Internasional

Bela Kebebasan Berekspresi, Jurnalis Filipina dan Rusia Dihadiahi Nobel Perdamaian

Maulana Iskandar — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Jurnalis Filipina dan Rusia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian sebagai penghormatan atas hak untuk kebebasan berbicara yang terancam di seluruh dunia.

“Komite Nobel Norwegia telah memutuskan memberikan Hadiah Nobel Perdamaian 2021 kepada Maria Ressa dan Dmitry Muratov atas upaya mereka menegakan kebebasan berekspresi yang merupakan prasyarat bagi demokrasi dan perdamaian abadi,” bunyi unggahan panitia Hadiah Nobel di Twitter.

Ketua Komite Nobel Norwegia Reiss-Andersen mengatakan bahwa Ressa dan Muratov diberi penghargaan berdasarkan perjuangannya yang berani demi kebebasan berekspresi di Filipina dan Rusia.

“Pada saat yang sama, mereka perwakilan dari semua jurnalis yang membela cita-cita tersebut di dunia di mana demokrasi dan kebebasan pers menghadapi kondisi yang semakin buruk”, ujarnya.

Siapa Dimitry Muratov: Dia seorang pemimpin redaksi surat kabar investigasi Rusia Novaya Gazeta, yang menentang Kremlin di bawah pimpinan Vladimir Putin dengan penyelidikan kasus atas kesalahan dan korupsi. Ia juga secara ekspensif meliput konflik di Ukraina.

Muratov adalah orang Rusia pertama yang memenangi Hadiah Nobel Perdamaian sejak pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev.

Sebagai seorang pimpinan redaksi Novaya Gazeta, Muratov dinilai berhasil membawa media ini menjadi yang paling independen di Rusia dan juga telah berjuang membela kebebasan berekspresi di Rusia selama beberapa dekade terakhir.

Siapa Maria Ressa: Dia adalah pemimpin perusahaan media digital yang bernama Rappler. Rappler dmelambungkan namanya lewat liputan investigasi, termasuk juga pembunuhan skala besar selama kampanye polisi melawan narkoba di Filipina. Bahkan Ressa sempat menjadi sasaran karena laporan kritis beritanya tentang Presiden Duterte.

Pada 2018, Ressa juga pernah dinobatkan sebagai Person of the year oleh Majalah Time karena memerangi intimidasi media.

CEO Rappler ini dinilai dapat menggunakan kebebasan berekspresi untuk mengungkapkan penyalahgunaan kekuasaan dengan menggunakan kekerasan dan otoritarianisme yang ada di Filipina.

Penghargaan: Hadiah Nobel Perdamaian yang diberikan kepada Ressa dan Muratov akan diberikan pada 10 Desember 2021 yang bertepatan dengan peringatan industrialis Swedia Alfred Nobel yang merupakan pelopor dari penghargaan ini.

Baca Juga

Share: Bela Kebebasan Berekspresi, Jurnalis Filipina dan Rusia Dihadiahi Nobel Perdamaian