Guys, masih adakah di antara kalian yang sering berkunjung ke perpustakaan dan menghabiskan waktu untuk membaca buku? Nah, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla ternyata punya cerita menarik saat masa kecilnya sering membaca buku di perpustakaan.
Ya, sosok yang akrab disapa Pak JK itu bercerita mengenai masa kecilnya yang senang membaca buku di perpustakaan sekolah. Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), JK mengaku suka membaca novel dan buku-buku sejarah.
“Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Siti Nurbaya, dan buku sejarah, saya suka,” kata JK saat membuka rapat koordinasi nasional bidang perpustakaan dan peluncuran Perpustakaan Digital Wakil Presiden di Perpustakaan Nasional, Senin, 26 Maret.
Lantaran gemar membaca buku, JK pun sering berkunjung dan meminjam buku di perpustakaan sekolahnya. Sosok kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, pada 15 Mei 1942, itu mengaku jadi salah satu murid yang paling rajin di sekolah.
“Di SMP, saya termasuk rajin ke perpustakaan, untuk membaca atau meminjam buku novel,” ujar JK.
JK mengaku pada zamannya kala itu, ada buku-buku tertentu yang masih sulit didapat di toko-toko buku, sehingga ia memutuskan untuk membaca atau meminjam buku di perpustakaan sekolah. “Pinjam seminggu, buka lagi. Karena itu paling murah dan belum tentu ada di toko buku,” ucap wakil presiden berusia 75 tahun tersebut.
Selain itu, JK juga mengatakan bahwa perpustakaan zaman dulu dengan zaman sekarang itu banyak perubahan-perubahan. Menurut JK, misalnya selain buku yang lebih lengkap, buku-buku juga bisa diakses di mana saja melalui perpustakaan digital.
Namun, JK menilai perpustakaan digital belum terlalu familiar di masyarakat karena kurangnya sosialiasi. “Tadi dilaporkan pimpinan perpustakaan, kapasitas perpustakaan digital kita baru digunakan 1,5 persen, berarti hampir 99 persen masih kurang dimanfaatkan,” ucap politisi senior Partai Golkar itu.
“Tentu ini bukan berarti orang tidak mau, tapi perlu sosialiasi bagaimana orang membaca buku lewat perpustakaan nasional [digital],” ujarnya.
Saran JK Agar Perpustakaan Tak Hilang di Telan Zaman
JK pun berharap seiring majunya perkembangan zaman dengan hadirnya teknologi canggih, perpustakaan tetap bisa hidup. JK ingin melalui rakernas bidang perpustakaan, bisa dirumuskan cara sosialiasi perpustakaan digital yang efektif.
“Saya cuma sering lewat, bagus ini gedung (perpustakaan nasional), tapi bagaimana cara memanfaatkannya. Kesempatan rakernas bukan hanya menawarkan buku tapi bagaimana cara membaca buku digital,” kata mantan Menteri Perdagangan dan Perindustrian era Presiden Abdurahman Wahid itu.
JK mengatakan, perpustakaan tak bisa lagi mengandalkan kunjungan orang semata tanpa berusaha mendatanginya terutama di era yang serba digital saat ini. Perpustakaan sudah harus memikirkan sistem yang memungkinkan orang yang ingin membaca atau meminjam buku tanpa perlu datang ke perpustakaan.
Nah, JK pun membeberkan bahwa salah satu cara yang masih bisa dilakukan adalah dengan cara digital atau layanan antar jemput peminjaman buku untuk memudahkan masyarakat.
“Bisa juga perpustakaan kerjasama dengan Gojek. ‘Saya mau pinjam buku ini tolong dianter ke rumah’. Jadi semua bisa,” kata JK.
“Sekarang orang beli makanan, kue, martabak semua sudah lewat internet, lewat sistem. Kalau membeli martabak saja lewat internet bagaimana dengan membeli buku atau membaca buku,” ujarnya.
JK pun memberikan contoh para pedagang kaki lima yang dengan cepat mendapatkan pembeli. Bagaimana hal itu bisa dengan mudah dilakukan para pedagang kaki lima? Tentu itu dilakukan di tempat yang ramai.
“Artinya perpustakaan harus begitu, mendekati di mana lalu lintas orang itu banyak,” ucap mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia di era Presiden Megawati Soekarnoputri.
Maka dari itu, JK ingin perpustakaan bisa aktif mendatangi masyarakat, menawarkan buku dengan mobil keliling. “Kalau dulu perpustakaan menunggu orang untuk meminjam buku, sekarang sudah (harus) mendekati masyarakat untuk membaca buku,” kata JK.
“Perpustakaan lah yang bergerak, bukan masyarakat yang bergerak. Itulah cara dewasa ini. Jadi bukan hanya menunggu tapi bagaimana menawarkan buku tersebut,” ujarnya.