Isu Terkini

5 Info Penting dari Perkembangan Gempa Palu

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Belum selesai duka Indonesia karena gempa bumi yang menimpa Lombok pada 29 Juli kemarin, lagi-lagi gempa bumi melanda Indonesia di hari Jumat (28/9) lalu. Gempa bumi berkekuatan 7,4 Magnitudo mengguncang kota Palu dan kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Hingga berita ini diturunkan, berbagai kebutuhan masih ditemukan dan pastinya diperlukan untuk dipenuhi sesegera mungkin.

Seperti diketahui, warga Palu dan Donggala dikejutkan dengan gempa bumi yang kemudian disusul gelombang pasang setinggi 2-6 meter dengan kecepatan 200-400 km/jam. Tsunami itu berpusat dari laut Selat Makassar. Gempa yang disusul tsunami itu menyebabkan gedung-gedung hancur, ratusan orang meninggal dunia serta ratusan lainnya terluka.

Pemerintah pusat pun langsung turun tangan untuk membantu pemerintah daerah di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, guna menangani korban terdampak gempa dan tsunami. Bantuan cepat diperlukan lantaran bencana tersebut menyebabkan kehancuran infrastruktur secara signifikan. Meski begitu, proses distribusi bantuan pun masih terhambat lantaran kerusakan infrastruktur tersebut.

Informasi penting apa saja yang tengah berkembang saat ini, termasuk bantuan apa saja yang masih mendesak dibutuhkan masyarakat di Palu dan Donggala? Berikut rangkumannya.

Pemerintah Terbuka Terhadap Bantuan Asing

Pemerintah memang belum menetapkan bencana gempa dan tsunami Palu ini sebagai bencana nasional. Meski demikian, Indonesia tak menutup pintu terhadap bantuan yang datang dari dunia internasional untuk merespons dan mengatasi dampak bencana tersebut.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong dalam akun twitter resminya @tomlembong, Senin, 1 Oktober, mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo pada Minggu, 30 September malam sudah memberikan wewenang kepada jajarannya untuk menerima bantuan dari dunia internasional.

Dalam cuitannya, Tom menyampaikan bahwa ia akan ikut membantu melakukan koordinasi terkait bantuan dunia internasional, dari sektor swasta. Maka dari itu, dirinya siap menerima pesan melalui akun sosial medianya ataupun melalui email pribadinya yang disematkan dalam cuitannya itu.

“Last night, President @jokowi authorized us to accept international help for urgent disaster-response & relief. I’m helping coordinate help from private sectors from around the world. Pls message me at my social media accounts or email:tom@bkpm.go.id #PaluTsunami #PALUDONGGALA,” tulis Thomas Lembong di akun Twitter-nya.

Last night, President @jokowi authorized us to accept international help for urgent disaster-response & relief. I’m helping coordinate help from private sectors from around the world. Pls message me at my social media accounts or email: tom@bkpm.go.id#PaluTsunami #PALUDONGGALA— Tom Lembong (@tomlembong) October 1, 2018

Di sisi lain, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengaku sudah berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi terkait dengan bantuan internasional tersebut.

“Saya baru saja japri dengan Bu Menlu di New York. Beliau mengatakan bahwa Presiden telah menyatakan menerima bantuan internasional sesuai kebutuhan kita,” kata Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutupo Purwo Nugroho, Senin, 1 Oktober.

Itu artinya meski gempa Palu belum berstatus bencana nasional, namun pemerintah akan tetap terbuka menerima bantuan dari dunia internasional. Sejauh ini, pemerintah tengah berkoordinasi soal penerimaan bantuan asing tersebut.

“Artinya kita ‘welcome’ dengan tawaran internasional. Nanti akan dikoordinir Menkopolhukam. Mekanisme dan prosedur sedang disiapkan BNPB dan Kemenlu sesuai dengan peraturan yang ada.”

“Declare bantuan internasional itu tidak harus status bencana nasional. Presiden tidak mendeclare status bencana nasional. Jadi gempa dan tsunami di Sulteng bukan bencana nasional.”

Korban Meninggal Jadi 832 Orang

Pada Sabtu, 29 September kemarin, jumlah korban jiwa kabarnya mencapai sekitar tiga ratusan orang. Namun, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala terus bertambah hingga mencapai 832 jiwa pada Minggu, 30 September siang.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah korban kemungkinan masih akan terus bertambah karena pencarian dan evakuasi terus dilakukan. Hari ini, proses pencarian dan evakuasi korban akan fokus di Hotel Roa Roa yang runtuh, Ramayana, Pantai Talise, hingga perumahan Balaroa.

Info Hoax Soal Gempa 8,1 M dan Tsunami Susulan

Setelah bencana gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo yang mengguncang Palu dan mengakibatkan tsunami, muncul banyak informasi soal gempa susulan. Namun, informasi yang seliweran tersebut sama sekali tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Terkait hal itu, BNPB pun menyayangkan penyebaran berita palsu alias hoax tersebut. Apalagi, di tengah kondisi seperti saat ini, berita hoax tentu akan membuat masyarakat semakin panik dan bisa menyebat ketakutan.

Pesan hoax yang beredar itu pun mengatakan bahwa Palu akan kembali dilanca gempa yang kekuatannya lebih besar. Penulis informasi itu pun mengklaim bahwa kabar tersebut didapatnya dari temannya yang bekerja di BMKG. Berikut isi pesannya.

“Tolong hubungi Mama Mea dll yang di Palu. Palu siaga 1. Barusan temanku di BMKG habis periksa alat pendeteksi gempa yang dorang tarok di laut, kalau gempa susulan akan ada lebih besar dari kemarin, berkekuatan 8,1 ke atas dan berpotensi tsunami yang lebih besar dari kemarin.”

Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar. Untuk itu, ia pun memposting potongan kalimat dari informasi hoax itu melalui akun Twitter-nya, Senin, 1 Oktober. Ia meminta masyarakat tidak resah dan mengabaikan pesan tersebut.

“Hoax ancaman gempa dan tsunami mulai menyebar di Kota Palu dan daerah lain. Masyarakat resah. Mohon jika menerima informasi seperti ini ABAIKAN.IniHOAX. Tidak ada satu pun negara di dunia dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti,” kata Sutopo.

Hoax ancaman gempa dan tsunami mulai menyebar di Kota Palu dan daerah lain. Masyarakat resah. Mohon jika menerima informasi seperti ini ABAIKAN. Ini HOAX. Tidak ada satu pun negara di dunia dan iptek yang mampu memprediksi gempa secara pasti. pic.twitter.com/6DN0Dfc8mX— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 30, 2018

Pemerintah Cairkan Dana 560 Miliar

Hari ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati segera mencairkan dana senilai Rp 560 miliar, atas usulan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dana itu akan digunakan untuk membantu korban gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

“(Anggaran Rp 560 miliar untuk bantuan bencana) hari ini juga sudah cair,” kata Sri Mulyani, di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, seperti dilansir Detik.com, Senin, 1 Oktober.

Seperti diketahui, BNPB sendiri meminta dana tersebut pada Sabtu, 29 September kemarin. Tak perlu waktu lama, Kemenkeu pun langsung memproses dana tersebut hari itu juga dan akan dicairkan hari ini.

“Yang itu (Rp 560 miliar) yang saya proses weekend kemarin begitu terjadi (gempa), hari Sabtu permintaan kita sudah approve dan proses penganggarannya sedang berjalan sehingga itu kita setujui pada hari Sabtu yang lalu,” ujarnya.

Dana itu sendiri nantinya akan diatur langsung oleh BNPB terkait pemanfaatan dan pembagian alokasi bantuan tersebut. Terutama mengatur daerah-daerah mana saja yang akan menerima bantuan. Adapun daerah yang terkena dampak bencana meliputi Donggala, Palu, dan Sigi.

“BNPB kan membuat suatu pool dana. Jadi mereka yang akan menentukan untuk daerah-daerah yang memang memiliki prioritas tinggi,” ucapnya.

Sederet Kebutuhan Mendesak Korban

Sampai hari ini, ada sekitar ribuan orang mengungsi setelah bencana gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala. Masyarakat di sana pun masih membutuhkan banyak kebutuhan dasar, apalagi dampak gempa yang membuat kerusakan besar seperti runtuhnya bangunan.

Setidaknya masyarakat di sana masih kekurangan bahan makanan dan banyak kebutuhan mendasar lainnya. Berikut daftar kebutuhan penting yang mendesak dibutuhkan oleh para korban gempa di Palu dan sekitarnya:

1.BBM seperti solar dan premium
2.Air minum
3.Tenaga medis, obat-obatan, rumah sakit lapangan
4.Tenda, terpal, selimut, veltbed
5.Tangki air
6.Bahan makanan
7.Alat penerangan
8.Genset
9.Dapur umum
10.Kantong mayat, kain kafan
11.Makanan bayi dan anak.

Share: 5 Info Penting dari Perkembangan Gempa Palu