BlackBerry dikabarkan akan ‘bangkit’ kembali. Setelah lama ‘terkubur’, mereka ingin eksis di jagad perponselan dunia. GSM Arena melaporkan bahwa BlackBerry tahun 2021 akan hadir dengan teknologi 5G.
CEO Onwords Mobility, Peter Franklin pun mengiyakan kabar tersebut. OnwardMobility merupakan pemegang lisensi baru BlackBerry setelah kerjasama brand itu selesai dengan TCL. Menurut Franklin, rencana kembalinya BlackBerry dengan mengusung teknologi 5G kini sedang disiapkan.
Ia juga mengungkapkan bahwa perusahaannya berada dalam jalur yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Kabarnya, dari sisi desain, BlackBerry akan membawa ‘nostalgia’ bagi penggunanya yakni tampilan keyboard fisik qwerty. Keyboard fisik merupakan andalan BlackBerry di masa jayanya dulu.
Dalam mengembangkan ponsel terbarunya ini, BlackBerry bekerjasama dengan Foxconn untuk menciptakan model pertama. Perangkat ini akan dirilis di Amerika Utara serta Eropa, dan juga akan tersedia di Asia. Belum ada tanggal peluncuran untuk ponsel BlackBerry ini secara pasti, hanya disebutkan “tahun 2021”.
Mengulang Kejayaan?
Sebelum 2012, BlackBerry sempat menjadi merek ponsel yang harum namanya. Aplikasi pengantar pesan BlackBerry Messenger, disingkat BBM, menjadi alasan banyak pengguna untuk beralih ke BlackBerry. Sebab, ponsel-ponsel lain di masa itu hanya menyediakan fitur pengantar pesan pendek (SMS) yang dikenai biaya.
Namun, popularitas ponsel pintar dari Apple dan Samsung yang mengusung sistem operasi lebih canggih dari BlackBerry harus membuat mereka tunduk terhadap cepatnya perubahan tren ponsel. Riset pasar dari Gartner pada tahun 2013 menyebut bahwa BlackBerry hanya mendapatkan 2,7 persen dari total penjualan ponsel dunia. Sementara, ponsel dan tablet Android menguasai 79 persen pasar.
Kabar bahwa BlackBerry akan kembali di tahun 2021 tentu membuat banyak orang skeptis, tapi juga penasaran. BlackBerry harus berhadapan dengan merek-merek yang saat ini unggul di market. Data IDC kuartal ketiga tahun 2020 menyebutkan bahwa terdapat lima merek yang saat ini mendominasi pasar. Lima merek tersebut adalah Vivo, OPPO, Samsung, Xiaomi, dan Realme.
BlackBerry harus berusaha ekstra keras jika mereka berniat memenangkan pasar. Lantas, apakah mungkin mereka memenangkan pertarungan? Lucky Sebastian, pengamat ponsel Indonesia menyebut, belum pernah ada brand-brand yang bangkit kembali kemudian berhasil.
“Semua brand yang mencoba comeback itu belum pernah ada yang berhasil, baik itu BlackBerry, Nokia dan Motorola,” ujarnya.
Terlebih, bengkitnya BB ini belum diketahui memiliki keunggulan lain selain 5G. Padahal, kalau kita bicara soal 5G, semua brand smartphone akan menyasar untuk menggunakan jaringan tersebut. Lucky pun menilai, kalau hanya mengandalkan nama besar atau warisan kejayaan BlackBerry di masa silam, sepertinya usaha BlackBerry untuk bangkit kembali tak akan berhasil.
“Lagipula, generasi muda sekarang kebanyakan tidak terikat atau punya kenangan dengan BB. BB harus bisa menawarkan sesuatu yang berbeda dengan device yang ada sekarang, baru memiliki kesempatan untuk comeback. Sekedar kenangan masa lalu tidak akan membuatnya diminati,” jelas dia.
Selain jaringan 5G, BlackBerry menggaungkan keyboard fisik sebagai fitur yang digemari penggunanya di masa lampau. Menurut Lucky, keyboard fisik memang begitu membantu pengguna ponsel di masanya. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan kebiasaan pengguna, nampaknya keyboard fisik tak akan menjadi daya tarik.
“On screen keyboard sekarang sudah sangat baik, yang membuat banyak orang bisa mengetik sangat cepat. Tetapi ya harus ditunggu hasilnya, apakah keyboard fisik ini bisa menjadi trend lagi. Lagipula kali ini BB akan dipegang perusahaan baru, OnwardMobility. Untuk bersaing dengan device-device sekarang, butuh teknologi yang maju, spek bagus, dan harga yang ketat. Apakah OnwardMobility yang belum berpengalaman bisa menghadirkan smartphone punya kemampuan ini?” katanya.
Penggemar Fanatik BlackBerry Masih Berharap
Meski 10 tahun lebih BlackBerry ‘tenggelam’, namun masih ada yang menunggu-nunggu kehadiran ponsel ini. Keyth David, seorang penggemar BlackBerry yang bekerja di Discovery Channel mengatakan dia merupakan loyalis Blackberry. Sudah bertahun-tahun ia memegang ponsel tersebut.
“Jika masih didukung, saya akan menyimpannya. Saya hanya akan melepasnya ketika semua pembuat aplikasi mulai mundur,” kata Keyth, seperti yang dilaporkan Wired.
Bahkan, dia berharap, agar nantinya BlackBerry 5G dapat mengeluarkan keypad secara fisik. Hal itu lantaran dirinya tak menyukai layar sentuh. Pernah ia menjual iPhone gara-gara tak menyukai layar sentuh.
“Bahkan sampai-sampai saya menjual iPhone untuk membeli Blackberry,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Lara Mingay. Pendiri LM Communications ini tidak pernah memiliki iPhone sebagai telepon genggamnya. Setidaknya itu hingga Februari tahun lalu. Tetapi jangan ditanya soal Blackberry. Dia mengaku memiliki seluruh seri sejak awal BlackBerry hadir. Namun karena operating system yang tidak lagi mendukung oerangkat BlackBerry yang ia miliki, akhirnya ia harus beralih ke Apple.
“BB saya pada dasarnya berhenti bekerja. Dan, itu baru saja mati,” jelasnya.