Indonesia konsisten menyatakan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina harus segera dihentikan. Sebab, perang itu sebabkan kondisi kemanusiaan semakin memburuk.
“Jika perang tidak dihentikan, kondisi kemanusiaan di Ukraina makin memburuk. Saat ini ada 4,2 juta orang mengungsi ke luar Ukraina dan 6,5 juta pengungsi internal, serta jumlah korban jiwa makin besar,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi I DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu. (6/4/2022).
Bahan pangan menipis: Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina Emine Dzhaparova, kata dia, menyampaikan bahwa bahan pangan di Ukraina semakin menipis akibat perang.
Oleh karena itu, Ukraina dalam beberapa kali kesempatan pertemuan dengan negara-negara lain meminta bantuan pangan, termasuk kepada Indonesia.
“Demi kemanusiaan, Indonesia mempertimbangkan memberikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Ukraina,” ucapnya.
Perundingan diintensifkan: Indonesia, kata Retno, berharap perundingan antara Rusia dan Ukraina diintensifkan untuk mencari bantuan kemanusiaan, penyelesaian damai, dan gencatan senjata.
Selain itu, Indonesia aktif menjalin komunikasi dengan berbagai negara terkait kondisi perang di Ukraina. Tak terkecuali, berkomunikasi dengan Ukraina dan Rusia.
“Saya bertemu dengan Wamenlu Ukraina di Doha pada tanggal 27 Maret 2022, bicara melalui telepon dengan Menlu Ukraina pada bulan Februari 2022. Saya bertemu empat mata dengan Menteri Lavrov (Menlu Rusia Sergei Lavrov) di Tunxi pada tanggal 20 Maret,” tuturnya.
Konsisten: Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, Retno menyatakan, Indonesia konsisten untuk memegang prinsip penghormatan kedaulatan dan integritas wilayah.
Menurut Retno, itu ditunjukkan saat pemungutan suara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indonesia memilih “yes” untuk resolusi aggression against Ukraine pada Rabu (2/3/2022) dan resolusi humanitarian consequences of the aggression against Ukraine pada Kamis (24/3/2022)
Baca Juga:
Putin Perketat Visa untuk Warga Negara ‘Tak Bersahabat’