Isu Terkini

Apa yang Istimewa dari Pertemuan Anies-Ridwan Kamil?

Nadia — Asumsi.co

featured image
Facebook/Anies Baswedan

Pada Jumat kemarin (11/06/2021),
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan
Kamil untuk menyepakati kerjasama dalam hal pertanian dan pemenuhan pangan.
Kerja sama ini dilakukan antara Pemda Provinsi DKI Jakarta dengan Pemkab
Sumedang untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok di DKI Jakarta.

“ Alhamdulillah, hari ini Pemprov
DKI Jakarta menyepakati kerjasama dengan Pemerintahan Kabupaten Sumedang
terkait kebutuhan suplai pangan beras, di Desa Tolengas, Kec. Tomo, Sumedang,
Jawa Barat.” Ujar Anies dalam keterangan tertulis.

Menurut Anies, kesepakatan kerja
sama ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Bupati Sumedang, Dony Ahmad
Munir ke Balaikota DKI Jakarta pada 28 April lalu. Ia juga menyampaikan bahwa
tujuan kerja sama ini adalah untuk memastikan pasokan pangan di Jakarta aman,
dan meningkatkan kesejahteraan petani Sumedang.

“ Tujuan dari kolaborasi ini,
pertama untuk memastikan pasokan pangan di Jakarta aman dan stabil. Kedua,
meningkatkan kesejahteraan para petani Sumedang karena harga gabah yang
nantinya akan dibeli menjadi lebih tinggi” ungkapnya.

Anies juga menyatakan bahwa
melalui kolaborasi tersebut, petani bisa merasakan jasa besarnya dalam suplai
kebutuhan pangan warga Indonesia diganjar dengan harga gabah yang lebih tinggi.
Ia mengatakan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk apresiasi kepada para
petani.

Baca Juga : Anies Baswedan di Antara Kunker dan Safari Politik Jeri Santoso

Kerja sama ini ditanggapi positif
oleh Ridwan Kamil. Menurut Ridwan, kerja sama tersebut diharapkan membawa
kesejahteraan bagi masyarakat kedua belah pihak.

“Semoga kerjasama antar daerah
ini berkelanjutan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat di kedua belah
pihak. Karena ekonomi DKI membutuhkan Jawa Barat, juga sebaliknya.” tulis Ridwan
pada akun resmi pribadinya.

Kerja sama tersebut dilakukan
antara PT Food Station Tjipinang Jaya yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) DKI Jakarta dengan PT Kampung Makmur BUMD Kabupaten Sumedang.

Usai menandatangani nota
kesepahaman terkait kerja sama, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Dony Ahmad
Munir melepas keberangkatan pengiriman beras sebanyak 30 ton untuk dikirim ke
Jakarta secara simbolis. Hal ini dilakukan sebagai bentuk realisasi awal dari
proses kerja sama tersebut

Apakah Pertanda Kerjasama Pilpres 2024?

Pertemuan Ridwan Kamil dengan
politisi bukan hanya dengan Anies. Sebelum bertemu Anies, Ridwan Kamil sudah
bertemu Airlangga Hartarto sampai Agus Harimurti Yudoyono. Dua ketua umum
partai itu melakukan silaturahmi politik. Tentu saja hal ini jadi perhatian publik.

Banyak pihak yang menganggap
bahwa kunjungan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil juga berkaitan dengan kerja
sama pilpres. Pasalnya ke duanya merupakan tokoh independen yang tidak diusung
oleh partai manapun. Namun, saat ditanya oleh wartawan langsung, baik Anies
maupun Ridwan menyanggah hal tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, ketika
ditanya soal apakah pertemuan ini terkait penjajakan jelang pemilihan presiden
(Pilpres) 2024, Anies menjawab bahwa penjajakan yang dilakukan bukanlah tentang
Pilpres, melainkan kerja sama di bidang pangan.

“Iya benar, kita melakukan
penjajakan, kita membahasnya cukup mendalam. Serius terkait kolaborasi
pangan,” ujar Anies.

Ridwan Kamil juga menambahkan bahwa
pertemuannya dengan Anies di Sumedang tidak ada sangkut-pautnya dengan Pilpres
2024 yang akan datang. “Tidak ada hubungannya sama sekali dengan 2024. Ini
soal kolaborasi distribusi pangan,” jelas Ridwan.

Menurut pengamat politik Trubus
Rahardiansyah, potensi kolaborasi Anies dan Ridwan Kamil untuk maju ke Pilpres
2024 sangat besar. Ia juga mengatakan bahwa keduanya memiliki kredibilitas di
mata masyarakat.

“Sangat mungkin, jadi potensi itu
sangat besar. Paling tidak ada deal politik yang nantinya akan mengarah kepada
2024. Baik Pak Anies maupun Ridwan Kamil sama-sama menempati posisi kepala
daerah yang yang punya kredibilitas baik di mata masyarakat. Artinya
berdasarkan survei, posisinya cukup menggembirakan. Tinggi sih belum.” ujarnya
saat  dihubungi Asumsi.

Selain itu Trubus juga menyatakan
bahwa suara di DKI Jakarta dan Jawa Barat memiliki peran dalam kemenangan
Pilpres 2024. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi Anies dan Ridwan Kamil
untuk menempatkan diri agar publik bersimpati.

“DKI Jakarta dan Jawa Barat ini
istilahnya adalah lumbung suara-suara yang paling tidak menjadi menentukan di
dalam pemenangan Pilpres ke 2024. Paling tidak hal yang dilakukan oleh Anies
dan Ridwan Kamil lebih menempatkan bagaimana agar publik terkesima atau
terpesona terhadap kebijakan maupun strategi dalam memenangkan kontestasi 2024”
jelasnya.

Trubus juga menyampaikan bahwa
Anies dan Ridwan memahami situasi politik yang ada sekarang. Karena saat ini,
pada setiap partai hampir tidak ada tokoh yang cukup menonjol untuk maju ke
Pilpres 2024. Baik partai koalisi maupun di luar koalisi.

Baca Juga : Pengamat: Prabowo Bisa Untung Kalau Gaet Puan di Pilpres

“Artinya Anies dan Ridwan Kamil
bukan orang partai. Mereka tahu bahwa di partai itu nggak ada orang menonjol.
Artinya nanti kalau mereka berdua bergabung itu otomatis partai-partai otomatis
akan support” tuturnya.

Faktor lainnya yang menjadikan
Anies serta Ridwan pasangan yang kuat adalah keduanya dalam menerapkan
kebijakan relatif memiliki persamaan. Trubus memberi contoh pada penanganan
Covid-19, mereka berdua memiliki komunikasi yang cukup baik.

Pendapat Trubus berbeda dengan
pendapat Pengamat Politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin. Dilansir dari
Tribunnews, Ujang menilai bahwa pertemuan di Sumedang hanyalah silaturahmi
politik biasa. Ia juga berpendapat bahwa Anies dan Ridwan Kamil akan sulit
berpasangan atau berdampingan dikarenakan keduanya tidak memiliki partai
politik.

“Sulit keduanya berpasangan.
Karena sama-sama kepala daerah dan sama-sama tak memiliki partai atau bukan
orang partai. Bagaimanapun partai-partai tak akan mau itu. Jadi itu pertemuan
silaturahmi politik sesama politisi saja. Untuk berpasangan sulit dan
berat,” jelas Ujang.

Ujang menjelaskan, pun jika
mereka menang akan sulit untuk mengatur pemerintahan karena kuatnya tekanan
dari partai ke pasangan independen itu. Sebagai informasi  Sebelunya Charta Politika merilis
hasil survei 12 tokoh nasional yang memiliki tingkat elektabilitas tertinggi.
Mulai dari urutan pertama ditempati Prabowo Subianto dengan angka 19,6%, Ganjar
Pranowo 16%, Anies Baswedan 12,6 %. Lalu, Sandiaga Uno 9,3% dan Gubernur Jawa
Barat Ridwan Kamil 8,1%. Masih ada tujuh nama lain seperti
Tri Rismaharini, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Mahfud MD, Erick Thohir,
Moeldoko, Puan Maharani, hingga Gatot Nurmantyo.

Share: Apa yang Istimewa dari Pertemuan Anies-Ridwan Kamil?