Komisi Eropa merekomendasikan agar Uni Eropa (EU) menunjuk
Ukraina sebagai calon anggota. Ini menjadi sebuah tonggak dalam perjalanannya
dari bekas republik Soviet menuju ekonomi maju di blok perdagangan terbesar di
dunia.
“Komisi merekomendasikan… Ukraina diberikan status
kandidat. Ukraina telah dengan jelas menunjukkan aspirasi negara dan tekad
negara untuk hidup sesuai dengan nilai dan standar Eropa ” ujar Presiden
Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang memakai jaket kuning dan kemeja biru,
yang adalah warna nasional Ukraina, Jumat (17/6/2022), dilansir dari Antara.
Penentang rekomendasi: Rusia hampir pasti menentang sikap
politik Brussels sebagai campur tangan yang tidak diinginkan dalam apa yang
dilihatnya sebagai wilayah pengaruhnya. Bahkan, jika Ukraina sudah memiliki
perjanjian perdagangan bebas dengan blok tersebut. Sementara beberapa negara EU
termasuk Belanda dan Denmark tidak mendukung keputusan itu. Presiden Ukraina
Volodymyr Zelenskyy hanya memenangi dukungan dari Prancis, Jerman, Italia, dan
Rumania pada Kamis (16/6/2022).
Keputusan EU akan membuka jalan bagi para pemimpin
pemerintah blok tersebut untuk menandatanganinya pada pertemuan puncak pekan
depan di Brussels. Ini merupakan keputusan yang mereka sebut sebagai dorongan
moral bagi Ukraina saat memerangi invasi Rusia.
Rusia mengatakan, apa yang disebutnya ‘operasi militer
khusus’ sebagian dipicu oleh perambahan Barat ke dalam apa yang dicirikan
sebagai wilayah pengaruhnya yang sah.
Diincar sejak 2014: Dalam kunjungan pertama ke Kiev sejak
Rusia menginvasi pada 24 Februari 2022, Emmanuel Macron dari Prancis, Olaf
Scholz dari Jerman, Mario Draghi dari Italia, dan Klaus Iohannis dari Rumania
mengatakan bahwa Ukraina termasuk dalam ‘keluarga Eropa’. Status kandidat EU,
diincar oleh Ukraina sejak 2014 ketika protes di Kiev menggulingkan presiden
pro Rusia yang tidak populer.
Korupsi di Ukraina: Sejak Ukraina memenangkan kemerdekaan dari
Uni Soviet pada 1991, politisi pro Rusia dan pro EU telah bersaing untuk
mendapatkan kendali. Bagi EU, jalan menuju keanggotaan diperkirakan akan
memakan waktu bertahun-tahun, yang membutuhkan reformasi mendalam untuk
mengatasi korupsi endemik. Von der Leyen menyoroti korupsi selama kunjungan ke
Kiev pada 11 Juni lalu.
Menurut lembaga Transparency International, Ukraina dianggap
sebagai salah satu negara paling korup di dunia, peringkat 122 dari 180 negara.
‘Perluasan’ EU sebagai kebijakan juga terhenti sejak 2018.
Negara-negara anggota EU tidak dapat menyetujui apakah akan membawa kandidat
resmi lainnya seperti Albania, Makedonia Utara, Montenegro, Serbia, dan
Turki—ke dalam blok tersebut.
Baca Juga