Centers for Disease Control and Prevention atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menempatkan posisi Indonesia sebagai negara risiko COVID-19 Level 1. Hal ini, menempatkan Indonesia sebagai negara yang layak dikunjungi, meski situasi pandemi global masih melanda saat ini.
Tetapkan Lima Status
Melalui rekomendasi tujuan perjalanan yang dirilis di situs resminya, CDC menetapkan ada lima status pandemi COVID-19 yang menjadi acuan negara-negara yang saat ini sudah layak atau belum untuk dikunjungi warga AS.
Kelima status tersebut antara lain Level 4 alias status risiko COVID-19 sangat tinggi, Level 3 dengan risiko penularan COVID-19 tinggi kemudian Level 2 yakni risiko COVID-19 sedang.
Sementara itu, Level 1 merupakan negara-negara dengan risiko penylaran COVID-19 rendah, dan Level Tidak Diketahui untuk negara-negara yang saat ini dilaporkan tak ada lagi risiko penularan COVID-19.
Indonesia masuk ke dalam Level 1 karena dianggap kasus COVID-19 serta situasi pandemi dan risiko penularannya sudah terkendali. Maka, warga AS dipersilakan untik kembali mengunjungi Indonesia.
“Namun pastikan sudah melakukan vaksinasi lengkap sebelum mengunjungi negara tujuan ini,” tulis keterangan CDC di dalam situsnya.
Satu-satunya Negara Asia Tenggara
Di dalam daftar ini, Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang mendapatkan rekomendasi dari CDC untuk bisa kembali dikunjungi warga AS saat ini.
Inilah daftar 20 negara yang ditetapkan berada pada Level 1 oleh CDC:
1. Bangladesh
2. Benin
3. Bhutan
4. Kepulauan Virgin Inggris
5. Chad
6. China
7. Comoros
8. Wilayah Pantai Gading
9. Kongo
10. Djibouti
11. Pulau Falkland
12. Gambia
13. Ghana
14. Guinea
15. Hong Kong
16. India
17. Indonesia
18. Jepang
19. Kenya
20. Kosovo
Sementara itu, negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Brunei Darussalam dan Malaysia berada di Level 4. Sementara itu Laos, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam berada di Level 3.
“Hindari perjalanan ke destinasi-destinasi negara ini. Jika terpaksa harus melakukan perjalanan ke sana, pastikan sudah melakukan vaksinasi penuh sebelum berangkat,” tulis imbauan CDC.
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai, data ini belum bisa menjadi acuan yang menyatakan bahwa Indonesia saat ini sudah aman sepenuhnya dari penularan vidus Corona.
Sebab, ia mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru menyebutkan kalau secara penularan virus, Indonesia masih dikategorikan sebagai negara yang rawan.
“Ini tidak bisa jadi rujukan. Justru yang seharusnya m jadi rujukan itu WHO yang menyatakan level transmisi yang menyatakan secara jelas kita masih di tingkatan kasus masyarakat yang masih ada, namun belum banyak terdeteksi,” kata Dicky kepada Asumsi.co, Minggu (12/12/2021).
Belum Bisa Lepas Masker
Dicky mengakui penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini bisa dibilang lebih baik. Namun bukan berarti pencegahan penularan virusnya saat ini sudah tertangani dengan baik.
“Pelandaian kasus saat ini karena ada peran dari penduduk yang memiliki imunitas dari infeksi COVID-19 sebelumnya, di samping adanya vaksinasi. Cuma penting diingatkan untuk menghindari penularan varian Omicron yanh bisa menginfeksi ulang orang yang pernah terinfeksi bahkan yang sudah divaksin dua dosia,” jelasnya.
Menurutnya melihat kondisi saat ini, tentu belum waktunya Indonesia bisa kembali membuka diri sepenuhnya dari kunjungan asing serta melepas penggunaan masker yang hingga kini, menjadi bagian penting dalam penerapan protokol kesehatan.
“Masker sampai saat ini belum bisa ditanggalkan. Ini baru bisa dilakukan sampai 80 persen pednduduk kita sudah divaksinasi dua dosia dan kelompok rentan, sudah menerima booster, barulah kita bisa lepas masker untuk kondisi tertentu. Tapi tetap mesti jaga jarak untuk aktivitas indoor,” jelas dia.
Adapun situasi pandemi COVID-19 di tanah air, diyakininya tidak akan berakhir dalam waktu dekat ini. “Akhir tahun 2022 menurut saya ada kemungkinan Indonesia bebas dari pandemi, asal percepat vaksinasi, booster kelompok rentan, tingkatkan testing yang berkualitas,” ucapnya.
Pengawasan Pemerintah
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban menyatakan setuju kalau saat ini situasi pandemi COVID-19 di Indonesia semakin terkendali, seiring angka positivity rate yang terus membaik.
“Positivity rate kita 0,7 persen, artinya dari 1.000 orang yang dites, tujuh orang di antaranya dinyatakan positif Corona. Ini bisa dibilang kalau kondisi pandemi di Indonesia terus membaik,” ucapnya melalui pesan singkat.
Ia pun menilai keputusan pemerintah yang membatalkan penerapan PPKM Level 3 secara nasional pada akhir tahun ini, merupakan langkah yang tepat.
Namun, ia meminta pemerintah tetap selalu melalukan pengawasan secara berkesinambungan, terutama terkait antisipasi masuknya varian Omicron di Indonesia. Masyarakat juga belum saatnya untuk menanggalkan kebiasaan memakai masker.
“Harus selalu monitor dan ada upaya berkelanjutan mempertahankan situasi ini. PPKM level tinggi baru bisa diterapkan lagi kalau kasusnya tinggi lagi. Situasi pandemi masih dinamis, tetap jalankan prokes pakai masker,” ucapnya.
Baca Juga