Direktur Kriminal Umum Polda Papua, Komisaris Besar Faizal Rahmadani, mengungkap dua senjata api organik Polri jatuh ke tangan KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Jenis senjata: Faizal merinci dua senjata tersebut yakni berjenis AK-101 dan senjata api jenis SSG08 alias senjata sniper. Kedua senjata itu direbut KKB kelompok Egianus Kogoya setelah membunuh Brigadir Polisi Dua Diego Rumaropen, di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
“Memang benar kedua pucuk senjata itu sudah di tangan Egianus Kogoya,” kata Faizal dikutip Antara.
Kronologi: Ia menjelaskan awalnya kedua pucuk senjata api dirampas dengan membunuh Rumaropen pada 18 Juni lalu oleh AB dan H. Kedua pelaku itu anggota kelompok Wosa yang merupakan bagian kelompok Kogoya kemudian dijemput Yotam Bugiangge dan diserahkan ke Kogoya.
“Sudah dipastikan kedua senjata api Polri itu di tangan Egianus Kogoya karena juga digunakan saat kontak tembak dengan aparat keamanan di Kenyam,” kata dia.
Ia menyatakan, kelompok Kogoya yang menyerang hingga menewaskan 10 warga sipil di Nogoloid, Kabupaten Nduga, Sabtu (16/7). Seluruh jenazah korban sudah dievakuasi ke kampung halamannya untuk dimakamkan sedangkan yang luka -luka dirawat di RSUD Timika.
“Anggota juga sudah melakukan olah TKP,” kata dia.
Mengenal Yotam Bugiangge: Yotam Bugiangge merupakan anggota TNI AD di Batalion Infantri 756/MWS dengan pangkat prajurit dua. Ia dilaporkan bergabung dengan kelompok bersenjata di Papua pimpinan Egianus Kogoya. Yotam Bugiangge disebut terlibat dalam penyerangan terhadap warga sipil di Kampung Nogoloid, Kabupaten Nduga, Papua.
“Memang benar ada laporan bekas prajurit TNI ikut bergabung KKB menyerang warga sipil hingga menewaskan 10 orang di Nogoloid, Sabtu (16/7/2022)” tutur Direktur Kriminal Umum Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Faizal Rahmadani, di Jayapura, Papua, Rabu (21/7/2022), dilansir dari Antara.
Otak penyerangan: Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, terungkap kedua orang itu, Kogoya dan Bugiangge merupakan otak dari penyerangan itu.
“Egianus Kogoya dan Yotam Bugiangge sudah bergabung dan bersama -sama menyerang warga sipil,” ucapnya.
Desertir: Bugiangge sebelum kabur bertugas di Kompi Senapan C di Senggi, Kabupaten Keerom, Papua. Ia kabur saat mendapat tugas jaga pada 17 Desember 2021 membawa senjata organik TNI, SS1 V1 kaliber 5,56 mm buatan PT Pindad (Persero).
Diketahui, personel Kompi C Yonif 756/WMS Prada Yotam Bugiangge melarikan diri pada Jumat (17/12/2021) pukul 17.00 WIT. Prada Yotam Bugiangge kabur dengan membawa satu pucuk senjata jenis SS-2 VI dari kesatuannya di Kompi C Yonif 756/WMS, Kabupaten Kaeerom, Papua. Prada Yotam Bugiangge merupakan putra daerah asli orang Papua yang lahir 24 Mei 1999 di Gunia, Suku Nduga Papua, Kabupaten Nduga, Papua.
Baca Juga:
Desertir TNI jadi Otak Aksi KKB di Nduga