Teknologi

Utak-Atik Nama Perangkat, Cara Nokia Bertahan Hidup?

Ridwan Achmad — Asumsi.co

featured image
Samuel Gibbs/The Guardian

Shakespeare boleh saja mempertanyakan arti sebuah nama, tapi Nokia mulai paham bahwa penamaan perangkat yang sederhana akan membuat konsumen lebih mudah memahami produk mereka. Menurut laporan, perusahaan Finlandia tersebut siap berganti sistem penamaan perangkat yang telah mereka gunakan sejak 2017. 

Saat ini, Nokia menggunakan skema penamaan numerik yang menyertakan “titik,” seperti Nokia 5.3, Nokia 5.4, dan seterusnya. Namun, seiring berjalannya waktu, nama-nama smartphone Nokia kini mulai tampak semakin rumit. Ke depannya, Nokia sepertinya bertekad memberi nama yang lebih sederhana. 

Rumor yang beredar adalah perangkat terbaru Nokia yang akan segera beredar di pasaran dinamai Nokia G10. Ada dugaan, kehadiran ponsel tersebut akan menjadi awal dari pergantian format penamaan ponsel Nokia yang baru. 

“Ponsel Nokia akan mengalami konvensi penamaan baru akhir tahun ini, yakni dengan menghilangkan semua ‘titik’ (pada nomor model ponsel),” tulis Nokibar dalam cuitan Twitter-nya. Nokibar merupakan wadah komunitas Nokia terbesar di China.

Dilaporkan Nokiamob.net, perangkat G10 milik Nokia ini disebut-sebut sebagai varian dual SIM dengan RAM 4 GB dan penyimpanan internal 64 GB, serta akan hadir dalam warna biru. Sejumlah bocoran juga menyebutkan bahwa Nokia G10 bakal memiliki layar seluas 6,4 inci dan ditenagai prosesor Octa Core. 

Dengan mengusung format model terbaru ini, Nokia diduga ikut mengadopsi tren yang dilakukan oleh vendor ponsel lainnya. Seperti Samsung misalnya, dengan ponsel seri A, M, dan S. Lalu ada Xiaomi yang mengandalkan lini Redmi Note dan seri K.

Apa saja perubahan yang pernah dilakukan Nokia?

Perkara pemberian nama perangkat nampaknya cukup menjadi agenda penting bagi Nokia. Di tahun 2011, Nokia menggunakan tiga digit angka untuk menamai produk-produk mereka. Satu yang sudah diperkenalkan adalah Nokia 500. Saat itu, Nokia menjelaskan bahwa produk-produknya akan menggunakan rentang angka 100 hingga 999. 

Angka-angka tersebut tidak sembarangan dipilih, karena bagi Nokia, masing-masing nama produk memiliki arti dari sisi harga maupun fitur yang diberikan.

“Terus terang, kami menyukai (model) penomoran. Bukannya kami takut bereksperimen dengan mencoba sesuatu yang baru. Namun pada akhirnya, kami sadar bahwa penamaan ponsel lewat penomoran telah bekerja dengan baik,” tulis Nokia dalam blognya waktu itu.

Lantas, apakah strategi ini akan melambungkan brand Nokia? 

Lucky Sebastian, pengamat smartphone Indonesia mengatakan sistem penamaan memang penting, untuk konsumen bisa tahu mereka ada di kategori smartphone seperti apa. Maksudnya adalah kelas smartphone yang digunakan, misalnya flagship, mi-range, atau budget.

“Nokia sendiri sampai sekarang masih berjuang untuk menarik banyak konsumen, tetapi memang secara teknologi yang disematkan HMD, belum ada yang benar-benar baru, bahkan disisi dimana dulu Nokia kuat, kamera, sekarang ini belum bergaung di produknya dibanding brand lain. Jadi, saya rasa Nokia masih mengandalkan juga nostalgia, karena berbarengan smartphone yang dulu ngetop,” ungkap Lucky.

Ditambahkan Lucky, kekuatan yang dibawa Nokia adalah jaminan 3th OS Android yang tampilannya hampir murni Android. Tetapi sekarang banyak brand juga tidak kalah dalam soal update, bahkan terbukti lebih cepat dibanding Nokia yang sebenarnya diharapkan updatenya lebih instan.

“Sampai sekarang pun belum ada gregetnya, malah hype produknya sekarang terasa tidak sebagus pertama kali muncul kembali,” terang Lucky.

Demi ‘top of mind’ konsumen

Menurut Danang Arradian, pengamat smartphone sekaligus content creator, langkah Nokia gonta-ganti nama sah-sah saja. Strategi ini akan berpengaruh kepada top of mind dan kemudahan identifikasi konsumen terhadap sebuah produk.

“Misalnya seri 9 berati premium, seri 1 entry level. Jadi tidak serta merta membuat nama Nokia berubah. Justru sebenarnya berisiko, karena konsumen harus melakukan identifikasi ulang. Tapi, mungkin Nokia juga sudah memiliki rencana jangka panjang terhadap penggantian ini,” ungkap Danang.

 

Share: Utak-Atik Nama Perangkat, Cara Nokia Bertahan Hidup?