Bisnis

Kenapa Masyarakat Mudah Tergiur Investasi Bodong?

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Antara/Ikhwan Wahyudi

Kepala OJK Sumatera Barat, Yusri, mengungkap salah satu
penyebab masyarakat mudah tergiur dengan penawaran investasi bodong.

“Saat ada penawaran investasi, masyarakat umumnya hanya
melihat satu sisi saja yaitu seberapa besar keuntungan yang diperoleh dan
jarang berpikir ada risiko di sana,” ucapnya, dilansir dari Antara.

Cuma Pikirkan Untung: Menurut Yusri, pola pikir hanya
mengedepankan untung semata dan abai dengan risiko investasi sebabkan korbannya
bisa dari kalangan terpelajar hingga pejabat.

“Masyarakat kurang hati-hati saat ada penawaran
investasi, tidak mendalami apakah wajar atau tidak keuntungannya, statusnya
legal atau tidak,” tutur Yusri.

Imbasnya, hanya berhitung ketika investasi dengan tawaran
keuntungan yang menggiurkan dalam sekian bulan modal akan balik. Apalagi, jika
ada testimoni dari saudaranya yang sudah mendapatkan keuntungan yang besar,
maka risikonya tidak akan terpikirkan lagi.

Pentingnya Edukasi: Orang yang hanya berpikir untung dengan
cepat, tetapi mengabaikan risiko akan rawan terjerat investasi bodong. OJK
terus melakukan edukasi bersama industri jasa keuangan agar masyarakat bijak
dalam berinvestasi tidak hanya semata mengejar keuntungan, tetapi
mempertimbangkan risiko.

Sebab, setiap investasi pasti ada risikonya. OJK telah
menyediakan infrastruktur investasi yang lebih aman dan ada pengawasan terhadap
perusahaan investasi tersebut.

Edukasi perlu dilakukan secara masif. Jika ada penawaran
investasi yang diragukan, bisa ditanyakan kepada OJK atau Satgas Waspada
Investasi di daerah.

“Sehingga OJK bisa lebih cepat berkoordinasi dan
mengantisipasi agar masyarakat tidak menjadi korban,” ujar Yusri.

Data Investor: Pada posisi Maret 2022, SID (single investor
identification) didominasi oleh Reksa Dana yang mencapai 110.417 investor.
Sedangkan Saham sebanyak 54.313 investor.

Lalu, Surat Berharga Negara (SBN) baru tercatat sebanyak
4.659 investor dan Efek Beragun Aset (EBA) baru sebanyak tiga investor.

Dari 54.313 investor saham 70,30 % didominasi oleh usia di
bawah 30 tahun. Jumlah SID Saham tumbuh sebesar 66,38 % dengan transaksi
sebesar Rp1,81 triliun atau tumbuh sebesar 35,17 %

Baca Juga

Share: Kenapa Masyarakat Mudah Tergiur Investasi Bodong?