Isu Terkini

Jelang Hari Primata, Seekor Bekantan di Pulau Curiak Melahirkan

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Pixabay/pen_ash/Bekantan

Seekor bayi bekantan berhasil dilahirkan di Stasiun Riset Bekantan di kawasan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan pada Senin (29/1/2024). Lahirnya bayi primata tersebut menjelang Hari Primata Indonesia yang diperingati setiap 30 Januari.

“Tentu kelahiran bayi bekantan ini menjadi kado manis jelang Hari Primata yang semangatnya untuk menggelorakan pelestarian dan perlindungan primata dalam upaya menekan laju kepunahan,” kata Founder Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Dr Amalia Rezeki atau Amel, melansir Antara.

Amel mengatakan bayi bekantan yang belum teridentifikasi jenis kelaminnya itu lahir dari seekor bekantan betina muda yang diberi nama Chery dari kelompok Bravo.

Dia menyebut kelahiran bayi bekantan merupakan anugerah terindah dari kerja keras SBI yang berupaya memulihkan ekosistem mangrove rambai di kawasan penyangga habitat bekantan.  Awalnya bekantan di sana hanya 14 individu di tahun 2016.

Sekarang di Stasiun Riset Bekantan terdapat sekitar 44 individu bekantan yang terdiri atas tiga kelompok yang masing-masing diberi nama Alpha, Bravo dan Charli.

Stasiun Riset Bekantan merupakan role model pengelolaan kawasan habitat bekantan di luar kawasan konservasi yang telah berhasil memulihkan habitat bekantan dan melakukan penambahan populasi bekantan secara alami. Bahkan mencapai 100 persen lebih dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Hal itu melampaui target dari program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk penambahan populasi bekantan sebanyak 10 persen selama lima tahun atau 2 persen setiap tahunnya.

Amel berharap semua pemangku kepentingan bisa saling membantu satu sama lain menyelamatkan bekantan di kawasan tersebut. Hal itu dilakukan dengan menjaga habitat bekantan yang tersisa agar tidak beralih fungsi.

Untuk memulihkan ekosistem hutan mangrove rambai di kawasan Stasiun Riset Bekantan, Amel dan timnya melakukan program restorasi mangrove rambai dengan menanam kembali pohon mangrove, khususnya jenis pohon rambai yang merupakan tegakan dan pakan utama bekantan.

Seperti diketahui bekantan adalah satwa unik yang juga dikenal dengan sebutan “Long Nose Monkey“. Binatang ini merupakan primata endemik Pulau Kalimantan yang statusnya terancam punah dan dilindungi negara berdasar Peraturan pemerintah No 7 Tahun 1999 yang kemudian diperbaharui menjadi PP Nomor 106 tahun 2018.

Lembaga Konservasi Internasional IUCN (International Union For Conservation of Nature and Natural Resources) memasukkan bekantan ke dalam daftar merah dengan status “Endangered Species“ atau terancam punah sejak tahun 2000.

Share: Jelang Hari Primata, Seekor Bekantan di Pulau Curiak Melahirkan