Internasional

Senyap, Korut Lepaskan Air dari Bendungan Saat Korsel Banjir Bandang

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Yonhap

Korea Utara (Korut) tampaknya melepaskan air dari sebuah
bendungan di dekat perbatasan tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya kepada
Korea Selatan (Korsel).

“Saat hujan turun dengan deras di Korea Utara, Korea Utara
berulang kali membuka dan menutup pintu air Bendungan Hwanggang. Sepertinya
(Utara) sedang menyesuaikan ketinggian air Bendungan Hwanggang berdasarkan
situasi curah hujan,” ujar pejabat kementerian unifikasi, dilansir dari Yonhap.

Langgar perjanjian: Korut yang basah kuyup tertimpa hujan
lebat, tanpa pemberitahuan sebelumnya melepaskan air bendungan. Padahal, di
bawah perjanjian antar-Korea yang ditandatangani pada Oktober 2009, Korut
seharusnya memberi tahu Korsel sebelumnya tentang rencananya untuk melepaskan
air bendungan.

Kementerian Unifikasi pernah membuat permintaan publik ke
Korut untuk memberi tahun Korsel terlebih dahulu jika melepaskan air bendungan
pada Selasa (28/6/2022). Sebab, pelepasan air bendungan dapat menimbulkan
kerusakan di Korsel.

Permintaan tersebut, bagaimanapun, tidak dijawab, dengan
Korut tampaknya melepaskan air dari Bendungan Hwanggang pada akhir Juni di
tengah hujan lebat pada saat itu.

Antisipasi dampak: Hingga saat ini, kemungkinan pelepasan
air yang menyebabkan kerusakan di Korsel tetap rendah, tetapi situasinya
dipantau secara ketat karena hujan lebat diperkirakan akan terjadi pada Senin
(8/8/2022) dan Selasa (9/8/2022) di Korut.

Biasanya diperlukan waktu empat hingga lima jam untuk air
yang dilepaskan dari bendungan yang terletak di bagian atas Sungai Imjin untuk
mencapai Bendungan Gunnam di kota perbatasan Yeoncheon di selatan, 62 kilometer
di utara Seoul.

Kementerian Lingkungan Korsel, pemerintah daerah setempat,
dan militer sedang menyusun langkah mencegah dampak kerusakan dari pelepasan
air bendungan dari Korut saat Korea diguyur hujan lebat.

Banjir bandang: Sebelumnya, Banjir bandang di Seoul dan
daerah sekitarnya sebabkan tujuh orang tewas dan enam lainnya hilang.
Rinciannya, lima orang tewas dan empat lainnya hilang di Seoul. Sedangkan dua
orang tewas dan dua lainnya hilang di Provinsi Gyeonggi.

Dilansir dari Yonhap, banjir bandang karena curah hujan
terberat dalam 80 tahun terakhir itu juga sebabkan rumah, kendaraan, gedung,
hingga stasiun kereta bawah tanah tenggelam.

Kota pelabuhan barat Incheon dan Provinsi Gyeonggi yang
mengelilingi Seoul diguyur hujan lebat lebih dari 100 milimeter (mm) per jam
pada Senin (8/8/2022) malam. Bahkan, curah hujan di distrik Dongjak Seoul
melebihi 141,5 mm per jam pada satu titik. Ini merupakan curah hujan tertinggi
per jam sejak 1942.

Baca Juga

Share: Senyap, Korut Lepaskan Air dari Bendungan Saat Korsel Banjir Bandang