Singapura tengah bersiap menghadapi gempuran gelombang baru Covid-19. Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung mengingat bahwa potensi itu terlihat dari menurunnya antibodi masyarakat serta serbuan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5.
Belajar di tempat lain: Singapura mengaku belajar dari pola kasus yang terjadi di belahan lain dunia, seperti Amerika Serikat dan Eropa. Di mana setiap sekian bulan kerap terjadi lonjakan kasus baru.
“Ini bukan karena upaya pemodelan yang rumit, tetapi hanya fakta bahwa sekali gelombang mereda, empat hingga enam bulan kemudian, kita harus mengharapkan gelombang lain untuk naik,” kata Ong, Minggu (5/6/2022), seperti dilansir melalui The Straits Times.
Picu lonjakan kasus: Kedua subvarian tersebut saat ini mendorong peningkatan jumlah kasus Covid-19 baru di seluruh dunia.
Tiga kasus pertama dari subvarian terdeteksi di Singapura pada pertengahan Mei, tetapi para ahli mengatakan tidak ada alasan untuk mengkhawatiri kasus tersebut.
Mudah menular: Kementerian Kesehatan Singapura sebelumnya mengatakan kedua varian tersebut mengandung mutasi pada protein spike yang tampaknya memberikan sifat mudah lolos dari haluan antibodi, serta tingkat penularan yang lebih tinggi dibanding dengan subvarian BA.1 dan BA.2, yang sempat mendorong wabah Omicron di Singapura.
Puncak kasus: Ong menekankan bahwa pihaknya akan memantau tingkat keparahan akibat virus ini. Dia memprediksi bahwa puncak kasus akibat kedua subvarian ini dimulai pada Juli-Agustus mendatang.
“Yang terpenting bukan jumlah kasusnya, tetapi berapa banyak orang yang jatuh sakit parah,” katanya.
Namun begitu, dia yakin bahwa dengan antibodi masyarakat yang memadai, Singapura dapat melewati ancaman gempuran kedua subvarian tersebut.
“Saya percaya bahwa dengan ketahanan yang kuat, kami dapat melewati periode BA.4 dan BA.5,” cetusnya.
Persiapan: Ong mengatur sejumlah strategi untuk menghadapi hantaman gelombang baru ini. Dia meminta semua pengaturan layanan kesehatan, mulai dari panti jompo hingga rumah sakit komunitas, untuk bersiap menghadapi Covid-19 dan siap menangani pasien dari gelombang virus berikutnya.
Ong mengatakan meskipun cakupan vaksinasi tinggi dan aturan penggunaan masker yang berlaku, Singapura perlu menopang pertahanannya dengan menyediakan lebih banyak tempat tidur rumah sakit.
Sejumlah upaya telah dilakukan rumah sakit demi menghindari beban kapasitas rumah sakit. Salah satunya dengan meluncurkan layanan perawatan di rumah.
Baca Juga:
BNPT Komentari Klaim Singapura tentang UAS Bikin Remaja Radikal