Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) mencatat sebanyak 5.943 orang warga domisili Kota Bandung yang mengidap HIV/AIDS. KPA Kota Bandung menyatakan pengidap HIV/AIDS itu didominasi dari kalangan mahasiswa hingga ibu rumah tangga.
Bisa lebih banyak: Wali Kota Bandung Yana Mulyana menganggap, fenomena itu seperti puncak gunung es. Sebab, hanya ribuan kasus HIV/AIDS yang baru terdeteksi. Ia curiga jumlah mahasiswa pengidap HIV/AIDS bisa lebih dari yang telah terdeteksi saat ini.
“Mungkin saja bisa lebih besar. Saya juga tidak tahu kenapa tiba-tiba (pengidap) mahasiswa atau siapa,” ujar Yana, dilansir dari Antara.
Antisipasi: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung segera berkoordinasi KPA tingginya angka pengidap HIV/AIDS yang terdeteksi di Kota Bandung. Ia menganggap, tingginya angka kasus HIV/AIDS perlu diantisipasi. Apalagi, tidak semua pengidap HIV/AIDS itu bisa terbuka untuk berkonsultasi. Ia pun memastikan tes HIV/AIDS di Kota Bandung tidak dipungut biaya.
“Saya juga bukan menyalahkan metode surveinya. Tetapi ini sebagai peringatan kita saja. Tetapi akurasinya saya tidak tahu, karena kelompok ini tuh pasti tertutup,” ucapnya.
Pemkot Bandung bakal melakukan pendataan lebih rinci terkait pengidap HIV/AIDS dengan menggandeng KPA dan Warga Peduli AIDS (WPA).
“Yang penting itu data dulu. Dari 5.000 sekian itu, yang sudah berobat selama ini,” tutur Yana.
Baca Juga:
Ratusan Ribu ODHA di Ukraina Dapat Pasokan Obat