Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah meminta Polri menjelaskan data tentang keberadaan jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di provinsi yang dipimpinnya.
Merujuk sejarah: Mahyeldi mengatakan karena berdasarkan sejarahSumbar tidak pernah menjadi pusat gerakan NII. Apalagi jika ada narasi bahwa kelompok itu berencana menggulingkan pemerintahan.
Dianggap bias: Mengutip Antara, Rabu (20/4/2022), Mahyeldi menyebut bahwa informasi yang disampaikan Polri mengenai NII di Sumbar menjadi bias. Ia tak ingin masyarakat bertanya-tanya.
“Jangan sampai masyarakat bertanya-tanya tanpa ada kepastian. Kemudian juga dikatakan di sana mereka akan menggulingkan pemerintah, saya kira itu luar biasa tuduhannya,” kata Mahyeldi.
Tudingan Polri: Sebelumnya Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menuding kelompok NII di Sumbar berencana untuk menggulingkan pemerintahan yang sah sebelum 2024.
Niat ini terungkap lewat pemeriksaan dan pengembangan 16 tersangka teroris yang ditangkap di wilayah Sumatera Barat pada Maret 2022. Aswin tak menjelaskan lebih terperinci mengenai upaya yang akan dilakukan NII untuk merebut kekuasaan sebelum Pemilu 2024.
Namun dia bilang bahwa kelompok tersebut hingga saat ini masih menganut pemikiran NII era Kartosuwiryo. NII ingin mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia dengan Kekhilafahan atau syariat Islam.
Banyak rencana: Ia mengatakan NII Sumatra Barat memiliki banyak rencana, terdapat juga potensi ancaman berupa serangan teror yang tertuang dalam wujud perintah mempersiapkan senjata tajam (disebut golok) dan juga mencari para pandai besi.
“Temuan alat bukti arahan persiapan golok tersebut sinkron dengan temuan barang bukti sebilah golok panjang miliki salah satu tersangka,” katanya.
Baca Juga:
Fakta-fakta Soal NII Sumbar Hendak Lengserkan Pemerintahan Jokowi Pakai Golok