Budaya Pop

Ngobrolin ‘Game of Thrones’ dan Kaitannya Dengan Politik di #AsumsiLive

Winda Chairunisyah Suryani — Asumsi.co

featured image

Guys, kalian udah pada tau dong, kalau besok, 20 Maret, Tim ASUMSI bakalan bikin acara #AsumsiLive lagi di @america, Pacific Place Mall, Jakarta Selatan. Kali ini, tema yang bakal diangkat adalah Behind The Iron Throne, di mana kita bakalan diskusi seru tentang serial drama Game of Thrones dan tentunya juga bahas politik secara asyik.

Serial drama berjudul Game of Thrones (GoT) ini menjadi bukti, lho, untuk kita warga Indonesia, bahwa enggak semua TV series itu punya kualitas gambar yang buruk dan alur cerita yang mudah ditebak. Garis besar ceritanya emang hampir mirip kayak drama-drama India yang menggambarkan tentang perebutan kekuasaan. Tapi tenang, kalian enggak akan nemuin adegan satu tokoh yang lagi kaget kemudian kamera di-zoom berkali-kali.

Hal paling unik dari drahol (drama hollywood) satu ini, yaitu, no main character alias enggak ada tokoh utama yang benar-benar ditonjolkan. Dalam GoT, semua tokoh ditampilkan layaknya manusia biasa yang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Enggak ada tokoh yang benar-benar sempurna, sehingga kita sebagai penonton pun akan dibuat bingung dalam memilih tokoh idola di drama tersebut.

Cerita GoT ini sendiri awalnya berasal dari serial novel fantasi A Song of Ice and Fire karangan George RR Martin, di mana buku pertamanya berjudul A Game of Thrones. Serial mengenai pertentangan kekuasaan di Tujuh Kerajaan (Seven Kingdoms) di benua fantasi Westeros ini tayang sejak 2011, dan tiap season hanya terdiri atas 10 episode. Serial ini juga mengudara tiap tahun pada bulan April hingga Juni.

Episode terakhir season ke-tujuh serial fantasi Game of Thrones sukses menarik banyak peminat. Tayangan yang berjudul The Wolf and The Dragon itu berhasil meraih penonton serial TV tertinggi dengan 12,1 juta pemirsa. Dikutip dari USA Today, HBO menyatakan kalau jumlah itu belum termasuk penonton dari akses khusus pelanggan setia saluran tersebut. Bila digabung, secara keseluruhan penutup musim ke-tujuh GoT mendapat 16,5 juta pemirsa.

Jumlah itu ngebuktiin kalo serial drama atau sinetron atau drahol berjudul Game of Thrones ini diminati oleh banyak orang. Meskipun ceritanya didominasi oleh adegan perang-perangan, kerajaan hingga bunuh-bunuhan, tapi sadar enggak sih kalau film GoT yang ngebahas tentang kekuasaan ini merupakanbentuk gambaran politik juga?

“Mungkin banyak orang yang enggak sadar bahwa mereka sedang nonton sebuah tontonan yang sangat-sangat politis,” ujar Editor in Chief ASUMSI.CO Pangeran Siahaan, pada Senin, 19 Maret.

Serial yang benar-benar ngebahas soal politik, kata Pangeran, sebenarnya banyak. Contohnya House of Cards dan Scandal yang benar-benar bercerita tentang isu perpolitikan seperti anggota DPR Amerika yang kemudian jadi Presiden, dan bahas tentang partai politik. Sedangkan, dramhol Game of Thrones sendiri sebenarnya bukan serial politik.

“Kaitan langsung sih enggak ada tentu saja, cuma kita bisa narik garis paralel, kira-kira gimana dan bisa kita jadiin refleksi, bisa kita komparasiin. Plek-plekan sama sih enggak ada, tentu saja, tapi, soal tarik menarik kekuasaan, soal intrik-intrik politik itu sih di mana-mana serupa, lah. Dan itu yang mau kita cermati besok, di acara besok,” kata Pangeran.

Dalam acara #AsumsiLive kali ini, Pangeran beserta tim ASUMSI lainnya ingin ngasih bukti bahwa untuk ngomongin hal-hal tentang politis enggak harus dengan teori politik, tetapi bisa juga dengan budaya pop atau suatu acara yang ada di serial televisi. Sehingga, kita bisa tahu, bahwa hal yang politis itu bukanlah sesuatu yang membosankan, karena ada banyak cara dan sudut pandang untuk memahaminya, salah satunya melalui TV series Game of Thrones.

“Buat orang-orang yang besar kemungkinan yang enggak tertarik sama politik ya, menurut gue, ini acara buat orang-orang yang mungkin enggak suka politik yang selama ini diomongin dengan cara yang biasa, dan mau ngomongin dengan perspektif yang berbeda, ya dengan Game of Thrones,” ujar Pangeran.

Jadi, buat kalian yang penasaran, bagaimana bisa serial Game of Thrones dikaitkan dengan politik, atau mau tau tentang teori politik dengan perspektif yang berbeda, Langsung aja ikutan #AsumsiLive yang ke-11 ini, langsung aja datang ke Pacific Place Mall, besok 20 Maret 2018. Selain dapet ilmu secara gratis, kalian juga akan ditemani diskusi bersama Pangeran Siahaan, Ismanto Hadi, Zul Guci, dan Stefanus Angga!

Share: Ngobrolin ‘Game of Thrones’ dan Kaitannya Dengan Politik di #AsumsiLive