Perubahan iklim merupakan fenomena alam yang sedang terjadi saat ini. Terlepas dari beberapa pihak yang memperdebatkan hal tersebut, mencairnya es di kutub utara akibat pemanasan global dan naiknya permukaan laut seharusnya sudah menjadi bukti yang cukup bahwa perubahan iklim memang benar adanya.
Salah satu dampak terbesar dari naiknya permukaan air laut ini adalah adanya pulau-pulau rendah (low-lying islands) yang terancam tenggelam. Nah, kebanyakan, pulau-pulau tersebut berasal dari negara-negara Pasifik, yang kerap disebut sebagai benua cair.
Pulau-pulau tersebut bentuknya memang sangat kecil dan tingginya maksimal hanya mencapai 12 meter saja dari permukaan air laut. Malah, ada pula pulau yang tingginya hanya mencapai 1,83 meter hingga 2 meter dari permukaan laut.
Nah, Asumsi akan merangkum empat negara Pasifik yang pulaunya terancam tenggelam akibat naiknya permukaan laut akibat pemanasan global.
Tuvalu merupakan salah satu negara Pasifik yang paling sering diperkirakan akan tenggelam dalam waktu kurang dari 50 tahun lagi. Titik tertinggi negara ini adalah lima meter di atas permukaan laut. Populasi nya pun tidak begitu banyak, hanya sekitar 12,000 penduduk.
Pada tahun 2003, Perdana Menteri Tuvalu kala itu, Saufatu Sopoanga, menyatakan bahwa perubahan iklim, dalam hal ini pemanasan global, yang mengakibatkan naiknya permukaan laut merupakan ancaman serius dari keberadaan Tuvalu.
Namun, baru-baru ini, terdapat penelitian yang kontradiktif dengan perkiraan di atas. Penelitian dari Universitas Auckland menyatakan bahwa berdasarkan gambar satelit yang diambil tahun 1971 dan 2014, total area dari Tuvalu justru bertambah sebesar 2,9 persen, terlepas dari naiknya permukaan laut dua kali lipat dari rata-rata global.
Nah, bertambahnya area Tuvalu ini disebabkan oleh dinamika geologi di bawah pulau-pulau Tuvalu yang sedang bergerak ke atas.
Negara lain yang juga terdampak dari naiknya permukaan laut adalah Kiribati. Negara dengan populasi lebih dari 100.000 penduduk ini memiliki titik tertinggi hanya dua meter di atas permukaan laut. Banyak penduduk yang sudah mulai berpindah ke pulau Tarawam karena pulau yang sebelumnya mereka tinggali telah tenggelam.
Pada tahun 2012, Presiden Kiribati kala itu, Anote Tong, menyatakan bahwa penduduk Kiribati harus segera pindah jika ingin terus bertahan. Permukaan laut yang terus meningkat membuat laut bahkan telah mencapai pemukiman warga.
Untuk mengantisipasi fenomena ini, salah satu usaha untuk bertahan yang dilakukan oleh Kiribati adalah dengan membeli 5.000 hektar pulau milik Fiji. Nantinya, penduduk Kiribati akan direlokasi ke pulau-pulau tersebut jika memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk tinggal di sana.
Selain dua negara di atas, Nauru juga merupakan negara kepulauan yang terancam akan menghilang jika permukaan air laut terus meningkat secara signifikan. Nauru memiliki luas hanya 21 km persegi dan penduduk sekitar 10.000.
Negara ini sendiri merdeka pada tahun 1968. Nauru sempat mengalami kejayaan ekonomi karena adanya pertambangan fosfat. Di tahun 1970, bahkan Nauru sempat menjadi negara terkaya di dunia. Gaya hidup warganya pun langsung menjadi glamor.
Namun, kejayaan tersebut amatlah singkat. Di tahun 1990-an, ketika Fosfat di Nauru hampir habis dan tidak ada sumber pendapatan lain, kondisi perekonomian Nauru pun jatuh drastis. Tidak hanya kehabisan fosfat, pertambangan tersebut membuat 80 persen wilayah Nauru tidak layak tinggal.
Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya permukaan laut. Nauru pun menjadi negara yang semakin kesulitan untuk dapat bertahan, karena tidak hanya kesulitan secara ekonomi, Nauru juga harus menghadapi naiknya permukaan laut yang terus menggerus wilayahnya.
Kepulauan Solomon merupakan negara yang relatif cukup besar dengan penduduk yang cukup banyak jika dibandingkan dengan negara-negara Pasifik lainnya. Kepulauan Solomon memiliki luas sebesar 28.400 km persegi, terdiri dari 900 pulau, dan penduduk hampir 600.000 orang.
Meskipun cukup besar, Kepulauan Solomon tidak luput dari ancaman naiknya permukaan laut. Setidaknya lima pulau milik Kepulauan Solomon yang telah tenggelam dalam tujuh dekade terakhir hingga tahun 2011.
Selain itu, ada juga enam pulau yang kehilangan 20 persen wilayah dan memaksa warga untuk merelokasi tempat tinggalnya. Salah satu penyebab tenggelamnya pulau-pulau ini adalah meningkatnya permukaan air laut selama 20 tahun terakhir yang mencapai tiga kali lipat dari rata-rata global.