Isu Terkini

22 Februari 1978: Istiqlal Diresmikan Jadi Salah Satu Masjid Terbesar

Ramadhan — Asumsi.co

featured image

Indonesia memiliki salah satu masjid terbesar dan megah yang berada di Jakarta bernama Masjid Istiqlal. Tepat hari ini, 41 tahun lalu atau pada 22 Februari 1978 silam, Masjid Istiqlal untuk pertama kalinya diresmikan menjadi salah satu masjid terbesar di dunia. Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang di tengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas) dan di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral.

Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, Masjid Istiqlal juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Tak hanya itu saja, masjid ini juga jadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Masjid Istiqlal memiliki sisi historis sejak pertama kali dibangun.

Perlu diketahui bahwa Masjid Istiqlal dibangun sebagai bagian dari proyek pembangunan mercusuar oleh Presiden Pertama RI, Soekarno. Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan masjid terjadi pada 24 Agustus 1951 oleh Soekarno. Menariknya, arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan.

Jika dilihat, Masjid Istiqlal memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, serta dihiasi ornamen geometrik dari baja anti karat. Sementara bangunan utama masjid terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Terdapat satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar.

Dibangun Soekarno dan Diresmikan Soeharto

Selain itu, Masjid Istiqlal juga memiliki menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Meski pembangunannya dimulai di era Soekarno, namun Masjid Istiqlal diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 22 Februari 1978 silam.

Peresmian sendiri ditandai dengan pemasangan prasasti bertanda tangan Soeharto di area tangga pintu As-Salam. Sementara Ibu Negara Tien Soeharto juga ikut melakukan upacara gunting pita. Kala itu, Soeharto juga menyampaikan sejumlah pesan dalam pidatonya.

Soeharto mengingatkan, meski Indonesia sudah merdeka, namun masih ada perjuangan lain yang lebih besar. Perjuangan itu adalah melawan hawa nafsu. Pesan Soeharto ini seperti berlawanan dengan “sejarah” Istiqlal, yang lahir atas ambisi Soekarno untuk menciptakan masjid termegah dan terindah.

Selain itu, Soeharto juga menitipkan pesan agar Masjid Istiqlal jangan sampai dikuasai satu golongan saja. Soeharto juga tidak ingin masjid terbesar di Asia Tenggara itu dimanfaatkan untuk kepentingan selain ibadah. “Kita harus jadikan masjid ini cermin wajah kehidupan ummat Islam Indonesia dan bangsa Indonesia umumnya, dengan sifat-sifat takwa, nilai-nilai moral luhur, dan sifat rukun serta bersatu.”

Sampai saat ini, Masjid Istiqlal masih tercatat sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara. Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 9,32 hektar. Tercatat, Masjid Istiqlal bisa menampung hingga kapasitas mencapai 200.000 jemaah untuk melakukan ibadah shalat di dalamnya.

Selain megah dan jadi masjid terbesar di Asia Tenggara dan salah satu terbesar di dunia, Masjid Istiqlal juga merupakan perwujudan bermacam simbol. Misalnya dari segi nama, “Istiqlal” berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti “merdeka”. Nama ini digunakan sebagai bentuk syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia.

Makna Berbagai Simbol Masjid Istiqlal

Lebih jauh, dari sisi letak, masjid yang terletak di pusat kota ini ternyata memiliki simbol tersendiri. Simbol bahwa sebagai negara dengan mayoritas umat Islam terbesar di dunia, kemerdekaan tidak hanya harus diisi dengan pembangunan material saja, melainkan juga harus diisi dengan pembangunan spiritual.

Makna lainnya juga terlihat dari sisi letak Istiqlal yang berdekatan dan tak jauh dari Istana Kepresidenan dan area Monas juga mengikuti konsep tata letak perkotaan tradisional, terutama era kerajaan Islam di Jawa. Di masa itu, Masjid Agung memang umum berada di sebelah barat dari alun-alun yang merupakan pusat kota, sementara keraton atau pusat pemerintahan berada di sebelah selatan alun-alun.

Untuk melihat tata letak kota secara tradisional yang digambarkan di atas, masih bisa dijumpai di sejumlah kota, seperti Yogyakarta dan Cirebon. Penempatan ini juga seperti memperlihatkan sinergi kebijaksanaan budaya tradisional dengan budaya modern yang terlihat dari gaya arsitektur Masjid Istiqlal.

Hal yang memiliki makna mendalam lainnya adalah letak Masjid Istiqlal yang berdampingan dengan Gereja Katedral Jakarta. Itu juga menjadi simbol toleransi. Makna yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dengan bermacam latar belakang suku, agama, dan budaya ini.

Gaya Arsitektur Masjid Istiqlal Sarat Makna

Selain digunakan sebagai tempat ibadah, Masjid Istiqlal juga merupakan objek wisata religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini, jamaah dan wisatawan dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Indonesia, Timur Tengah, dan Eropa.

Untuk arsitektur Indonesia sendiri terlihat pada bangunan yang bersifat terbuka dengan memungkinkan sirkulasi udara alami sesuai dengan iklim tropis serta letak masjid yang berdekatan dengan bangunan pusat pemerintahan. Lalu, pada bagian dalam kubah masjid yang berhiaskan kaligrafi merupakan hasil adopsi arsitektur Timur Tengah. Masjid ini juga dipengaruhi gaya arsitektur Barat, sebagaimana terlihat dari bentuk tiang dan dinding yang kokoh.

Tak hanya itu saja, arsitektur Masjid Istiqlal juga menampilkan pendekatan yang unik terhadap berbagai serapan budaya dalam komposisi yang harmonis. Perpaduan itu menunjukkan kuatnya pemahaman yang menghargai berbagai budaya dari masyarakat yang berbeda, yang ditempatkan sebagai potensi untuk membangun harmoni dan toleransi antar umat beragama, dalam rangka membina kesatuan dan persatuan bangsa.

Beberapa kalangan menganggap arsitektur Islam modern Timur Tengah masjid Istiqlal berupa kubah besar dan menara terlalu bersifat Arab dan modern, sehingga terlepas dari kaitan harmoni dan warisan tradisi arsitektur Islam Nusantara tradisional Indonesia. Mungkin sebagai jawabannya mantan presiden Suharto melalui Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila menyeponsori pembangunan berbagai masjid beratap limas tingkat tiga bergaya tradisional masjid Jawa.

Rancangan arsitektur Masjid Istiqlal mengandung angka dan ukuran yang memiliki makna dan lambang tertentu. Misalnya saja terdapat tujuh gerbang untuk memasuki ruangan dalam Istiqlal yang masing-masing dinamai berdasarkan Al-Asmaul-Husna, nama-nama Allah yang mulia dan terpuji.

Angka tujuh sendiri melambangkan tujuh lapis langit dalam kosmologi alam semesta Islam, serta tujuh hari dalam seminggu. Tempat wudhu terletak di lantai dasar, sementara ruangan utama dan pelataran utama terletak di lantai satu yang ditinggikan. Bangunan masjid terdiri atas dua bangunan; bangunan utama dan bangunan pendamping yang lebih kecil.

Bangunan pendamping berfungsi sebagai tangga sekaligus tempat tambahan untuk beribadah. Bangunan utama ini dimahkotai kubah dengan bentang diameter sebesar 45 meter, angka “45” melambangkan tahun 1945, tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Kemuncak atau mastaka kubah utama dimahkotai ornamen baja antikarat berbentuk Bulan sabit dan bintang, simbol Islam.

Lalu, kubah utama ini ditopang oleh 12 tiang ruang ibadah utama disusun melingkar tepi dasar kubah, dikelilingi empat tingkat balkon. Angka “12” yang dilambangkan oleh 12 tiang melambangkan hari kelahiran Nabi Muhammad yaitu tanggal 12 Rabiul Awwal, juga melambangkan 12 bulan dalam penanggalan Islam (juga penanggalan Masehi) dalam satu tahun.

Empat tingkat balkon dan satu lantai utama melambangkan angka “5” yang melambangkan lima Rukun Islam sekaligus melambangkan Pancasila, falsafah kebangsaan Indonesia. Tangga terletak di keempat sudut ruangan menjangkau semua lantai. Pada bangunan pendamping dimahkotai kubah yang lebih kecil berdiameter 8 meter.

Share: 22 Februari 1978: Istiqlal Diresmikan Jadi Salah Satu Masjid Terbesar