus 2018)
League of Legends adalah game online yang bersifat kompetitif dengan menggabungkan kecepatan dan intensitas dari game RTS dengan sedikit unsur RPG di dalamnya. Khusus untuk game ini, pihak Indonesia sudah menyiapkan beberapa pelatih seperti: Bayu Putera Sentosa (Julukan Cruzher, pelatih), Malik Abdul Aziz (Fakefriend), Felix Chandra (Fong), Ruly Susanto (Whynuts), Peter Tjahjadi (Airliur), Gerry Arisena (Potato), Ericko Lim (Soapking).
2. Hearthstone (Dipertandingkan pada 31 Agustus 2018)
Ya, memang game ini hanya akan berlangsung selama satu hari. Hearthstone sendiri merupakan sebuah collectible card game yang mengambil setting di dunia Warcraft. Untuk pelatih Hearthstone, Indonesia punya Hendry K. Handisurya (Jothree).
3. Starcraft II (Dipertandingkan pada 30 Agustus 2018)
StarCraft adalah sebuah permainan strategi yang bersifat real time. Permainan ini awalnya dibuat oleh Blizzard Entertainment dan merupakan produk pertama dari serial StarCraft. Sedangkan pada Asian Games ini akan mempertandingkan seri ke-duanya. Untuk permainan ini, pihak Indonesia sudah menyiapkan pelatih sendiri, yaitu Nyoman Arie Pranasakti (Jaquelton).
4. Arena of Valor (Dipertandingkan pada 26 Agustus 2018)
AOV ini merupakan game berjenis Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) dan menjadi game MOBA nomor satu di Asia yang sudah diunduh lebih dari satu juta pemakai. Indonesia menyiapkan sederet pelatih untuk Arena of Valor, mereka adalah Glen Richard (Julukan: DG Kurus), Farhan Akbari (EVOS Hans), Hartawan Muliadi (GGWP Wyvorz), Ilham Bahrul (GGWP Uugajah), dan Muhammad (EVOS Ahmad).
5. Clash Royale (Dipertandingkan pada 27 Agustus 2018)
Game Clash Royale ini buatan dari tim pengembang Supercell, sebuah permainan kartu RTS dan MOBA. Pelatihnya untuk tim Indonesia adalah Ridel Sumarandak (Benzer Ridel).
6. Pro Evolution Soccer(Dipertandingkan pada 1 September 2018)
PES merupakan game sepak bola buatan Konami Jepang yang populer di Asia sejak bernama Winning Eleven. Para gamer bisa memainkan tim kesayangannya, baik klub maupun negara dalam sebuah pertandingan sepakbola. Untuk petandingan ini, pelatih Indonesia yang sudah disiapkan yaitu Rizky Faidan dan Setia Widianto (Keduanya dari Tim ALIBAN Wani Adu).