Massa buruh mengancam tidak akan berhenti untuk menggelar aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sampai harga kembali turun. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan rangkaian aksi akan digelar sampai Oktober mendatang.
“Maka pada awal Oktober sampai pertengahan Oktober, aksi diperluas. Partai Buruh akan mengorganisir dengan buruh, petani, nelayan, mahasiswa. Mula-mula kita bergabung dengan mahasiswa kita organisir, semua aksinya aksi damai,” ujar Said Iqbal yang juga menjabat sebagai Presiden Partai Buruh, dalam konferensi pers daring pada Jumat (9/9/2022).
Taati aturan: Said Iqbal menyatakan bahwa rentetan aksi itu akan dilakukan secara konstitusional, yang mana akan mematuhi aturan yang berlaku. Seperti memberi pemberitahuan kepada aparat keamanan, menaati ketentuan aksi, serta damai dan tertib.
“Tidak boleh menyerang pribadi pejabat, apalagi presiden. Tidak boleh,” ucapnya.
Ancam mogok: Namun begitu, dia meyakini bahwa sampai akhir bulan ini harga BBM akan kembali seperti semula. Namun jika sejumlah upaya itu gagal membuat harga BBM kembali turut, pihaknya menyiapkan skenario aksi mogok kerja nasional pada akhir tahun ini.
“Barulah puncaknya bila tetap tidak didengar, kami mempersiapkan akhir November Partai Buruh dan organisasi serikat buruh, serikat petani, serikat nelayan, miskin kota, buruh migran, guru honorer, kami mempersiapkan pemogokan nasional,” tegasnya.
Said Iqbal membeber bahwa pemogokan itu akan dilakukan secara konstitusional dengan beralasan undang-undang. Di mana dasar hukumnya termaktub dalam UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
“Nanti kami akan lapor pemberitahuan ke aparat nasional. Untuk mogok nasional adalah stop produksi, jadi akan didahului nanti oleh perundingan-perundingan upah dan kenaikan BBM,” katanya.
Diikuti jutaan buruh: Said mengancam bahwa aksi mogok nasional itu bakal diikuti sampai lima juta buruh di seluruh Tanah Air. Mereka berasal dari sejumlah pabrik dengan perkiraan sampai lebih dari 15 ribu pabrik.
“Jadi lima juta buruh akan turun yang berasal dari 15 ribu pabrik di 34 provinsi dan di 400 lebih kabupaten/kota serempak mogok nasional,” ungkapnya.
Baca Juga:
Buruh Akan Terus Gelar Demo hingga Desember 2022