Internasional

Ratusan Warga Israel Demo Desak PM Benjamin Netanyahu Mundur dari Jabatannya dan Dipenjara

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Benjamin Netanyahu/Al Jaeera

Ratusan warga Israel berunjuk rasa di luar kediaman Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu di Jerusalem pada Sabtu (4/11/2023).  Unjuk rasa terjadi di tengah meluasnya kemarahan atas kegagalan dalam mencegah serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023). 

Salah satu pengunjuk rasa, Ofri Bibas-Levy, mengaku datang untuk menunjukkan dukungan bagi keluarganya. Saudara laki-lakinya bersama para putranya Ariel (4 tahun) dan Kfir (10 bulan), disandera oleh Hamas.

“Kami tidak tahu di mana mereka berada, kami tidak tahu kondisinya seperti apa. Saya tidak tahu apakah Kfir mendapat makanan, saya tidak tahu apakah Ariel mendapat cukup makanan. Dia bayi yang sangat kecil,” ujar Bibas-Levy, dilansir dari Reuters.

Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera biru-putih Israel, menerobos penghalang polisi di sekitar kediaman Benjamin Netanyahu, dan meneriakkan ‘Penjara sekarang!”. 

Melansir Arab News, aksi unjuk rasa bertepatan dengan jajak pendapat yang menunjukkan lebih dari tiga perempat warga Israel mendukung Netanyahu untuk mengundurkan diri. Hasil jajak pendapat menggarisbawahi meningkatnya kemarahan publik terhadap para pemimpin politik dan keamanan mereka. 

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Channel 13 Television Israel menunjukkan bahwa 76 persen warga Israel berpendapat bahwa Benjamin Netanyahu, yang kini menjabat perdana menteri untuk keenam kalinya, harus mengundurkan diri. 

Sedangkan 64 persen mengatakan negara tersebut harus mengadakan pemilu segera setelah perang. Lalu, sekitar 44  persen warga Israel menyalahkan Benjamin Netanyahu sebagai orang yang paling bersalah atas serangan dadakan Hamas pada (7/10/2023). Sisanya, 33 persen menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior Israel Defense Force (IDF), dan 5 persen menyalahkan Menteri Pertahanan.

Sejauh ini, Benjamin Netanyahu belum menerima tanggung jawab pribadi atas kegagalan serangan mendadak Hamas terhadap Israel selatan yang menewaskan lebih dari 1.400 orang. Ketika guncangan awal telah mereda, kemarahan masyarakat meningkat. Apalagi, banyak keluarga para sandera yang ditahan di Gaza sangat minim respons dari pemerintah dan menyerukan agar kerabat mereka segera dibawa pulang.

Di Tel Aviv, ribuan orang berunjuk rasa, mengibarkan bendera dan memegang foto beberapa tawanan di Gaza. Mereka juga memegang poster-poster dengan slogan-slogan seperti “Bebaskan para sandera sekarang dengan segala cara” dan meneriakkan, “bawa mereka pulang sekarang.”

Diketahui, Israel membalas serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) secara membabi buta hingga banyak mengorbankan warga sipil Gaza. Israel melancarkan serangan udara dan darat secara intens di Gaza. Dampaknya, lebih dari 9 ribu orang meninggal dunia, yang sebagian besar warga sipil, dan menghancurkan gedung-gedung kesehatan. Di sisi lain, sebelum perang, Benjamin Netanyahu telah dikenal tokoh yang memecah belah. 

Share: Ratusan Warga Israel Demo Desak PM Benjamin Netanyahu Mundur dari Jabatannya dan Dipenjara