Kementerian Kesehatan mencatat laju penyuntikan vaksinasi Covid-19 menurun selama hampir 2 atau 3 minggu ini. Sejumlah faktor disebut menjadi penyebab, salah satunya karena masyarakat banyak yang memilih-milih vaksin.
Berdasarkan data yang dipaparkan Kemenkes, masyarakat yang sudah mendapatkan dosis pertama hingga 1 Desember 2021, telah mencapai 138 juta atau sebesar 67 persen. Sementara yang mendapatkan dosis kedua sebanyak 95,5 juta atau 45,8 persen.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, menurunnya jumlah orang yang melakukan vaksinasi juga dikarenakan masyarakat tidak lagi terburu-buru untuk mendapatkan vaksin. Mereka, disebutnya, cenderung menunggu atau memilih jenis vaksin tertentu.
Lebih banyak Sinovac: Siti Nadia Tarmizi mengatakan, bila dilihat dari peta penyediaan vaksin Covid-19 di semester pertama pandemi, Indonesia banyak menggunakan vaksin Sinovac. Namun, pada semester kedua, Indonesia memiliki lebih banyak jenis vaksin selain Sinovac, seperti AstraZeneca, Pfizer dan Moderna.
Menurut Nadia, penurunan laju penyuntikan harian ini dikarenakan banyak daerah enggan untuk menggunakan vaksin lain.
“Ini karena banyak daerah-daerah yang menunggu untuk bisa mendapatkan vaksin Sinovac,” ucap Nadia pada acara dialog daring, Rabu (1/12/2021).
Janga pilih-pilih: Nadia mengingatkan semua vaksin yang tersedia memiliki kualitas, khasiat dan keamanan yang sama. Untuk itu masyarakat diminta jangan pilih-pilih jenis vaksin.
Kemenkes mengimbau masyarakat agar jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksin bisa mencegah sakit parah khususnya terhadap varian baru Omicron. (zal)
Baca Juga: