Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan, sebanyak 42 anak mengalami gangguan ginjal akut misterius sejak Januari 2022. Rinciaannya, sebanyak 25 anak pasien gagal ginjal akut misterius di DKI Jakarta meninggal dunia, 7 dirawat inap, dan 10 dinyatakan sembuh.
Sebanyak 29 pasien gangguan gagal ginjal akut misterius di DKI Jakarta berjenis kelamin laki-laki. Sisanya, 13 pasien gangguan gagal ginjal akut misterius di DKI Jakarta berjenis kelamin perempuan.
Data pelaporan kasus: Berikut data distribusi bulan pelaporan kasus gagal ginjal akut misterius di DKI Jakarta. Sebanyak 2 kasus gagal ginjal akut misterius dilaporkan pada bulan Januari 2022, 1 kasus pada Maret 2022, 3 kasus pada Mei 2022, 2 kasus pada Juni 2022, 1 kasus pada Juli 2022, 11 kasus pada Agustus 2022, 19 kasus pada September 2022, serta 3 kasus pada Oktober 2022.
“Data surveilans kematian DKI Jakarta tidak ada kenaikan tren kematian pada balita dan anak di DKI Jakarta pada tahun 2022 dan tidak ada kenaikan kematian pada balita dan anak dikarenakan gagal ginjal akut,” demikian keterangan tertulis dalam akun Instagram @dinkesdki, Jumat (14/10/2022).
Data kasus di Indonesia: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat 131 kasus gangguan ginjal akut misterius di 14 provinsi di Indonesia sejak Januari 2022. Yaitu, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Per 10 Oktober, yang masuk ke kami, tentu saja ini mungkin tidak representatif seluruh Indonesia, tetapi data yang melaporkan ke IDAI dan berhasil kami kumpulkan dari IDAI cabang itu ada kumulatif 131 kasus,” ujar Ketua Pengurus Pusat IDAI dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
Dampak Covid-19: Piprim mengatakan, IDAI awalnya kasus tersebut terkait dengan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) karena Covid-19. Namun berdasarkan diskusi dan analisis, kasus yang ditemukan ternyata terdapat pula anak yang tidak positif Covid-19 sebelumnya.
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, Eka Laksmi Hidayati mengatakan, kasus gagal ginjal akut misterius melonjak pada bulan Agustus dan September 2022.
“Di Agustus itu kami catat ada 35 kasus. Kemudian di September meningkat menjadi 71 (kasus). Di Oktober ini, sampai tanggal 11 sembilan kasus,” ucapnya, dilansir dari Antara.
IDAI menyatakan gangguan ginjal akut tersebut sebagai penyakit yang tidak diketahui penyebabnya (unknown origin). “Pada anak-anak ini (yang menderita gangguan ginjal akut misterius), kami tidak mendapatkan penyebab yang biasanya timbul pada anak-anak yang mengalami AKI,” ujar Eka.
Dampak obat: IDAI belum menemukan gangguan ginjal akut misterius ini terkait dengan obat-obatan tertentu seperti yang terjadi di Gambia, Afrika Barat.
“Sudah dicek mengenai peredaran obat-obat. Dan obat-obat yang diproduksi di India itu tidak beredar di Indonesia. Bahan baku obat Indonesia juga tidak ada yang berasal dari India. Tapi ini mungkin nanti akan lebih detail oleh Kemenkes karena mereka yang menginvestigasi,” tutur Eka.
Baca Juga:
Geger Gagal Ginjal Akut Misterius Serang Anak-anak