General

Tiga Kemungkinan Akibat Partai “Papa” Pilih Kang Emil

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image
Asumsi.co

Menjelang Pilkada Jawa Barat yang akan berlangsung tahun depan, dinamika perpolitikan di Tatar Sunda itu menjadi semakin panas. Setelah melalui berbagai drama dan spekulasi, Golkar akhirnya memutuskan untuk mengusung Kang Emil (Ridwan Kamil) dibanding kadernya sendiri, Dedi Mulyadi. Pengusungan Kang Emil oleh Golkar ini juga bikin beberapa pihak miris melihat nasib Kang Dedi yang justru dicampakkan oleh parpolnya sendiri. Padahal, Kang Dedi yang juga Bupati Purwakarta ini sudah merintis karier belasan tahun lho, di Golkar. Menanggapi keputusan para petinggi Golkar ini, pastinya ada juga golongan yang tak menerima keputusan tersebut. Namun, dengan jelas Wakil Sekretaris DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Jawa I, Ratu Dian Hatifah mengingatkan kepada seluruh kader di Jawa Barat untuk mematuhi keputusan DPP Golkar yang telah resmi mengusung Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien pada Pemilihan Umum Jabar 2018.

Kira-kira, sudah tepatkah Golkar mengusung Kang Emil dibanding Dedi Mulyadi? Apa saja ya, yang bisa terjadi pada Golkar maupun Kang Emil? ini dia nih kemungkinan-kemungkinannya!

Golkar Pecah Kubu

Pengamat Politik, Ujang Komarudin mengatakan sebagai Ketua DPD Jabar, Dedi Mulyadi tidak memiliki kekurangan untuk menjadi calon gubernur. Maka dari itu, keputusan mengusung Kang Emil, kata Ujang sepertinya hanya keputusan para elit partai dan bukan suara dari kader akar rumput. Padahal, Partai Golkar tak mungkin bertahan kalau bukan karena kerja-kerja kader arus bawah yang berurusan langsung dengan para calon pemilih. Nah, dari Kader Partai Golkar Kota Bandung saja sudah membuat petisi penolakan keputusan DPP karena tak sesuai dengan hasil rapat pimpinan daerah. Tentunya dengan bukti itu, Golkar akan terpecah menjadi dua kubu yaitu barisan ingkar janji dan barisan sakit hati.

Golkar Menang

Ridwan Kamil merupakan tokoh yang akhir-akhir ini menjadi perhatian publik karena terobosan-terobosan seru-nya di kota Bandung. Sebut saja aktivitasnya yang kekinian di media sosial, hingga program pembangunannya yang anti-mainstream, seperti membuat taman jomblo dan Mobil Kekasih (Konseling Silih Asih). Hasil survei juga membuktikan tingkat elektabilitas Kang Emil lebih unggul dibanding yang lain. Tak salah jika Golkar akhirnya tertarik dan berpaling memilih Kang Emil. Mulai dari ibu-ibu muda, nenek-nenek, bahkan remaja, semua menyukai Kang Emil yang santun dan pandai bermain instagram. Kemungkinan Kang Emil menang pun tak terelakan. Golkar yang selalu menang pada masa orde baru juga kemungkinan akan merasakan kemenangannya kembali di pemilihan Gubernur Jabar 2018.

Kang Emil ditinggal Fans

Status Papa alias Setya Novanto yang kini kembali dipanggil oleh KPK sepertinya membuat elektabilitas partai yang dipimpinnya ikut terkena imbas. Survei dari CSIS (Center for Strategic and Internasionall Studies) memaparkan elektabilitas Golkar menurun dari tahun sebelumnya. Jika di tahun 2016 elektabilitas Golkar ada di angka 14,1%, maka tahun ini, angka itu turun ke 10,9%. Jika terus berlarut-larut, Kasus Papah yang tak jelas ujungnya itu lama-lama bisa berimbas pada elektabilitas Kang Emil. Apalagi, meme tentang Papah yang marak di media sosial, bisa juga berimbas ke Kang Emil, bisa jadi followers di instagram Kang Emil juga ikut menurun drastis.

Nah, dengan dinamika politik yang terus-terusan berubah ini, maka yang kita bisa lakukan adalah menunggu langkah selanjutnya yang akan diambil Kang Emil maupun Partai Golkar. Apapun keputusannya, semoga yang terbaik buat bumi Pasundan, ya!

Share: Tiga Kemungkinan Akibat Partai “Papa” Pilih Kang Emil