Invasi Rusia ke Ukraina, saat ini telah memasuki hari ke-39
sejak serangan pertama pada 24 Februari 2022. Dinamika berbagai peristiwa dan
situasi terkini peristiwa tersebut terus menjadi perhatian publik dan sorotan
pemberitaan.
Melansir The Guardian, kabar terkini terkait invasi tersebut
seperti Pasukan Rusia yang mundur dari kawasan Kyiv, khususnya di sekitar ibu
kota dan kota Chernigiv.
Kuburan Massal: Namun, bukti terbaru menunjukkan soal
kemungkinan adanya pembunuhan warga sipil di daerah yang telah diduduki pasukan
Rusia itu, selama invasi.
“Penemuan kuburan massal menunjukkan adanya bukti
eksekusi warga sipil setempat oleh pasukan Rusia,” demikian disampaikan
laporan tersebut, Minggu (3/4/2022).
Laporan yang sama menyebutkan, pasukan Ukraina memang telah
merebut kembali seluruh wilayah Kyiv, tetapi penemuan eksekusi warga sipil ini,
menunjukkan adanya kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia.
“Ini termasuk mayat yang ditemukan di jalan-jalan,
bukti pembunuhan warga sipil, kuburan massal dan anak-anak yang terbunuh,”
demikian disampaikan otoritas Ukraina.
Pembunuhan dan Alat Peledak: Seorang wanita yang
diwawancarai oleh Guardian, Halyna Tovkach pun mengatakan suaminya dibunuh oleh
orang Rusia bersama dengan dua anak dan ibu mereka, ketika mencoba melarikan
diri dari pertempuran di Bucha.
“Kemudian di antara warga sipil yang dibunuh oleh Rusia
adalah Olha Sukhenko, kepala desa Motyzhin di timur Kyiv, dan seluruh
keluarganya,” kata Halyna.
Perebutan Wilayah Kembali: Sementara itu, Presiden Ukraina
Volodymyr Zelenskiy dan sejumlah pihak berwenang lainnya menuduh pasukan Rusia
meninggalkan ranjau dan bahan peledak lainnya sebelum meninggalkan wilayah
Kyiv.
Di wilayah Irpin, petugas keamanan Ukraian menemukan 643
benda peledak. Atas penemuan ini, jaksa agung Ukraina secara terang-terangan
menuduh Rusia menggunakan anak-anak sebagai tameng kemanusiaan, saat menarik
kembali pasukannya, namun meninggalkan bahan-bahan peledak ini.
Sementara itu, Zelenskiy mengulangi peringatannya bahwa
pasukan Rusia ingin merebut kembali Donbas dan selatan Ukraina yang saat ini
diduduki Rusia.
“Kami menyadari kalau musuh kami memiliki cadangan
(senjata) untuk meningkatkan tekanan di wilayah Timur,” katanya dalam
pidato yang disampaikannya secara virtual.
Zelenskiy menyebutkan kalau sekutu negara-negara Barat
sejauh ini, tak mengirimkan bantuan persenjataan yang cukup untuk menandingi
serangan missil yang dilontarkan oleh Rusia hingga kini.
Kemungkinan Damai: Sementara itu, The Guardian juga
melaporkan kalau serangkaian ledakan terdengar dan asap terlihat di kota
pelabuhan selatan Ukraina Odesa. “Ledakan terjadi pada Minggu (3/4/2022)
dini hari,” kata salah satu saksi mata.
Negosiator perdamaian Ukraina dilaporkan mengatakan bahwa
Rusia telah menerima posisi Ukraina untuk membicarakan soal kemungkinan adanya
kesepakatan damai, kecuali menyangkut isu Krimea.
“Moskow juga telah sepakat bahwa referendum tentang
status netral Ukraina akan menjadi satu-satunya jalan keluar dari situasi
ini,” demikian disampaikan laporan yang sama.
Adapun Turki disebut menjadi tempat yang paling mungkin
untuk menggelar pembicaraan damai antara Zelenskiy dan Vladimir Putin.
Fotografer Tewas: Konvoi palang merah Ukraina saat ini juga
tengah berupaya memasuki wilayah Mariupol kembali untuk mencoba mengevakuasi
warga sipil dari kawasan pelabuhan setempat, saat pasukan Rusia berencana
kembali melakukan serangan baru di kawasan tenggara.
“Tim kami sedang bergerak pagi ini dari Zaporizhzhia ke
Mariupol.Saya tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut pada tahap
ini,” kata juru bicara palang merah.
Maksim Levin, seorang fotografer Ukraina ditemukan tewas di
dekat Kyiv. Kementerian pertahanan mengatakan Levin, yang karyanya muncul dalam
laporan dari BBC dan Reuters, telah ditembak dua kali oleh tentara Rusia.
Perisitiwa ini, membuat Inggris bersikap dan menyatakan
kalau pihak berwenang di negara bakal ikut terjun bekerja sama mengumpulkan
bukti kejahatan perang Rusia.
“Sejauh ini, kami sedang terus melihat informasi dan
perkembangan baru yang berasal dari wilayah Kyiv,” ucap Menteri Luar
Negeri Inggris, Liz Truss.
Sikap Negara Baltik dan Sindiran Paus: Dinamika lainnya yang
mewarnai invasi Ukraina ke Rusia adalah adanya sikap negara-negara Baltik yang
menghentikan semua impor minyak Rusia, serta mendorong seluruh Uni Eropa untuk
mengikutinya.
Intelijen militer Inggris juga menyampaikan pernyataan kalau
Rusia, masih belum mampu menghancurkan angkatan udara dan pertahanan udara
Ukraina. Hal ini dianggap secara serius mampu menghambat upaya mereka untuk
mendapatkan kontrol luas atas udara.
Sementara itu, Paus Fransiskus mengkritik halus kondisi yang
terjadi di Ukraina pada Sabtu (2/4/2022) lalu. Dalam pernyataannya, ia
menyindir Putin sebagai seorang penguasa yang tega mengobarkan konflik dengan
menjual alasan demi kepentingan nasionalis.
Baca Juga