Budaya Pop

Indonesia Pamer Kostum Sate di Miss Grand International, Kuliner Jadi Strategi Diplomasi Budaya Indonesia

Ray Muhammad — Asumsi.co

featured image
Instagram @aurrakharishma

Perwakilan Indonesia di ajang Miss Grand International 2020, Aurra Kharishma mencuri perhatian publik lewat kostum nasional yang dikenakaannya. Ia tampil memukau mengenakan kostum nasional berbentuk sate ayam yang diberi nama “The Edacious of Chicken Satay.” 

Kostum yang dipamerkan Aurra saat sesi kompetisi kostum nasional yang disiarkan secara langsung dari Bangkok, Thailand pada Rabu (24/3) malam waktu setempat, rupanya dikonsep oleh desainer kenamaan Indonesia, Ivan Gunawan. Konsep ini kemudian dirancang oleh tim Jember Fashion Carnaval. Kenapa sate ayam?

Sate Ayam Kesohor di Mancanegara

Ivan Gunawan mengaku ini merupakan kali pertama dirinya mengonsep busana yang dibawa ke ajang kompetisi dunia dengan mengangkat tema kuliner. Ia memiliki alasan tersendiri memilih sate ayam sebagai representasi kuliner Indonesia yang diaplikasikan ke dalam kostum yang dikenakan Aurra. 

“Pertama, saya punya tanggung jawab memberikan eksplorasi Indonesia ke mata dunia itu seperti apa. Salah satunya lewat makanan karena dinilai bisa jadi destinasi wisata. Kalau orang mau berlibur pasti mencari makanan,” jelas Ivan saat dihubungi Asumsi.co melalui sambungan telepon, kamis (25/3).

Ivan mengungkapkan sate ayam dipilih dengan tujuan agar masyarakat dunia yang belum pernah mencicipinya, bisa mengetahui bahwa kuliner ini merupakan salah satu makanan unggulan dari Indonesia.

“Kedua, sate ayam merupakan salah satu kuliner yang sangat dinimati mancanegara karena memiliki cita rasa yang tidak pedas,” imbuhnya.

Sate memang diketahui masuk dalam daftar 40 kuliner khas Indonesia versi CNN, lewat review yang ditulis jurnalis gaya hidup dan budaya Sara Schonhardt pada 2017 lalu. Makanan yang dibuat dari potongan daging ayam yang bisa diganti dengan sapi atau sejenisnya ini, menempati posisi kedua di dalam daftar hidangan terbaik khas negeri.

“Sate tusuk daging lezat ini dimasak di atas bara api yang begitu panas, sehingga memerlukan kipas untuk mengibaskan asapnya. (Dagingnya) dibuat dari baik itu ayam, kambing, daging kambing atau kelinci, potongan-potongannya lalu diasinkan dalam kunyit, dipanggang dan kemudian disiram saus kacang yang lezat,” tulis review tersebut.

Terkini, sohornya sate sebagai representasi kuliner Indonesia dimunculkan di film animasi Disney terbaru bernuansa budaya Asia Tenggara, “Raya and The Last Dragon”. Hidangan ini muncul dalam salah satu adegan saat Raya dan teman-temannya makan di atas kapal phinisi. 

Berat Kostum Mencapai 10 Kg

Ivan menjelaskan, kostum ini sepenuhnya didesain oleh tim desainer dari Jember Fashion Carnival usai dirinya mengajukan beberapa konsep kostum nasional yang dinilai cocok membawa citra Indonesia di mata dunia.

“Saya posting beberapa konsep di Yayasan Dunia Mega Bintang, keluarlah sate ayam yang secara orisinil desainnya dari tim Jember Fashion Carnival,” kata pria yang juga dikenal sebagai komedian ini. 

Ia memastikan, Aurra tidak mengeluhkan beban kostum ini saat menampilkannya di panggung Miss Grand International. Namun, Aurra hanya mengalami sedikit kesulitan saat beratraksi dengan kostum tersebut karena keterbatasan ruang pergerakan di atas pentas.

“Beratnya 5 sampai 10 kilogram. Ada teknik membuka sate saat masih dipanggang sampai hasil jadinya pas di panggung. Kesulitan latihan enggak ada, tapi saat acara dari penyelenggaranya itu blocking-nya terlalu cepat. Aura jadi terlihat tergesa. Dia membuka kostumnya jadi tidak sempurna, tapi dia bisa mengatasi masalah dengan cepat. Semestinya kipasnya dicantol panggangan, sama dia dan kipasnya dibuang karena keterbatasan waktu. Saya suka improvisasinya,” kata Ivan.

Pengamat fesyen sekaligus akademisi Prodi Pendidikan Tata Busana, Universitas Pendidikan Indonesia, Suciati mengapresiasi rancangan kostum nasional yang dikenakan Aurra ini. Ia menilai, identitas keindonesiaan yang ingin ditampilkan Ivan Gunawan beserta tim desainer Jember Fashion Carnaval lewat kostum itu adalah Madura.

“Perupaan yang diaplikasikan ke busana itu merupakan semiotika sebagai tanda yang memiliki makna dan fungsi di dalam komunikasi. Secara semiotika fesyen, perupaan ini bentuknya sate Madura. Identitas keindonesiaannya secara fesyen tentu yang terpikir nuansa hitam dan garis merah-merah putih,” terangnya kepada Asumsi.co saat dihubungi terpisah.

Menurutnya, memasukkan unsur fesyen dan kuliner saat tampil di ajang kompetisi dunia sekelas Miss Grand International merupakan langkah tepat. Hal ini sekaligus mempromosikan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia, salah satunya adalah kuliner.

“Kuliner ini sangat cocok bisa masuk ke fesyen. It’s okay bisa mengkomunikasikan tentang Indonesia yang diwakili oleh Madura, selain makanan di sana juga alamnya indah. Sate ini sebagai bentuk makanan populer yang adalah bagian kekayaan budaya makanan kita,” pungkasnya.

Diplomasi Bangsa Lewat Kuliner

Pakar kuliner Indonesia, Chef William Wongso menilai tampilnya Aurra di kontes kecantikan tersebut dengan membawa unsur kuliner, merupakan salah satu bentuk diplomasi budaya bangsa yang dilakukan para desainer kostumnya. Hal inilah yang belakangan sering dilakukannya. William kerap menjadikan kuliner Indonesia sebagai “senjata” diplomasi antar bangsa. 

“Secara eksplisit muncul enggak sengaja, enggak pernah dibahas selama ini. Awalnya kalau ada tamu luar negeri ya, ada jamuan makanan di Indonesia. Akhirnya sekarang jadi tren, semacam program budaya,” katanya kepada Asumsi.co lewat sambungan telepon.

Gagasannya untuk menggalakan diplomasi bangsa melalui kuliner ini, diakuinya dilirik oleh pemerintah. “Jadinya saya sering mewakili Kementerian Luar Negeri soal makanan, tapi dilaksanakan untuk kebutuhan tertentu,” ucapnya.

Ia lalu bercerita saat diminta tampil di program acara “Uncharted” yang menampilkan chef kelas dunia, Gordon Ramsay, strategi diplomasi kuliner diterapkannya dengan mengajaknya syuting di Sumatera Barat.  

“Ini sebetulnya pancingan agar mereka balik lagi syuting ke Indonesia di daerah lainnya. Sumatera Barat hanya salah satu yang mewakili yang bisa meninggalkan kesan kepada Gordon dan timnya,” jelas Wiliiam.

Ia mengharapkan diplomasi kuliner ini dapat terus dijalankan oleh banyak kalangan dan lintas profesi. “Sekarang juga lagi dibahas program “Indonesia Spice Up The World”, membumbui dunia lewat bumbu makanan Indonesia. Semoga ini lancar karena sekarang masih masa pandemi. Bukan cuma masakan, diplomasi budaya lewat kuliner ini kan bisa muncul dalam banyak bentuk kayak itu baju dan bisa juga film,” tandasnya.

Share: Indonesia Pamer Kostum Sate di Miss Grand International, Kuliner Jadi Strategi Diplomasi Budaya Indonesia