Warga Desa Pohgading, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, geger dengan temuan serpihan kapal laut diduga peninggalan Belanda berumur ratusan tahun di Pantai Dedalpak.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait, untuk memastikan serpihan kayu Kapal itu,” ujar Anggota Pokdarwis Pondok Kerakat desa setempat, Asri, Minggu (17/7/2022), dilansir dari Antara.
Dugaan identitas kapal: Jebolnya tanggul dan penemuan serpihan kayu kapal tersebut terjadi pada Kamis (14/7/2022).
“Alhamdulillah, kemarin sudah dipasang garis Police Line di lokasi oleh Kapolsek Pringgabaya, Supaya warga tidak mendekat,” ucapnya.
Ia menduga kemungkinan kapal tersebut peninggalan Belanda atau kapal China yang membawa harta karun yang tenggelam di wilayah itu.
“Menurut cerita dari orang tua kami, ada dua kemungkinan bongkahan kapal itu. Yakni, peninggalan Belanda atau kapal China yang tenggelam pada zaman itu. Cerita ini, diceritakan oleh nenek moyang kami turun temurun,” ujar Asri.
Lokasi temuan: Lokasi penemuan tersebut merupakan bekas Labuhan Damar yang masuk pada kawasan Bangsal Poh Gading di era tahun 1857 Masehi. Selain kayu serpihan kapal, beberapa benda juga menjadi temuan warga seperti piring kuningan.
“Lokasi itu bekas pelabuhan dagang dan pangkalan militer. Ini menurut referensi dari teman kita Gegen,” ujar Asri.
Dijarah warga: Temuan bongkahan kayu tersebut menjadi obyek tontonan warga yang penasaran. Warga menjarah sebagian kayu, besi, dan barang lainnya di dalam kapal. Warga menggunakan mesin pemotong untuk menjarah kayu.
Diketahui, empat bulan lalu warga setempat juga satu rongsokan kapal laut ditempat yang sama. Namun, kayu dan benda lainnya habis dijarah oleh warga. Menurut Asri, rongsokan kapal tersebut bisa dijadikan situs sejarah dan cakar budaya daerah setempat.
“Apa yang diceritakan oleh kakek buyut kita selama ini benar adanya. Juga, ini sebagai langkah awal pemerintah dan ahli arkeolog untuk meneliti keberadaan rongsokan kapal itu,” ucapnya.
Ia meyakini masih banyak benda peninggalan dalam kapal tertimbun pasir, karena lokasinya merupakan bangsal atau pelabuhan perdagangan di era Belanda menguasai Indonesia.
“Areal temuannya kan, masuk kawasan penambangan pasir besi, saat ini menjadi kolam pengerukan. Namun karena tanggul atau pembatasnya jebol dihantam ombak, sehingga airnya surut itulah yang memunculkan kayu berbentuk moncong kapal laut, “tutur Asri.
Kapal pengangkut garam: Senada, salah satu tokoh warga setempat, Satriawan mengaku almarhum neneknya pernah menceritakan ada beberapa kapal ratus tahun yang lalu tenggelam di lokasi tersebut.
“Almarhum nenek saya pernah menceritakan kami soal kapal laut yang tenggelam disana, nenek saya pun dapat cerita dari neneknya. Meski demikian, kami tidak berani memastikan kebenaran ceritanya,” ujar Satriawan.
Berdasarkan cerita turun temurun, yang tenggelam adalah kapal pengangkut garam, kapal dapur Cina, atau kapal militer. “Kalau kita liat dari peta Belanda tahun 1857-1879. Artinya, lokasi penemuan itu kan menjadi sentral pedagang dan militer. Terbukti dengan adanya bekas nama bangsal Poh Gading,” ucapnya.
Cagar budaya: Tokoh warga dan anggota Pokdarwis setempat bergantian menjaga lokasi itu agar warga tidak berani menjarah kapal tersebut.
“Kami sudah melaporkan penemuan itu ke pemerintah, termasuk ke ahli arkeolog. Tanggapannya akan segera melakukan penelitian. Rongsokan kapal itu kami mau angkat dan dijadikan sebagai cagar budaya,” tutur Satriawan.
Baca Juga:
Makam Orang Kaya Dekade Awal Invasi Anglo-Saxon ke Inggris Ditemukan
Mengenal 8 Pahlawan Nasional di Gambar Utama Uang Kertas 2022
Misteri Penguasa Alam Semesta dalam Prasasti Kota Kuno di Suriah