Isu Terkini

Duyung Perairan China Dinyatakan Punah

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Julien Willem via Wikimedia

Sebuah hasil penelitian mengungkapkan duyung atau dugong, mamalia laut yang telah ada di perairan selatan China selama ratusan tahun, telah punah secara fungsional (functionally extinct).

Penyebab: Berdasarkan riset Masyarakat Zoologi London (ZSL) dan Akademi Sains China, populasi duyung di perairan selatan China telah menurun drastis sejak 1970-an karena penangkapan ikan, hantaman kapal, dan hilangnya habitat akibat ulah manusia. 

Tanpa bukti keberadaannya di China sejak 2008, riset tersebut menunjukkan adanya kepunahan fungsional pertama mamalia besar di perairan China.

Duyung, yang hidupnya tergantung pada rumput laut, telah dimasukkan sebagai hewan sangat penting yang dilindungi secara nasional sejak 1988 oleh Dewan Negara China. 

Habitat duyung di laut telah berkurang drastis oleh perilaku manusia. Meski, upaya restorasi dan pemulihannya menjadi prioritas utama di China. Namun, restorasi memerlukan waktu yang mungkin tak lagi dimiliki oleh duyung. 

Punah: Mamalia itu ditemukan di perairan pesisir dari Afrika Timur dan Vanuatu hingga Jepang di utara. Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menganggap hewan itu terancam punah. 

Peneliti dari Institut Zoologi ZSL Samuel Turvey mengatakan, kepunahan duyung di China menjadi kerugian yang menghancurkan. 

“Ketiadaan hewan itu tidak hanya akan mengganggu fungsi ekosistem, tetapi juga memberikan wake-up call – peringatan serius bahwa kepunahan dapat terjadi sebelum upaya konservasi yang efektif dilakukan,” tutur salah seorang peneliti dalam riset itu, dilansir dari Antara. 

Wawancara komunitas nelayan: Penelitian tersebut digarap oleh sebuah tim ilmuwan internasional. Mereka melakukan wawancara di 66 komunitas nelayan di empat provinsi China yang berada di sepanjang pesisir Laut China Selatan. Para peneliti mengatakan, mereka akan menerima dengan baik bukti apa pun yang menunjukkan bahwa duyung masih ada di China.

Mereka mengusulkan status regional spesies tersebut ditetapkan menjadi Sangat Terancam Punah (Critically Endangered) atau satu tingkat di bawah Punah (Extinct).

Baca Juga:

Fosil Kangguru Raksasa Ditemukan di Papua Nugini 

Puluhan Penyu Terancam Punah Mati, Ada Luka Sayat dan Tikam 

Badak kembali ke Mozambik Usai Lebih dari 40 Tahun Punah

Share: Duyung Perairan China Dinyatakan Punah