Guys, tahu enggak sih, kalau Es Kepal Milo itu awalnya dari Malaysia, lho? Setelah cukup populer di Negeri Jiran, barulah minuman ini merambah jagat raya Nusantara.
Pasangan suami-istri Malaysia, Saed Lamin dan Shariah Hashim, lah yang pertama kali mempeloporinya. Mereka membuka gerai pertama dengan nama Ais Kepal Milo Tok Abah di Kuala Kangsar pada akhir 2017 lalu.
Minuman dari es batu serut yang dilumuri oleh cokelat kental susu Milo ini kemudian dibawa pertama kali ke Indonesia oleh pasangan pengusaha muda, Danang Aryo Dempo dan Rara, dari Yogyakarta. Mereka membuka gerai yang serupa seperti di Malaysia. Penjualan Es Kepal Milo semakin laris berkat para YouTuber dan pengguna media sosial yang mengunggah keunikan minuman manis ini.
“Kami pertama kali membuka Ais Kepal Jogja pada 20 Maret. Saat itu belum ada yang jual es serupa,” kata Danang kepada media pada April lalu.
Sebenarnya, kalau dilhat-lihat dari cara membuatnya, Es Kepal Milo ini tidaklah begitu spesial. Ia hanya terbuat dari serutan es batu yang dikepal, kemudian dilumuri oleh cokelat kental yang terbuat dari susu krimer, cokelat bubuk, serta bahan yang paling penting, susu Milo. Setelah es batu telah dilumuri cokelat kental itu, barulah diberi topping sesuai selera, yang biasanya tersedia pilihan kacang, remahan biskuit, dan meses.
Meskipun sederhana dan siapapun bisa mencoba membuatnya sendiri di rumah, namun ketenaran Es Kepal Milo tak bisa dielakkan. Penjual ramai-ramai membuka lapak di pinggir jalan. Bukan hanya di Yogyakarta, tapi ketenaran Es Kepal Milo kini sudah menyebar ke kota-kota besar lain seperti Jakarta.
Alfa, salah satu penjual Es Kepal Milo di wilayah Jakarta Timur, misalnya, tidak mengurungkan niatnya untuk membuka gerai Es Kepal Milo di Kalisari meski sudah banyak pesaingnya.
Alfa yang masih duduk di bangku SMA ini bilang, inisiatif membuka gerai Es Kepal Milo sebenarnya dari internet. Ternyata, ia mengetahui keviralan itu bukan dari tetangga sekitar, melainkan dari situs internet. Kemudian, bersama kakak laki-lakinya yang bernama Rifky, ia berinisiatif untuk membuka gerai Es Kepal Milo di depan rumahnya.
“Tahu dari internet, terus emang lagi enggak ada kesibukan, makanya patungan bikin modal bareng Abang. Jualannya juga gantian, karena Abang kuliah malam, jadi dia jaga dari pagi sampai siang, saya jaga dari siang sampa malam, ujar Alfa kepada Asumsi, pada Senin, 14 Mei.
Menjelang bulan puasa, Alfa bercerita sudah banyak gerai yang tutup di sekitaran wilayah Kelurahan Kalisari. Namun, ia dan abangnya bertekad untuk tetap membuka gerainya, terutama menjelang waktu Maghrib, agar dagangannya tetap bisa dinikmati saat buka puasa.
“Tetap buka,” katanya. “Walaupun udah enggak viral, tetap buka.”
Es Kepal Milo ini memang hanya terbuat dari serutan es batu yang dilumuri cokelat kental. Rasanya pun tidak spesial banget, sama seperti cokelat dingin pada umumnya. Tapi mengapa tetap diminati banyak orang?
“Biasa aja, ya,” ucap Adel, salah satu pembeli Es Kepal Milo di gerai milik Alfa.
Es Kepal Milo yang terbuat dari serutan es batu itu, kata Adel, justru cenderung sulit untuk diminum. Esnya harus ditunggu cair agar lebih mudah dikonsumsi.
“Susah sih, harus ditusuk-tusuk sendok dulu, kalau udah cair baru deh enak,” kata Adel.
Meskipun Es Kepal Milo bisa ia buat sendiri di rumah, namun ia tetap lebih memilih untuk membeli.
“Enggak usah repot-repot nyerut es batu, atau nge-blender es batu di rumah. Ini harganya bisa Rp5 ribu kalau yang gelas kecil, kan murah. Lumayan juga rasanya, apalagi kalau lidah lagi pengin yang manis-manis dingin,” tuturnya.
Bagaimana tanggapan Nestle, selaku produsen susu Milo, terhadap viralnya Es Kepal Milo? Baca artikelnya di sini.