Entah sudah berapa kali Sri Mulyani menerima penghargaan. Yang terbaru, ia baru saja mendapatkan penghargaan Menteri Keuangan Terbaik tahun 2019 lingkup Global dan Asia Pasifik. Penghargaan ini dirilis oleh majalah keuangan The Banker milik Financial Times. Dalam publikasi resminya, dijelaskan bahwa The Banker memberikan penghargaan pada Sri Mulyani karena mampu bertahan dengan baik menghadapi berbagai macam bencana yang menghampiri Indonesia selama tahun 2018. “Sebagai respons, Sri Mulyani melakukan modernisasi respon negara tersebut terhadap bencana alam melalui pembiayaan risiko bencana dan strategi asuransi baru,” tulis majalah The Banker. Diberikannya Sri Mulyani penghargaan ini pun menahbiskan posisi Sri Mulyani sebagai menteri dengan segudang prestasi dan karir yang gemilang.
Kemampuan Sri Mulyani sebenarnya sudah disadari oleh banyak pihak sejak lebih dari 10 tahun yang lalu. Berdasarkan artikel CNBC Indonesia, Sri Mulyani pertama kali mendapatkan penghargaan di tanggal 18 September 2006. Kala itu, Sri Mulyani menyabet gelar Menteri Keuangan terbaik di Asia dalam sidang tahunan Bank Dunia – IMF di Singapura. Di tahun yang sama, ia mendapatkan gelar penghargaan Menteri Keuangan terbaik versi Euro Money. Kemudian, di tahun 2007, Sri Mulyani menyabet penghargaan wanita paling berpengaruh ke-23 di Indonesia versi majalah Globe Asia.
Kembalinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan di pemerintahan Jokowi membuat ia kembali dihujani prestasi. Di tahun 2017 dan 2018, misalnya, ia mendapatkan penghargaan menteri keuangan terbaik versi majalah Finance Asia. Dalam acara Government Summit 2018, yang diselenggarakan di Dubai, Sri Mulyani menyabet gelar menteri terbaik dunia.
Tidak hanya gelar, karir yang Sri Mulyani capai juga begitu cemerlang. Sebagai menteri keuangan, ia sudah bekerja di bawah dua presiden yang berbeda, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi). Sebelum menjadi menteri keuangan, tepatnya di tahun 2002 yang lalu, ia pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif IMF mewakili 12 negara di kawasan Asia Tenggara. Kemudian, ia juga pernah menjadi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Pelaksana Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Meski begitu, jelas salah satu pencapaian tertinggi Sri Mulyani adalah ketika dirinya terpilih menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Ia mengemban jabatan ini dari tahun 2010 hingga 2016, sebelum kembali menjadi Menteri Keuangan di bawah pemerintahan Jokowi.
Meski baru saja diberikan prestasi sebagai menteri keuangan terbaik, Sandiaga merasa masih ada yang kurang dari kinerja Sri Mulyani. “Ya kita ucapkan selamat karena gimanapun juga penghargaan harus diapresiasi, dan ada beberapa komentar dari penasihat kami, Pak Rizal Ramli maupun beberapa ekonom yang menyatakan bahwa kita harus melihat dari segi capaian lapangan kerjaan yang tercipta dari ekonomi kita,” ungkap Sandi di Sepatan, Tangerang, Banten, Minggu (6/1) kemarin. Ia pun melanjutkan, “dan juga gimana pengelolaan anggaran negara yang bisa menghadirkan penurunan ketimpangan karena pertumbuhan itu baik, tapi yang kita inginkan pertumbuhan berkualitas. Kita juga punya tantangan, ekonomi kita semakin sulit, masyarakat sulit dapatkan pekerjaan, lapangan pekerjan juga hasilkan suatu fenomena masyarakat, menurunnya harga bahan pokok bergejolak itu yang jadi PR kita ke depan,” lanjut Sandi.
Ia pun tidak hanya berhenti di permasalahan-permasalahan ekonomi yang dianggapnya masih menyelimuti Indonesia. Ia sendiri meragukan kalau penghargaan itu benar adanya. “Asing mungkin memberikan award karena masyarakat sedang dikuasai kepentingan asing, kita justru ingin award datang di masyarakat sendiri, bahwa Alhamdulillah ekonomi kita membaik sehingga kita enggak sulit,” tuturnya. “Tadi kita bicara sama ibu-ibu yang lagi bikin sabun, wah pendapatannya menurun dari suaminya, sehingga mereka harus punya usaha sendiri, harga-harga naik, mereka sampaikan seperti itu, kalau award datang dari ibu-ibu ini, alangkah lengkapnya selain daripada majalah banker, The Banker,” ucapnya.