Bea Cukai Makassar, Andhi Pramono, terkait kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu).
Adapun ketiga mobil tersebut, masing-masing berjenis Hummer Type H3, model Jeep berwarna silver; Morris, type mini, model sedan warna merah; dan Toyota, type Roadster, mobel Mb penumpang warna merah.
“Tim penyidik telah melakukan penyitaan 3 unit kendaraan mewah yang diduga milik Tersangka AP (Andhi Pramono) yang diduga sengaja disembunyikan yang berada di Ruko Green Land, Kecamatan Batam Centre, Kota Batam, Kepulauan Riau,” ujar Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri melalui keterangan persnya, Kamis (21/9/2023).
Ketiga mobil tersebut, kata dia bakal dijadikan alat bukti memperkuat dugaan pidana Andhi Pramono. Nantinya mobil tersebut akan dilelang jika terbukti hasil tindak pidana korupsi. Namun untuk sementara ketiga mobil mewah tersebut dititipkan sementara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan).
“Selanjutnya dilakukan penitipan dan penyimpanan sekaligus pemeliharaan disertai pengamanan di Rupbasan Klas II Tanjungpinang,” ucap Ali.
Seperti diketahui, KPK menahan mantan Kepala Kantor Bea Cukai Makassar Andhi Pramono. Andhi ditahan usai diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) di Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (DJBC Kemenkeu).
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menjelaskan, Andi diduga telah menerima gratifikasi selama menjabat sebagai pegawai di Bea Cukai sebesar Rp28 miliar. Uang gratifikasi ini digunakan Andi untuk kepentingan pribadi dan keluarganya.
Alex menyebut Andhi Pramono menjadi makelar barang di luar negeri dan memberi karpet merah kepada pengusaha yang bergerak di bidang ekspor-impor. Andhi melakukan aksinya itu sejak 2012 hingga 2022.