General

Antara “Deep Talk” atau “Receh” dalam Sebuah Hubungan, Mana yang Lebih Asyik?

Irfan — Asumsi.co

featured image
Unsplash/Brooke Cagle

Istilah Deep talk jadi perbincangan di Twitter. Netizen di media sosial berlogo burung biru itu berdebat mana yang lebih asyik dan penting untuk sebuah hubungan. Apakah ngomongin hal-hal yang mendalam dan bermakna (deep talk), atau justru sekadar berbagi meme receh dengan pasangan?

Isu ini mulanya dibahas oleh akun @actuallysadboy_. Dicuit pada 1 Juni 2021 lalu, ia menyebut kalau di usianya, ia lebih suka deep talk dengan pasangan ketimbang jalan, nongkrong, makan, atau hal semacamnya yang ia nilai enggak jelas.

Cuit ini direspons oleh banyak pengguna Twitter. Hingga 3 Juni 2021 sore, cuitan tersebut sudah disukai oleh 13.100 pengguna dicuit ulang 4.033 kali dan dicuit dengan komentar sebanyak 2.439 kali.

Kubu yang mendukung menilai kalau deep talk penting untuk saling memahami satu sama lain.

Tapi lucunya, banyak yang menilai kalau deep talk dengan pasangan adalah sesuatu yang membosankan. Netizen lain bahkan menyarankan si pencuit untuk mendatangi layanan kesehatan kalau memang butuh obrolan mendalam.

Beberapa netizen yang kontra, melihat si pencuit sangat mengglorifikasi tentang pentingnya deep talk. Padahal, biasanya hal ini hanya jadi pencitraan seseorang di awal masa pendekatan.

“Pas udah jadian mah kirim-kiriman meme receh lagi,” kata akun @romeogadungan. Cuitan ini juga disukai oleh banyak pengguna Twitter.

Netizen lain menyebut kalau sudah berumah tangga obrolannya malah lebih receh lagi. Mulai dari pintu yang sudah dikunci atau belum, atau cuma sekadar minta dibangunin karena mau main sepeda.

Jadi deep talk itu penting atau enggak nih?

Asumsi coba menghubungi Vanessa, pengelola akun Instagram @kedaicintakamu yang membahas soal hubungan, untuk menanyakan hal ini. Menurut Vanessa, dengan arti sebagai pembicaraan mendalam antara satu dengan yang lain, deep talk dalam hubungan tentu saja penting.

Ini sangat berguna untuk mengetahui sudut pandang pasangan kita masing-masing, memahami apa yang perlu ditoleransi dan apa yang perlu diusahakan dalam menjalin sebuah hubungan. Ini juga perlu untuk tahu prinsip-prinsip pasangan kita.

“Di awal hubungan, deep talk dapat membuat kita memahami challenge apa yang pasangan kita hadapi dan gimana caranya dia menghadapi itu,” kata Vanessa.

Ibarat peta dalam perjalanan sampai ke tujuan akhir yang baik bersama-sama, deep talk membantu pasangan untuk menyamakan pola pikir dan melihat sama atau tidaknya visi dan tujuan pasangan dengan kita.

“Kalau nggak diliat dari awal, malah akan bikin tersesat kalau tiba-tiba baru tahu kita nggak cocok dengan pasangan di tengah-tengah perjalanan,” ucap dia.

Untuk pasangan baru, mungkin deep talk akan sedikit karena lebih fokus untuk memberi kesan buat pasangan satu sama lain. “Tetapi deep talk enggak selalu tentang hubungan, bisa juga tentang social life,” ujar dia.

Baca juga: Bill dan Melinda Gates Umumkan Cerai Setelah 27 Tahun Menikah | Asumsi

Lalu, bagaimana dengan kegiatan-kegiatan receh, penting jugakah? Vanessa menyebut ini enggak kalah perlu. Utamanya sebagai penyeimbang supaya hubungan tidak selalu serius.

“Kalau nggak ada recehnya, hubungan jadi flat. Yang penting tau sikon dan timing. Untuk liat jokes-nya nyambung atau nggak dengan pasangan? Apalagi kalau pasangan untuk sehidup semati,” ucap dia.

“Kadang juga enggak harus nyambung karena loving is all about accepting, including sense of jokes-nya yang berbeda,” Vanessa menambahkan.

Menurut dia, tiap hubungan berbeda-beda. Jadi, tidak ada standar bagaimana menyeimbangkan antara pentingnya deep talk dengan perlunya hal-hal receh. “Yang penting, disesuaikan dengan waktu dan kondisi. Antara deep talk dan hal receh itu diseimbangkan dalam hubungan,” ucap dia.

Ia menyebut, dalam sebuah hubungan, usia memang kadang bisa jadi parameter dalam menjalankannya. Meski itu bukan hal mutlak. Menurutnya, semakin banyak pengalaman hidup, semakin dewasa seseorang dalam sebuah hubungan, terlepas dari umurnya.

“Mungkin untuk pasangan muda lebih ke all about creating good memories. Kalau pasangan dewasa akan lebih all about membuat pasangan stay dan nyaman dengan hubungan,” ucap dia.

Jadi, receh atau deep talk, yang penting seimbangnya ya. Bukan mana yang lebih baik!


Share: Antara “Deep Talk” atau “Receh” dalam Sebuah Hubungan, Mana yang Lebih Asyik?