Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar mengungkapkan, militer Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.300 rudal di Ukraina sejak memulai invasi lebih dari dua bulan lalu. Pasukan Rusia telah menggunakan banyak rudal laut, udara, dan darat.
Ia mengklaim, cadangan Rusia telah dibelah dua. Rusia masih memiliki cukup rudal untuk terus menimbulkan kerusakan serius.
“Menurut data kami, cadangan mereka sudah lebih dari setengahnya sejak mereka aktif menggunakannya sejak 24 Februari. Lebih dari 1.000 roket telah digunakan. Lebih tepatnya, lebih dari 1.300 rudal,” ucapnya, dilansir dari Newsweek.
Senjata nuklir: Peluncuran rudal Rusia di Ukraina akan berlanjut. Selain menggunakan serangan rudal dan pasukan darat, kata dia, Rusia mencoba ‘pemerasan dan intimidasi langsung ke seluruh dunia’ dengan mempertimbangkan penggunaan senjata kimia atau nuklir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga berkomentar mengenai potensi ancaman nuklir pada hari yang sama. Zelensky mengatakan, Rusia merupakan ancaman nuklir terbesar di dunia sejak 1986 dan berusaha untuk memeras dunia dengan senjata nuklir.
Uji coba rudal: Kekhawatiran internasional tentang potensi penggunaan senjata nuklir telah meningkat karena tindakan baru-baru ini oleh Rusia. Ini termasuk menempatkan persenjataan nuklirnya dalam keadaan siaga tinggi.
Pekan lalu, Rusia melakukan uji coba rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir yang kadang-kadang disebut sebagai Setan 2. Presiden Rusia Vladimir Putin membual bahwa uji coba rudal akan memaksa negara lain untuk berpikir dua kali sebelum mencoba mengancam negerinya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan bahwa Perang Dunia III bisa saja terjadi. Ia juga memperingatkan mereka yang meremehkan ancaman senjata nuklir bahwa bahayanya serius.
Bantuan AS: Banyak senjata yang digunakan oleh Ukraina telah dipasok oleh sekutu. Misalnya, AS telah mengirim 3,4 miliar USD bantuan militer ke Kiev sejak perang dimulai.
Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov menuntut diakhirinya bantuan. Ia menuduh AS “mencoba meningkatkan taruhan lebih banyak dan memperburuk situasi.”
Rusia memperingatkan bahwa kendaraan yang mengangkut senjata yang dipasok oleh AS dan sekutu NATO lainnya ke Ukraina akan dianggap sebagai “target militer yang sah.”
Baca Juga: