Isu Terkini

IKN Nusantara Disebut Rentan, Panglima TNI Akui Kurang Alutsista

Muhammad Fadli — Asumsi.co

featured image
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengungkap Indonesia saat ini kekurangan alutsista. Kondisi itu terjadi di semua matra, baik laut, darat dan udara. 

Kerawanan IKN Nusantara: Kondisi minimnya alutsista itu ia utarakan saat menyinggung soal kerawanan lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. IKN Nusantara disebut-sebut rentan ancaman serangan udara. 

Andika mengakui TNI masih memiliki kekurangan jika dilihat dari aspek alutsista bukan hanya dari sisi matra udara, melainkan juga matra darat dan laut. 

“Memang kalau dilihat dari alutsista, kita memang masih kurang banyak sekali. Bukan hanya di udara, tapi juga di matra darat dan matra laut,” kata Andika di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin. 

Berterima kasih: Kendati demikian, pihaknya berterima kasih kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan yang telah melakukan pengadaan alutsista semaksimal mungkin. 

Menurut mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) ini, pemerintah telah berusaha memberikan yang terbanyak sesuai dengan kondisi keuangan negara yang ada.

“Tapi yang jelas tidak ada pemerintah yang kemudian tidak berusaha maksimal dalam memberikan anggaran, termasuk pemerintah presiden saat ini,” kata Andika. 

Rentan serangan udara: Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Sebelumnya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan lokasi IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, rentan terhadap ancaman serangan udara dari luar. 

“Secara geografis, Ibu Kota Nusantara memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman eksternal. Khususnya yang bersumber dari udara,” kata Andi saat menyampaikan orasi ilmiah, di Lemhannas, Kamis (19/5). 

Paradigma pertahanan: Oleh karena itu, Andi meminta agar kapasitas anti-access/area-denial (A2/AD) di sekitar IKN perlu diperkuat. Dia menambahkan pemindahan Ibu Kota Jakarta ke Kalimantan Timur perlu disertai perubahan paradigma pertahanan. 

Menurut Andi, paradigma itu dinilai tidak lagi optimal karena tidak sejalan dengan posisi geografis serta topografi IKN Nusantara. 

“Selama ini, pertahanan Indonesia cenderung berfokus pada pertahanan berbasis darat dengan mengandalkan strategi pertahanan mendalam (in-depth defense),” kata mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) ini.

Baca Juga:

Kronologi Dua Anggota TNI Lawan 9 Begal di Jaksel 

Fakta-fakta Pesawat Asing Nekat Susupi Indonesia 

Kronologi Pesawat Asing Terbang di Langit RI Tanpa Izin, Dipaksa TNI AU Mendarat

Share: IKN Nusantara Disebut Rentan, Panglima TNI Akui Kurang Alutsista