Bukan, bukan Daniel Wellington, Fossil, atau Timex yang termasuk jam super mahal. Jam super mahal di sini harganya bisa setara dengan satu mobil Alphard atau bahkan seharga satu buah rumah. Jam tangan inilah yang entah mengapa digemari banyak pria dewasa.
Ketika mereka bertambah kaya, dan sampai di titik di mana ia benar-benar kaya, hobi tertentu merupakan cara yang dipakai untuk menghambur-hamburkan uangnya. Eits, sebagai disclaimer, bukannya mau seksis ya. Tapi memang, pria-pria (atau ya, lebih mungkin bapak-bapak) yang kaya ini punya beragam hobi di waktu luangnya. Salah satunya adalah mengoleksi jam tangan. Terus? Yaudah beli aja. Boleh dipakai, atau dipajang. Yang penting beli dulu.
Jam tangan yang dibeli juga biasanya bisa di atas 100 jutaan. Yang 100 juta aja sama para kolektor jam tangan mahal gituan udah dibilang murah banget. Mau yang lebih mahal? Richard Mille ada yang harganya sampai $2,2 juta. Berapa itu kalau dikurs ke Rupiah? Ya kira-kira Rp3 milar lah. Itu baru mahal.
Nah, harga yang segitu mahalnya bikin kalian penasaran enggak sih, kenapa para kolektor yang kebanyakan pria-pria dewasa itu rela mengeluarkan duit sebanyak itu? Mungkin beberapa alasan di bawah ini bisa jadi latar belakangnya.
Beda sama sobat misqueen yang beli jam tangan sekali pake terus enggak bisa dijual lagi, jam-jam yang jumlahnya terbatas ini pas dijual lagi ke toko jam tangan harganya enggak begitu jauh. Apalagi, harganya itu kan pake Dolar AS ya, jadi harganya cenderung lebih stabil. Bahkan, jam tangan ini bisa banget jadi investasi buat masa depan di negara-negara yang mata uangnya enggak begitu kuat kayak Indonesia.
Lah, kok duit yang turun bisa jadi investasi? Logikanya gini. Anggaplah seorang cowok beli jam tangan X di harga $1 juta, dengan kurs rupiah 1 Dolar AS seharga 10 ribu Rupiah. Berarti dia harus bayar 10 miliar Rupiah. Terus, pas dia mau jual lagi, ternyata Rupiah lagi melemah kayak sekarang yang $1-nya bisa sampai 15 ribu Rupiah. Pas tuh cowok mau jual tangannya, ternyata harganya turun 100 ribu dolar AS, jadi cuman seharga $900 ribu. Dengan kurs yang 15 ribu Rupiah, jam tangan itu pas dijual lagi justru naik harganya jadi 13,5 miliar Rupiah. Lebih untung, kan? Ini lah investasi terselubung yang bisa banget kalian kalo kalian emang punya duit sebanyak ini. Hehe.
Kalo kalian cuman pengen gengsi-gengsian dengan kawan, iPhone X doang mah udah enggak cukup. Yang make iPhone itu jumlahnya banyak banget. Terlepas seberapa mahal harganya, barang kayak iPhone udah enggak bisa lagi jadi patokan gengsi-gengsian kalo kalian udah sekaya om-om yang emang hobi koleksi jam tangan.
Gengsi-gengsian sama temen-temennya buat om-om ini ada di level “seberapa ‘terbatas’ dan seberapa mahal jam tangan yang dipake di tangan”. Kalo udah nyentuh 1 miliar, biasanya jam tangan tersebut udah bisa bikin orang yang tau ‘wow’ sama om-om tersebut. Tapi jadi mikir enggak sih, kalo jam tangannya aja 1 miliar, dia beli rumah dan mobil yang harganya berapa ya?
Ya, buat ngomong di tulisan ini, emang basisnya hanya dengan basis penelitian heuristik yang sifatnya pengamatan personal aja, sih. Tapi, kayaknya kalau cewek-cewek atau ibu-ibu itu punya standar gengsinya sendiri yang beda sama om-om tersebut. Biasanya kan, tas, makeup, sepatu, dan perhiasan selain jam tangan seperti anting atau kalung. Beda sama cowok yang emang secara konvensional, perhiasan yang ada di badannya paling cuman jam tangan, kaca mata, dan kalung (buat beberapa daerah doang juga sih,ini). Jadi ya, dengan perbedaan-perbedaan ini, jam tangan pun jadi sebuah hobi yang emang nempel banget sama cowok-cowok atau om-om yang udah tajir melintir gitu.