Isu Terkini

Sindrom Othello, Saat Orang Mudah Cemburu Buta

Manda Firmansyah — Asumsi.co

featured image
Ilustrasi hati

Sindrom Othello merupakan kepercayaan yang salah bahwa kekasihnya tidak setia. Psikiatris Inggris, John Todd dan K Dewhurst memperkenalkan istilah sindrom Othello dalam Journal of Nervous and Mental Disorder yang terbit tahun 1955.

Eponim sindrom Othello terinspirasi dari naskah drama tragis tahun 1603 karya William Shakespeare.

Sejarah: Di akhir abad ke-19, von Krafft-Ebing menemukan asosiasi sindrom Othello dengan adiksi alkohol dan mendeskripsikannya sebagai patognomonik alkoholisme.

Alois Alzheimer menyebut, perasaan sangat cemburu kepada kekasihnya, memburuknya memori secara cepat, dan gangguan psikososial sebagai gejala demensia (pikun) pada 1906. Fenomena sindrom Othello dalam kasus demensia diinvestigasi pertama kali secara komprehensif pada 1997. Sindrom Othello ditemukan di berbagai tipe demensia degeneratif dan non-degeneratif.

Berdasarkan terminologi medis, sindrom Othello bersinonim dengan cemburu patologis, cemburu psikotik, sindrom cemburu erotis (erotic jealousy syndrome), conjugal paranoia, delusion of infidelity, delusional jealousy, morbid jealousy, pathological jealousy, dan sexual jealousy.

Gejala: Dosen FKIK Unismuh Makassar, Dito Anurogo mengatakan, penderita sindrom Othello menunjukkan perubahan mental yang nyata.

Misalnya agresi berlebihan, sikap permusuhan, dan mudah tersinggung. Penderita sindrom Othello dapat mengumpulkan bukti peristiwa secara acak, merekam percakapan, screenshoot media sosial di gawai, hingga barang-barang atau perabotan rumah tangga yang salah tempat untuk mendukung kecurigaan mereka (kekasih tak setia).

“Sekitar 20% individu dengan sindrom Othello telah melakukan percobaan bunuh diri,” ucapnya, dilansir dari Antara.

Penyebab: Sindrom Othello dipertimbangkan sebagai salah satu manifestasi dari sindrom disregulasi dopamin. Delusi sebagai gejala utama sindrom Othello terkait dengan disfungsi otak di bagian lobus frontal (terutama lobus frontal kanan).

Sindrom Othello diduga terkait erat dengan gangguan sistem persarafan, neurodegeneratif (penuaan sistem sarat), dan kejiwaan (gangguan psikotik fungsional). \

Berdasarkan laporan klinis, terungkap, beberapa penyakit merupakan komorbid (penyakit penyerta) dari sindrom Othello. Yaitu, skizofrenia, demensia, neurosis, stroke, trauma otak, tumor otak, hidrosefalus normotensif, infark serebrovaskuler, hipertiroidisme, multipel sklerosis, ensefalitis, hidrosefalus tekanan normal, gangguan endokrin, hingga gangguan personaliti dan afektif.

Bahkan, sindrom Othello dapat ditemukan pada pasien dengan penyakit Parkinson dan pria alkoholik yang kronis.

Baca Juga:

Psikolog Forensik: Kasus Asusila Paspampres Berjenis ‘Relabelling’

Autopsi Psikologis: Buku-buku Milik Keluarga Tewas di Kalideres Dipelajari

Bela Putri Candrawathi, Eks Jubir KPK Datangi Guru Besar Psikologi-Profesor Hukum

Share: Sindrom Othello, Saat Orang Mudah Cemburu Buta