Muhammad Fadli Imammudin, atau Fadli, mungkin telah diketahui kisahnya oleh sebagian orang. Ia adalah mantan pebalap sepeda motor. Dalam ajang Supersport Asia Road Racing Championship (ARCC) 2015 seri II di Sirkuit Internasional Sentul, Jawa Barat, ia mengalami kecelakaan hebat. Setelah Fadli melintasi garis finish pada posisi terdepan, ia tertabrak pebalap sepeda motor di belakangnya. Dirawat enam bulan di rumah sakit ternyata tetap membuat Fadli harus mengalami kenyataan pahit, yaitu kehilangan satu kakinya. Sekarang, Fadli telah berhasil bangkit dari kesedihahnnya dan siap bersinar di Asian Para Games 2018 cabang olah raga balap sepeda. Apa yang membuat ia bangkit? Bagaimana prosesnya? Apa saja prestasi yang diraihnya setelah menjadi atlet balap sepeda?
Profil
Fadli adalah seorang kelahiran Bogor, 32 tahun lalu. Dengan nama asli Muhammad Fadli Imammudin, ia seringkali dipanggil Fadli atau M Fadli. Fadli telah memulai debut balapannya di tahun 2001, yaitu di ajang 2001 balap skuter.
Beberapa prestasi balapan motor yang pernah diraih oleh Fadli antara lain adalah Medali Emas PON 24 tahun 2004 Palembang Kelas 4 Tak 110 cc beregu dan kelas 2 Tak Underbone. Kemudian, di tingkat internasional, ia pernah menjuarai FIM UAM Asian Road Race 2004 Kelas 110 cc Seeded 2004. Kemudian, ia juga pernah menduduki peringkat enam Supersport 600 FIM Asian GP 2008. Di tahun 2014, setahun sebelum kecelakaan hebat menimpanya, ia dikontrak Astra Honda Indonesia.
Dari Dorongan Keluarga Hingga Kesempatan Kedua
Ketika Fadli mengalami patah kaki, banyak spekulasi yang mengatakan bahwa cedera di kakinya tetap dapat disembuhkan. Namun ternyata, fakta berkata lain. M Fadli harus diamputasi. Enam bulan dirawat di rumah sakit, lalu pulang dan beristirahat selama 1 tahun di rumah, Fadli memutuskan untuk aktif bersepeda. Sepeda sendiri merupakan salah satu alat yang memang ia gunakan untuk melatih dirinya sebagai pebalap motor dulu. Tentu, dengan kaki yang tidak lagi sempurna, ada kesulitan untuk beradaptasi. Namun, Fadli terus berusaha. Dorongan keluarga merupakan alasan utama untuk Fadli bangkit.
Dalam prosesnya sebagai atlet pebalap sepeda, ia tidak pernah berhenti berlatih. Dari Senin-Jumat, dengan pola tiga jam untuk di pagi hari dan tiga jam di malam hari, Fadli terus berusaha agar dapat memiliki performa terbaik sebagai pebalap sepeda. Kerja kerasnya ini berhasil membuatnya mendapatkan kesempatan kedua sebagai pebalap, namun kali ini sebagai pebalap sepeda. Kesempatan kedua ini pun membuahkan hasil yang sangat baik. Di Asean Para Games 2017, Fadli berhasil membawa setidaknya dua medali, yaitu perunggu di kelas 1.000 meter dan perak di 4.000 meter.
Bercita-cita Menjuarai Asian Para Games 2018 dan Mengikuti Paralympic Tokyo
Tidak neko-neko, untuk Asian Para Games 2018 Jakarta kali ini, target Fadli adalah juara. Ia berharap bahwa dengan menjuarai Asian Para Games ini, ia juga dapat tampil di Paralympic Tokyo yang akan dilaksanakan 2020. Harapan ini ternyata tidak hanya dimiliki oleh Fadli. Menteri Pariwisata, Arief Yahya, ternyata juga mengeluarkan pernyataan hormatnya pada Fadli atas apa yang telah dilaluinya. Ia hormat karena rasa untuk dapat mengharumkan nama bangsa Fadli tidak pernah luntur, bahkan ketika ia telah mendapatkan musibah besar hingga kehilangan kakinya.