Pasca pensiun dari jabatannya sebagai Panglima TNI pada Sabtu, 31 Maret 2018 lalu, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo kerap dipertanyakan arah dukungan politiknya. Ia bahkan sempat masuk dalam daftar nama-nama yang memiliki elektabilitas tinggi untuk bersaing di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namun, setelah Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin terpilih menjadi pasangan calon presiden (capres) nomor urut 01 dan Prabowo Subianto-Sandiaga capres nomor urut 02, Gatot Nurmantyo sempat tak terdengar kabarnya.
Namun kini, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Dara itu itu tiba-tiba menjadi perbincangan kembali di berbagai media, karena ada foto dirinya yang terpampang dalam banner yang dipasang di Posko Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. BPN Prabowo-Sandi di Surakarta, Kurnia Sari, mengatakan bahwa spanduk tersebut berasal dari relawan. Di bawah baliho terdapat spanduk warna kuning yang berasal dari Caleg Partai Berkarya, Purwanto. Spanduk ini berisi tulisan ‘Sugeng Rawuh’ atau yang berarti selamat datang. Terdapat pula foto Djoko Santoso, Rachmawati dan Mayjen (purn) Musa Bangun.
“(Foto Gatot Nurmantyo) itu dari relawan. Memang di situ kan ada spanduk lain, dari caleg juga ada. Ini dari relawan yang mungkin dari purnawirawan TNI,” kata Kurnia Sari.
Baca Juga: Jokowi atau Prabowo? Ke Mana Arah Politik Gatot Nurmantyo Usai Gagal Nyapres?
Baliho itu akhirnya diketahui Gatot, dan ia menyatakan keberatan fotonya digunakan oleh tim pemenangan Prabowo-Sandi. Gatot merasa penggunaan foto itu tanpa persetujuan dari dirinya. Protes itu ia sempat ungkapan di dalam akun Instagram pribadinya @nurmantyo_gatot.
Dia menyatakan bahwa dia tidak pernah ditemui dan tidak pernah diberitahu secara langsung. Gatot pun meminta agar fotonya dilepas dari spanduk dan baliho tim pemenangan Prabowo-Sandi. Gatot juga mengunggah foto berupa spanduk dan baliho yang mencantumkan fotonya.
“Saya nyatakan bahwa saya tidak tahu menahu, tidak pernah dimintai persetujuan atau diberi pemberitahuan baik secara lisan maupun verbal. Untuk itu, Saya mohon agar foto saya diturunkan dari baliho tersebut secepatnya,” tulis Gatot dalam keterangan foto.
Gatot Nurmantyo Soal Arah Dukungannya ke Jokowi Atau Prabowo di Pilpres 2019. Jenderal Gatot Nurmantyo akhirnya angkat bicara terkait arah pilihannya di Pilpres 2019 mendatang, antara Jokowi-Ma’ruf Amin atau Prabowo-Sandiaga Uno. Sebelumnya, Jenderal Gatot Nurmantyo bereaksi saat fotonya dicatut di baliho Pilpres 2019 Prabowo-Sandiaga Uno di Solo.
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu juga memberi klarifikasi bahwa dia tidak menyatakan dukungan terhadap pasangan calon presiden manapun, baik Prabowo Subianto-Sandiaga Uno maupun Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Yang jelas, untuk saat ini saya netral dan baik dengan semua, karena ditanya baik memilih pemimpin kita,” ujar Gatot, Minggu, 13 Januari 2019.
Respon Pihak Prabowo-Sandi
Sejak Senin, 14 Januari 2019 kemarin, spanduk yang memasang foto Gatot kini sudah tidak terlihat lagi. BPN Prabowo-Sandiaga sendiri belum mengetahui soal spanduk baliho yang mencantumkan foto Gatot Nurmantyo.
“Wah, itu masalah yang tidak saya mengerti di sana,” ujar Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso di Kantor DPP PKS, Minggu, 13 Januari 2019.
Priyo mengklaim bahwa pada dasarnya Gatot Nurmantyo punya hubungan baik dengan Prabowo-Sandiaga Uno dan BPN. Namun, dia bisa memahami jika Gatot tidak ingin menunjukan keberpihakannya.
“Pak Gatot memiliki hubungan yang baik dengan kami, dengan teman-teman tim BPN. Tetapi mungkin beliau belum berkenan untuk secara simbolik ke sana ya enggak apa-apa,” ujar Priyo.
Berbeda dengan Priyo, Hidayat Nur Wahid (HNW), Wakil Ketua Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno justru menuding foto mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo itu diselundupkan. Dia bahkan meminta hal itu diusut.
“Sangat mungkin juga ada yang menyelundupkan. Karena jelas dari awal kami mengerti bahwa Pak Gatot bukan bagian dari BPN. Buat apa kan beliau di situ?” kata HNW di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin, 14 Januari 2019.
Lebih dari itu, HNW menilai masih banyak tokoh lain yang lebih berpengaruh untuk dipasang di baliho Prabowo. “Nggak ada untungnya juga. Lebih banyak tokoh yang sangat menjual. Pak Djoko Santoso senior Pak Gatot. Sama-sama mantan Panglima TNI. Juga ada nama Prabowo, Habib Salim Segaf. Jadi saya khawatir ada yang memasang, entah siapa,” klaimnya.