Pertama dalam Sejarah AS, Ketua DPR Kevin McCarthy Dipecat Anggotanya Lewat Voting

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy dipecat dari jabatannya. Pemcatan terhadap anggota kongres dari Partai Republik itu berlangsung dalam sebuah pemungutan suara yang dipimpin oleh tokoh konservatif sayap kanan Partai Republik, Matt Gaetz.

Melainsir New York Post, tercatat terdapat delapan aggota Partai Republik yang ikut menggulingkan rekan sesama partainya itu. Mereka ialah Andy Biggs dari Arizona, Ken Buck dari Colorado, Tim Burchett dari Tennessee, Eli Crane dari Arizona, Matt Gaetz dari Florida, Bob Good dari Virginia, Nancy Mace dari South Carolina, dan Matt Rosendale dari Montana.

Mereka yang dikenal berhaluan konservatif, marah lantaran McCarthy meloloskan pendanaan sementara yang didukung oleh Gedung Putih, untuk mencegah penutupan pemerintah.

Penggulingan McCarthy merupakan pertama kalinya dalam sejarah AS di mana seorang ketua DPR dicopot dari jabatannya.

“Saya tidak menyesali upaya saya membangun koalisi dan mencari solusi. Saya dibesarkan untuk memecahkan masalah,” kata McCarthy kepada wartawan setelah pertemuan seluruh anggota Partai Republik, Rabu (3/10/2023) waktu setempat.

Dirinya menggambarkan masa jabatannya sebagai salah satu kehormatan terbesar.

“Saya mungkin kalah dalam pemungutan suara hari ini, namun ketika saya keluar dari ruangan ini, saya merasa beruntung telah melayani rakyat Amerika,” ujarnya.

McCarthy mengaku ogah untuk kembali menduduki jabatan tersebut.

“Saya yakin saya bisa terus berjuang, mungkin dengan cara yang berbeda.” ujarnya.

Bukan hanya tidak disukai oleh sebagai kolega partainya, McCarthy juga tidak disukai Partai Demokrat lantaran dianggap mengingkari kesepakatan dengan Presiden Joe Biden mengenai batasan pengeluaran negara yang disepakati awal tahun ini.

Perselisihan ini terjadi hanya dua hari usai DPR dan Senat meloloskan kebijakan untuk mencegah penutupan pemerintahan, dengan memperluas pendanaan federal hingga pertengahan November.

Konservatif di Republik sangat marah ketika melihat peluang mereka untuk melakukan pemotongan anggaran secara besar-besaran menjadi sia-sia.

Pemecatan terhadap McCarthy membuat DPR harus menunjuk ketua sementara memasuki masa reses hingga pengganti jabatan McCarthy permanen terpilih.