Isu Terkini

Hierarki Kepangkatan Di Balik Kekerasan Irjen Napoleon Terhadap Kace di Rutan

Irfan — Asumsi.co

featured image
Pixabay

Kasus penganiayaan yang dilakukan Irjen Napoleon Bonaparte terhadap Muhammad Kace di Rutan Bareskrim Polri terus diusut. Belakangan, diketahui kalau penyerangan itu sudah direncanakan.

Mengutip Antara, Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menjelaskan bahwa penjaga Rutan Bareskrim diduga lalai dalam melaksanakan tugas. Akibatnya, penganiayaan oleh Napoleon kepada Kace di dalam rutan pun terjadi.

“Proses penyidikan telah dilakukan oleh Dittipidum dan Propam Polri juga telah memeriksa petugas jaga tahanan yang diduga tidak melaksanakan tugas dengan baik, sehingga terjadi penganiayaan di dalam sel tahanan,” ucap Sambo.

Hal ini tak dimungkiri oleh Polri. Dalam konferensi pers, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyebut meski berada dalam tahanan, Napoleon masih merasa seperti atasan para penjaga rutan.

Seperti diketahui, Napoleon memang punya jabatan penting di Polri. Ia merupakan jenderal bintang dua aktif sebagai anggota Polri. Sebelum berperkara, Napoleon pernah menjabat Kadiv Hubinter Polri.

“Di sisi lain kan yang bersangkutan (Irjen Napoleon) masih sebagai seperti atasan dengan seorang bawahan yang sedang menjaga tahanan,” ucap dia.

Hierarki Kepangkatan

Psikolog forensik, Reza Indragiri Amriel menyebut memang sulit meniadakan hierarki di lingkungan aparat meski salah satunya adalah tahanan. Apalagi, dalam kasus Napoleon, meski ia adalah tahanan, Napoleon tetaplah seorang Irjen yang masih aktif.

“Walau berada di dalam ruang tahanan, yang bersangkutan masih polisi aktif. Jadi wajarlah dari personel berpangkat lebih rendah tetap ada rasa hormat (takut?),” kata Reza kepada Asumsi.co, Selasa (21/9/2021).

Namun demikian, lebih dari itu Reza menilai pengentasan kekerasan di rutan atau lapas bukanlah perkara mudah. Menurutnya, betapa pun publik berharap lapas, rutan, dan ruang tahanan bersih dari kekerasan, tapi sangat sulit menciptakan lingkungan yang seratus persen seperti itu.

Saking maraknya perilaku agresif di dalamnya, sampai-sampai ilmuwan menggunakan istilah prison mindset dan prison culture.

“Kekuatan, kekuasaan, dominasi, dan sejenisnya, itulah ‘aturan main’ di sana. Apalagi karena ruangan bukan berupa sel (satu ruangan diisi satu orang), melainkan dormitori, maka kemungkinan terjadinya benturan memang terbuka setiap saat. Konsekuensinya ya alami saja. Yang kuat, menang. Yang lemah, babak belur,” kata Reza.

Faktor pendukung

Penganiayaan memang tidak bisa dibenarkan namun tak dimungkiri itu masih terjadi di ruang tahanan. Kendati demikian, selalu ada peristiwa pendahuluan. Reza menduga bisa saja kejadian ini dipicu oleh provokasi Kace terhadap tahanan lain sehingga terjadi penyerangan balik terhadap dirinya.

Kace juga diketahui masuk penjara karena ucapannya di YouTube yang bernada kebencian kepada agama Islam. Menurut Reza, apa yang dilakukan Kace menimbulkan luka batin pada sebagian orang.

“Apalagi perkataan atau perbuatan Kece bisa dikategori sebagai hate crime, semakin berat sesungguhnya perbuatannya itu. Andai Kece dipukuli tahanan biasa, yang bukan jenderal polisi, kejadian ini tidak akan terlalu menghebohkan seperti sekarang,” ucap Reza.

Reza lantas mengutip Kabareskrim. Menurut dia, sebagaimana diwartakan media, berdasar hasil pengecekan yang dilakukan RS Polri Kramat Jati, tidak ada luka serius yang dialami Kace.

“Dari situ, terpikir oleh saya bahwa, walaupun kejadiannya menggemparkan, tapi jangan-jangan ini contoh partial malingering. Yaitu, seseorang mendramatisasi keluhan fisiknya sedemikian rupa sehingga terkesan ia mengalami penderitaan luar biasa,” kata Reza.

“Alhasil, bahwa ruang tahanan perlu dikelola secara lebih baik, silakan saja. Tapi pada sisi lain, haruskah kejadian dimaksud memunculkan kehebohan yang amat sangat?,” kata Reza menambahkan.

Baca Juga: Fakta Dugaan Kekerasan Irjen Napoleon Terhadap Muhammad Kace, Dipukul Hingga Dilumuri Kotoran | Asumsi

Salah satu pengentasannya adalah perlunya hukum yang bekerja cepat, ajeg, dan mengenakan sanksi setimpal. Dalam kasus Kace misalnya, di negara yang menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa pada sila pertama Pancasila, ternyata sanksi untuk orang yang menista agama hanya dihukum lima tahun penjara.

“Sebagai jawaban atas hukum yang dirasakan tidak hadir, khususnya tidak setimpal itulah, akan ada kalangan yang menciptakan hukum guna mengompensasi keadaan tersebut,” ucap dia.

Persoalan pelik

Terpisah, kriminolog Josias Simon menyebut kasus penganiayaan Kace oleh Napoleon menjadi tantangan bagi Polri untuk bagaimana menangani rutan yang memang banyak konflik kepentingan dari para tahanannya. Menurut Simon permasalahan di rutan cukup khas. Karena di sini mereka hanya sementara sambil memang menunggu vonis.

“Ini gesekan pasti ada. Tidak seperti di lapas sudah divonis dan jelas hak-haknya. Meski begitu (di lapas) tetap ada hak-hak para tahanan yang harus dipenuhi dalam ruang tahanan manapun,” kata Simon.

Situasi ini pula yang kemudian menciptakan prison society atau masyarakat penjara dengan ciri khas dan struktur sosial yang berlangsung di dalamnya. Oleh karena itu, Simon menilai salah satu pengentasan dari hal ini adalah perlunya pemenuhan hak-hak dasar para tahanan secara baik.

“Plus penempatan tahanan yang sesuai,” kata dia.

Baca Juga: Kronologi Irjen Napoleon Aniaya Hingga Lumuri Tinja ke Wajah Kace | Asumsi

Terkait kasus Napoleon-Kace, Josias menduga ada motivasi pribadi yang melatar belakangi kejadian tersebut. Ia tak memungkiri kekerasan terhadap napi baru bukan pertama kali terjadi. Namun, biasanya kekerasan dilakukan dalam skala ringan. Sementara apa yang dilakukan oleh Napoleon cukup berat.

“Kalau aksinya memukuli, melumuri kotoran, itu dalam,” kata Simon.

Terlebih lagi, Napoleon adalah seorang perwira tinggi polisi yang seharusnya tahu konsekuensi hukum dari perbuatannya tersebut. Untuk mengurai masalah ini, kepolisian pun diminta perlu mendalami kasus ini.

“Perlu ditelusuri kepolisian apa terjadi hal lebih mendalam antara persoalan NB dan MK, di antara tahanan kan beragam,” ucap dia.

Share: Hierarki Kepangkatan Di Balik Kekerasan Irjen Napoleon Terhadap Kace di Rutan