Universitas Sebelas Maret (UNS) membeberkan kronologi
kematian Gilang Endy Saputra (23) ketika mengikuti Diklatsar Menwa UNS di
Jembatan Jurug, Solo, Minggu (24/10/2021). UNS mengklaim tidak ada luka lebam
pada jenazah Gilang.
Kronologi: Dikutip dari Antara, Direktur Reputasi
Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto membeberkan menyampaikan kegiatan Diklatsar
Menwa UNS dimulai pada Sabtu (23/10/2021). Kala itu, Gilang dkk mengikuti
berbagai agenda penyambutan sejak pukul 06.00 WIB hingga 23.00 WIB.
Berdasarkan penjelasan panitia, kata Sutanto kegiatan itu
berlangsung di sekitar kampus. Pertama di Markas Menwa. Selanjutnya, berlanjut
di Gedung Olahraga (GOR), musala Fakultas Teknik, hingga jembatan danau.
Pada hari yang sama, Sutanto berkata Gilang mengeluh kram
pada bagian kakinya. Sehingga, mendapat pendampingan khusus dari panitia.
Kegiatan di luar kampus: Keesokan harinya, Sutanto
berkata Gilang kembali mengikuti berbagai kegiatan sejak pagi hari, mulai dari
senam senjata, apel pagi, hingga melakukan kegiatan di luar kampus, tepatnya di
Jembatan Jurug.
“Ada kegiatan meluncur dari atas ke bawah (repling),
almarhum ikut kegiatan dan dia balik ke kampus,” katanya.
Mengeluh sakit punggung: Pada saat kembali ke kampus,
Gilang disebut mengeluhkan sakit pada bagian punggung hingga akhirnya
mendapatkan perawatan dengan alat kompres. Bahkan, Gilang diklaim tidak sadar
dan mengigau.
“Pada pukul 21.00 WIB inisiatif mereka (panitia) membawa
(Gilang) ke rumah sakit. Selanjutnya, pada pukul 22.05 WIB dalam mobil ketika
dibawa ke rumah sakit, dia sudah tidak bernapas. Sampai RS Moewardi meninggal.
Ini kronologi yang kami tahu,” ujar Sutanto.
Kondisi jenazah: Wakil Rektor UNS Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan, Ahmad Yunus berkata tidak ada lebam pada jenazah Gilang.
Pasalnya, dia mengaku sempat melihat jenazah mahasiswa jurusan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) Sekolah Vokasi UNS tersebut.
“Pada saat jenazah belum diautopsi, saya lihat mata ditutup
seperti deplokan daun lembut seperti jamu. Saya tidak bisa melihat memar atau
tidak. Sekilas secara fisik saya tidak bisa melihat darah karena dari RS sudah
dibersihkan. Mulai dada sampai perut tidak ada tanda-tanda merah atau
hitam,” katanya.
Autopsi: Kabid Humas Polda Jateng, Kombes M Iqbal
Alqudusy mengatakan ada tanda kekerasan di bagian kepala Gilang. Ada pula
temuan indikasi kekerasan di bagian tubuh lainnya. Namun, polisi belum mau
merinci lebih jauh.
“Korban meninggal diduga akibat terjadi penyumbatan di
bagian otak,” kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes M Iqbal Alqudusy, Selasa
(26/10).
Baca Juga: