Budaya Pop

Tiga Alasan Kenapa Donald Trump dan Kim Jong Un Kayak Orang Pacaran

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Sebagai presiden di negara adidaya sekelas Amerika Serikat, Donald Trump tentunya KZL ketika diejek sebagai orang tua yang gila oleh oleh pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Ejekan ini disampaikan Jong Un beberapa saat sebelum perjalanan Trump ke Asia awal November lalu. Kesal? Sudah pasti. Rasa ingin mendorong Jong Un dari atas Monas? Apalagi. Tapi sebagai presiden, Trump harus jaim dong dalam merespon ejekan yang dilontarkan oleh pria yang hobi banget uji coba misil itu.

Jadi, alih-alih membalas ejekan itu dengan invasi militer atau tembakan nuklir, Trump justru merespon lewat akun Twitter-nya, ala-ala anak millenial jaman sekarang. Balasan ini dicuitkan saat dia berada di Vietnam usai menghadiri KTT APEC, Minggu (12/11/2017) lalu. Menariknya, serangan balasan Trump seolah ingin menegaskan bahwa dirinya adalah sosok suci dan Kim adalah sosok yang penuh dosa, seperti apa yang disampaikan Awkarin lewat lagunya.

“Buat apa Kim Jong Un menghina saya dengan menyebut saya ‘tua’, padahal saya tidak pernah menyebut dia ‘gendut dan pendek’? Saya berusaha keras untuk jadi temannya dan mungkin suatu hari nanti hal itu bisa terjadi,” tulis Trump di akun Twitter resminya.

Jadi, bapak Trump disebut tua oleh Kim Jong Un, lalu dia membalas dengan ngatain Jong Un gendut dan pendek? Tapi kok di akhir twit-nya ada kalimat pengen temenan? Intinya pengen temenan apa musuhan sih? Bingung deh! Menurut penelusuran tim Asumsi, memang ada banyak kejadian antara hubungan dua pemimpin ini yang bikin kita gagal paham karena tingkahnya yang kayak orang pacaran. Keliatannya benci, tapi ada cinta-cintanya juga. Maksudnya gimana sih? Yuk, kita simak aja buktinya…

1. Trump mungkin belum ingin sepenuhnya menjalankan prinsip ‘si vis pacem para bellum’. Sebuah istilah populer di zaman Romawi kuno yang dicetuskan Flavius Vegetius Renatus yang berarti “jika ingin mendapatkan perdamaian, maka harus siap untuk berperang.”

Kepada Kim, Trump justru lebih terlihat mesra dan menahan diri meski sebenarnya keduanya kerap saling ancam. Misalnya saja pada April 2017 lalu, ketika Korut sedang gencar-gencarnya uji coba misil, Trump yang sebenarnya panas-dingin melihat situasi keamanan di semenanjung Korea yang tak kunjung kondusif itu balas pamer senjata. Bedanya, pak Trump pamer lewat statement aja, gak perlu ikut-ikutan nembak nuklir.

”Kita tidak bisa membiarkan orang gila dengan senjata nuklir lepas kendali seperti itu. Kami punya lebih banyak kekuatan. Lebih dari yang dia (Kim Jong Un) miliki. Ada 20 kali lebih banyak. Tapi kami tidak menggunakannya,” ujarnya.

2. Kim pun demikian. Meski lontaran kalimat-kalimatnya sangat menyayat hati, namun ia tidak benar-benar melakukan hal gila yang bisa membahayakan Trump dan negaranya. Pada Agustus 2017 misalnya, Kim hanya menggertak dengan menyebut Trump hilang ingatan dan tak ada aksi-aksi agresif yang membahayakan Amerika Serikat.

”Sepertinya dialog tidak akan bisa dilakukan dengan seorang seperti (Donald Trump) yang hilang ingatan,” ujar Kim Jong-un.

3. Dan yang terbaru tentu soal ejekan Jong Un yang direspons Trump dengan cara yang lembut, bahkan membuka peluang untuk temenan. Bagaimana bisa kita tidak tergoda untuk menyebut hubungan keduanya lebih cenderung benci tapi cinta? Trump yang jelas-jelas diejek pikun justru berharap bisa menjalin hubungan pertemanan dengan Jong Un suatu saat nanti, meski Trump juga tetap menyelipkan kata-kata bernada sarkas dalam respon-nya.

Melihat situasi di semenanjung Korea yang kerap panas dengan diwarnai adegan-adegan berbau militer seperti uji coba roket, misil, hingga latihan militer bareng, rasa-rasanya akan lebih menyenangkan ya, kalau konflik negara-negara di kawasan tersebut hanya sebatas perang mulut saja, ala Trump dan Kim Jong Un. Selain bakal lebih hemat karena cuma modal twitter dan pernyataan pers, konflik model begini juga bakal lebih aman karena kita gak perlu takut warga sipil bakal jadi korban senjata kayak di perang-perang konvensional pada umumnya. Setuju gak, guys?

Share: Tiga Alasan Kenapa Donald Trump dan Kim Jong Un Kayak Orang Pacaran