Kesehatan

Kenali Perbedaan GERD dan Maag, Apa Saja?

Ilham — Asumsi.co

featured image
Freepic

Gastroesophageal Reflux Disease atau GERD sering disamakan dengan penyakit Maag. Gejalanya hampir sama yaitu, nyeri pada perut dan asam lambung. Padahal, GERD adalah sebuah kondisi asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan munculnya rasa terbakar di dada yang biasa disebut dengan heartburn. Hal ini terjadi akibat melemahnya katup pada sistem pencernaan sehingga tidak tertutup dengan baik.

Menurut dr Kemas Abdurrohim Mars, secara umum GERD adalah penyakit yang diakibatkan refluks asam lambung di kerongkongan. Sedangkan, sakit maag itu adalah kondisi peradangan yang terjadi di bagian lambung.

“Kalau maag, asam lambung tidak naik ke tenggorokan. Kalau GERD bisa naik ke tenggorokan karena spincter (klep) dari tenggorokan ke lambung lemah, sehingga asam lambung naik ke atas,” katanya.

Gejala-Gejala GERD

Biasanya gejalanya ditandai dengan heartburn atau rasa panas di dada dan rasa ingin muntah. Sedangkan untuk penyakit maag, gejala yang paling utama adalah rasa nyeri di ulu hati dan kiri atas. Penyakit ini, menurut dokter yang praktek di RSCM tersebut, akan berdampak terjadinya esofagitis yaitu radang tenggorokan akibat iritasi akibat asam lambung yang naik ke atas. 

“Nyeri saat menelan, atau bahkan dapat terjadi perdarahan akibat munculnya tukak daerah tenggorokan. Di tambah lagi, gigi gampang keropos bahkan bisa juga menyebabkan Pneumoni, akibat masuknya sebagian cairan ke paru-paru,” katanya.

Selain itu, bisa juga terjadi gangguan pernapasan seperti batuk dan sesak nafas, kesulitan menalan, gangguan tidur, mual dan muntah, bau mulut, dan sakit tenggorokan. Perasaan terbakar di bagian belakang tulang dada. Gejala di atas biasanya akan semakin memburuk saat penderita membungkuk, berbaring, atau pada beberapa saat setelah makan.

Perbedaan GERD dengan Maag

Kemas mengatakan, GERD dan maag memang sama-sama merupakan penyakit yang menyerang lambung. Namun, keduanya memiliki definisi, ciri, serta gejala yang berbeda. Dalam bahasa medis, maag disebut dengan gastritis. Maag merupakan sebuah kondisi di mana lapisan pelindung yang ada di dalam lambung meradang ataupun membengkak. Hal ini terjadi akibat infeksi bakteri yang menyebabkan luka serta iritasi pada lambung. 

Gejala maag adalah sering buang angin dan bersendawa, perut kembung pada bagian atas, mual dan muntah, nyeri pada ulu hati, perut terasa penuh saat makan terutama sebelum mampu menghabiskan makanan. Rasa sakit yang dialami penderita maag bisa datang dan hilang silih berganti. 

Sedangkan GERD, penyakit ini bisa dipicu karena stres, obesitas, ibu hamil yang aktif merokok dan sering minum alkohol, serta makan-makanan yang mengandung lemak.

Mencegah dan Mengobati GERD

Kemas mengatakan sebetulnya untuk mencegah GERD cukup mudah, yakni dengan menghindari makanan asam, makanan banyak lemak atau minuman alkohol. 

“Menjaga berat badan ideal, meninggikan kepala saat tidur, tidak berbaring atau tidur setidaknya dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah makan. Menghindari makanan atau minuman yang memicu iritasi seperti mengandung kafein, soda, pedas, asam, susu, dan mint. Tidak mengenakan pakaian yang terlalu ketat,” katanya.

Selain di atas sebaiknya hindari makan terburu-buru dan makan secukupnya jangan kekenyangan. “Serta hindari stress, jaga emosi supaya tetap tenang. Jangan dendam, marah ataupun dengki terhadap sesama,” pesannya.

Bila Mengalami GERD juga Covid-19

Dokter Spesialis Paru RS Persahabatan, Erlina Burhan, mengatakan pengidap GERD bakal semakin bermasalah kondisi kesehatannya, bila mengalami sesak napas saat terpapar Covid-19. 

 “Ini menjadi masalah saat si pasien terkena Covid lalu dia mengalami sesak. Kematian banyak terjadi karena banyak organ yang fungsinya berkurang, dan gagal berfungsi akibat kekurangan oksigen yang disebabkan virus Corona sudah meluas,” terangnya saat dihubungi terpisah. 

Ia menambahkan, penderita GERD yang terjangkit Covid-19 bakal mengalami kerusakan paru-paru, saat merasakan sesak napas yang semakin tak tertahankan.”Paru-parunya akan semakin rusak ketika mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Jadi sekali lagi, penyakit GERD bisa menyebabkan sesak. Covid-19 ini menyebabkan kerusakan dan bikin penderitanya kekurangan oksigen,” tuturnya.

Untuk itu, ia menyarankan apabila mempunyai riwayat penyakit GERD untuk segera divaksinasi, karena berbahaya bagi kesehatan dan bisa menyebabkan kehilangan nyawa.

“Sebaiknya segera  divaksinasi untuk meminimalisir potensi mereka terpapar virus mematikan ini. Kalau tidak akan berbahaya bagi dirinya. Untuk vaksinasi penderita GERD aman,” katanya.

Baca Juga: Hati-hati! GERD Jadi Kormobid Mematikan, Penderitanya Harus Divaksinasi Covid-19

Senada dengan Erlina, Kemas menyarankan agar penderita GERD divaksin, karena akan sulit disembuhkan. Vaksinasi, kata dia, salah satu hal penting yang harus dilakukan penderita penyakit ini. Namun, kata Dia, pasien GERD harus melihat apakah ada penyakit komplikasi atau tidak.

“Pasien GERD kalau sudah terkena Covid, itu susah untuk sembuh. Mereka mesti mendapatkan vaksin untuk menimalisir resiko, tapi harus dilihat apakah ada komplikasi penyakit lain atau tidak. Kalau tidak ada kontra indikasi harus divaksin,” katanya.

Share: Kenali Perbedaan GERD dan Maag, Apa Saja?