Internasional

Eropa Ingin Lepas dari Ketergantungan Energi Rusia

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
ANTARA/REUTERS/Anton Vaganov/am.

Uni Eropa menargetkan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan gas Rusia hingga dua pertiga pada akhir tahun ini. Kemudian hingga 2027 nanti, benua biru itu menargetkan untuk lepas dari ketergantungan minyak dan gas Rusia. 

Hal itu disampaikan Komisioner Ekonomi Uni Eropa, Paolo Gentiloni kepada harian Il Messaggero dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Selasa (26/4/2022). 

Pengaruh ke ekonomi: Dengan rencana tersebut, Gentiloni mengatakan Uni Eropa akan memangkas perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk 2022 dari target sebelumnya sebesar 4,0 persen. 

Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi di zona Euro untuk 2022 menjadi 2,8 persen dari 3,9 persen sebagai konsekuensi dari perang antara Ukraina dan Rusia. 

Tak picu stagnasi: Kendati begitu, Gentiloni mengatakan terlalu dini untuk menerka pemangkasan tersebut dapat menyebabkan stagnasi ekonomi di zona Euro. Hal ini mengingat sejumlah capaian positif yang telah diwariskan dari paruh kedua 2021, seperti tingkat pengangguran yang sangat rendah dan penumpukan tabungan yang sangat tinggi di Uni Eropa.

“Risiko stagnasi juga akan sangat bergantung pada durasi perang,” tambahnya. 

 Ultimatum Putin: Seperti diketahui, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengancam akan menghentikan kontrak pasokan gas ke Eropa, kecuali negara-negara kawasan itu melakukan pembayaran dengan mata uang ruble.

 Ancaman itu sejauh ini merupakan pembalasan paling keras yang dilancarkan Putin di bidang ekonomi atas rentetan sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap negaranya terkait invasi Rusia ke Ukraina. 

Bayar pakai rubel: Putin, yang menghadapi perlawanan keras dari militer Ukraina, telah memainkan salah satu kartu terpentingnya menyangkut kebutuhan energi negara-negara Eropa. 

“Mereka harus membuka rekening dalam ruble di bank-bank Rusia. Dari rekening itulah pembayaran akan dilakukan sebelum gas dikirimkan. Kalau pembayaran itu tidak dilakukan dalam ruble, kami akan menganggap para pembeli gagal melakukan pembayaran, diikuti dengan konsekuensi berikutnya … kontrak yang ada sekarang akan dihentikan,” kata Putin, Kamis (31/3/2022), dilaporkan Antara. 

Rusia memasok sekitar sepertiga dari gas Eropa, jadi energi adalah pengungkit paling kuat yang dimiliki Putin saat ia mencoba untuk membalas sanksi Barat atas invasinya ke Ukraina.

Baca Juga:

Presiden Ukraina Ingatkan Ambisi Rusia Incar Negara Lain 

Rusia Usir 40 Diplomat Jerman 

Rusia Colek Barat soal Potensi Perang Nuklir di Ukraina

Share: Eropa Ingin Lepas dari Ketergantungan Energi Rusia