Politik

Saling Sindir Cak Imin dan Menag Yaqut: PKB Akan Disiplinkan Menag, GP Ansor Membela

Yopi Makdori — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi: Ibam/Asumsi.co

Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) buka suara terkait pernyataan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mengatakan, bakal mendisiplinkan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atas pernyataannya, soal Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Wakil Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor Wibowo Presetyo menilai, respons PKB terhadap pernyataan menteri agama yang juga ketua umum GP Ansor itu,  terlalu reaktif dan arogan.

Terlebih, Yaqut tidak menyebut nama dalam pernyataannya saat meminta masyarakat supaya tidak memilih pemimpin yang menjadikan agama alat untuk kepentingan politik, seperti di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.

“Soal pendisiplinan, saya kira itu terlalu reaktif dan arogan. Faktanya, Gus Men sama sekali tidak menyebut nama dalam pernyataannya. Sekali lagi, Gus Men hanya menyebut kriteria dan itu wajar bahkan perlu untuk Pendidikan politik,” kata Wibowo.

Menurutnya, pernyataan Yaqut justru sangat positif dan edukatif. Pesannya tersebut, dinilai sebagai bentuk ajakan agar warga bisa lebih cerdas dalam memilih calon pemimpin.

“Pernyataan Menteri Agama itu normatif, memberikan pendidikan politik kepada warga negara agar memilih calon pemimpin tidak dari penampilan saja tapi juga dari track record-nya, dari jejak rekamnya,” ujarnya.

Wibowo menambahkan, hal yang disampaikan oleh Yaqut sangat sesuai dengan kapasitasnya, sebagai menteri agama.

Track record capres dan cawapres sangat penting, terutama rekam jejak dalam penggunaan agama sebagai alat politik,” ucap dia.

Diberitakan, Yaqut mengajak umat Buddha agar melihat rekam jejak calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Hal itu disampaikan Yaqut dalam sambutannya saat menghadiri acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alila, Solo. Acara itu diikuti umat Buddha baru-baru ini.

Yaqut turut berpesan supaya masyarakat, tidak memilih pemimpin negara secara asal-asalan. Untuk itu, dirinya mengajak masyarakat memilih pemimpin yang tidak hanya pandai dalam berbicara dan mempunyai mulut yang manis.

Selain itu, Yaqut mengingatkan spaya tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik. Yaqut lalu mengungkit Pilgub DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019 yang menggunakan agama untuk kepentingan politik.

“Kita masih ingat, kita punya sejarah yang tidak baik atas politik penggunaan agama dalam politik, kita punya sejarah tidak baik beberapa waktu yang lalu ketika pemilihan gubernur DKI Jakarta kemudian dua pilpres terakhir, agama masih terlihat digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan,” kata Yaqut.

Meski pernyataannya tidak menyebut nama, Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar dan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyebut pernyataan Yaqut sebagai omongan buzzer. Bahkan, Jazil mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah pendisiplinan.

Share: Saling Sindir Cak Imin dan Menag Yaqut: PKB Akan Disiplinkan Menag, GP Ansor Membela